Martinez: Generasi 1986 Menginspirasi Belgia, Tapi Skuat 2018 Membuat Sejarah

Minggu, 15 Juli 2018 - 07:37 WIB
Martinez: Generasi 1986 Menginspirasi Belgia, Tapi Skuat 2018 Membuat Sejarah
Martinez: Generasi 1986 Menginspirasi Belgia, Tapi Skuat 2018 Membuat Sejarah
A A A
SAINT PETERSBURG - Pelatih Roberto Martinez mengklaim tempat ketiga di Piala Dunia 2018 menjadi warisan yang kuat untuk sepak bola Belgia. Eden Hazard dkk selangkah lebih maju dibanding Generasi 1986 di Meksiko.

Belgia menyegel tempat ketiga seusai mengalahkan Inggris 2-0 pada play-off di Saint Petersburg Stadium, Saint Petersburg, Sabtu (14/7/2018). Gol-gol Belgia dicetak Thomas Meunier menit keempat, dan Eden Hazard (82), (Baca Juga: Lumpuhkan Inggris, Belgia Rebut Tempat Ketiga di Piala Dunia).

"Kami menetapkan tonggak nyata dan itulah yang pantas bagi para pemain ini," kata Martinez dilansir Reuters.

"Kami ingin memenangkan Piala Dunia? Pasti. Saat Anda mengalahkan Brasil dan lolos ke semifinal, fokusnya adalah mencoba memenangkannya. Tapi kami juga harus realistis dan ketika Anda melihat turnamen ke belakang, pemain-pemain ini mencatatkan sejarah kembali di Belgia, dan itu yang terpenting," imbuh Martinez.

Mantan pelatih Wigan Athletic itu mencatat bahwa timnya telah selangkah lebih maju dibanding skuat Belgia di Piala Dunia 1986, yang kalah dalam pertandingan play-off mereka dan menempati posisi keempat.

"Generasi '86 di Meksiko selalu menjadi inspirasi dan menetapkan standar visi untuk semua sepak bola di Belgia, dan sekarang pemain ini telah melampaui itu, dan itu bersejarah. Diperlukan 32 tahun untuk berada di posisi ini dan itu memberi kepuasan yang nyata.”

“Ini adalah cara kami mencapainya. Cara kami bermain dengan brand sepak bola Belgia, kebersamaan, dan fleksibilitas yang kami tunjukkan secara taktis.

"Ini adalah perjalanan yang penuh kesuksesan, tetapi dalam sepak bola Anda perlu melihat ke depan dan meningkatkan prestasi dengan peluang yang kami miliki."

Martinez mengatakan Belgia sekarang harus bekerja pada struktur junior mereka dan membuat tim usia muda memenangkan trofi lebih banyak. "Agar ada aliran bakat tanpa batas ke dalam tim nasional," ungkapnya.

Pelatih kelahiran Balaguer, Spanyol, 13 Julu 1973, itu juga menerangkan soal keberadaan keluarga pemain di kamp pelatih Belgia. Menurutnya setelah kekalahan 0-1 dari Prancis di semifinal, pasukannya butuh meningkatkan mood untuk bermain di play-off peringkat ketiga dan keempat.

"Play-off akan menjadi pertandingan yang sulit bagi tim yang masih berkubang dalam kekecewaan karena kehilangan final Piala Dunia."
(sha)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7682 seconds (0.1#10.140)
pixels