Ada Argentina di Final
A
A
A
MOSKOW - Laga final Piala Dunia 2018 didominasi tim Eropa akan dipimpin oleh wasit asal Amerika Selatan. Nestor Pitana yang akan dibantu asistennya Hernan Maidan serta Juan Pablo merupakan pengadil lapangan hijau dengan reputasi positif dan segudang pengalaman.
Pitana sudah mengatur jalannya pertandingan sebanyak empat kali pada Piala Dunia 2018, yakni antara Rusia kontra Arab Saudi di laga pembuka, Meksiko kontra Swedia (penyisihan), Kroasia dan Denmark (16 besar), dan Uruguay kontra Prancis pada babak perempat final.
Selama di Piala Dunia 2018, mantan aktor itu mengeluarkan 12 kartu kuning yang lima di antaranya pada laga Meksiko kontra Swedia. Dia juga mengeluarkan empat kartu kuning saat Prancis menekuk Uruguay 2-0. Salah satunya terhadap striker Les Bleus , Kylian Mbappe, karena melakukan diving .
“Saya merasa senang dapat terpilih menjadi wasit di babak final Piala Dunia 2018. Mirip seperti saat saya menjadi ayah untuk pertama kali,” ujar Pitana saat diwawan carai FIFA.com. “Kami ingin menuntaskan tugas kami dengan penuh tanggung jawab dan sepenuh hati,” katanya.
Pitana akan menjadi wasit Argentina kedua yang mengatur jalannya pertandingan di babak final Piala Dunia setelah Horacio Elizondo pada 2006. Guru fisika itu juga menjadi wasit Argentina kedua yang berpartisipasi dalam dua Piala Dunia setelah Norberto Coerezza pada 1970 dan 1978.
Pitana mulai meniti karier sebagai wasit internasional pada 2010. Dia merupakan salah satu wasit Amerika Selatan paling ber pengalaman. Lelaki berusia 43 tahun itu pernah memimpin empat laga Piala Dunia 2014 Brasil, termasuk laga antara Jerman kontra Prancis pada perempat final. Setahun sebelum berangkat ke Brasil, dia menjadi wasit pada Piala Dunia U-17.
Pada 2015, dia dipanggil menjadi wasit Copa America untuk pertama kalinya. Pitana kembali ke Brasil setahun berikutnya untuk memimpin laga antara Jerman kontra Nigeria dalam Turnamen Sepak Bola Olimpiade. “Kami menginvestasikan banyak waktu di bidang yang kami sukai.
Ketika nama saya dipanggil, perasaan saya menjadi campur aduk. Hal itu sulit digambarkan dan hanya bisa di mengerti para wasit. Selama beberapa kali, kami meninggalkan anak dan istri di rumah,” kata Pitana. Menurut Pitana, pada babak final Piala Dunia 2018 akan menjadi laga menegangkan, sengit, dan menarik untuk ditonton.
Selain kedua tim diperkuat para pemain berkelas, Prancis dan Kroasia mencapai titik puncak melalui kerja keras serta perencanaan matang. Mereka akan ber tarung mati-matian. Pitana mengaku siap memimpin jalannya laga penutup Piala Dunia 2018.
Dia tidak memiliki persiapan khusus sebelum pergi ke Stadion Luzhniki. “Kami tidak akan melakukan perubahan apa pun dari apa yang sudah kami lakukan. Kami hanya perlu fokus untuk menjaga fair play,” katanya.
Pitana sudah mengatur jalannya pertandingan sebanyak empat kali pada Piala Dunia 2018, yakni antara Rusia kontra Arab Saudi di laga pembuka, Meksiko kontra Swedia (penyisihan), Kroasia dan Denmark (16 besar), dan Uruguay kontra Prancis pada babak perempat final.
Selama di Piala Dunia 2018, mantan aktor itu mengeluarkan 12 kartu kuning yang lima di antaranya pada laga Meksiko kontra Swedia. Dia juga mengeluarkan empat kartu kuning saat Prancis menekuk Uruguay 2-0. Salah satunya terhadap striker Les Bleus , Kylian Mbappe, karena melakukan diving .
“Saya merasa senang dapat terpilih menjadi wasit di babak final Piala Dunia 2018. Mirip seperti saat saya menjadi ayah untuk pertama kali,” ujar Pitana saat diwawan carai FIFA.com. “Kami ingin menuntaskan tugas kami dengan penuh tanggung jawab dan sepenuh hati,” katanya.
Pitana akan menjadi wasit Argentina kedua yang mengatur jalannya pertandingan di babak final Piala Dunia setelah Horacio Elizondo pada 2006. Guru fisika itu juga menjadi wasit Argentina kedua yang berpartisipasi dalam dua Piala Dunia setelah Norberto Coerezza pada 1970 dan 1978.
Pitana mulai meniti karier sebagai wasit internasional pada 2010. Dia merupakan salah satu wasit Amerika Selatan paling ber pengalaman. Lelaki berusia 43 tahun itu pernah memimpin empat laga Piala Dunia 2014 Brasil, termasuk laga antara Jerman kontra Prancis pada perempat final. Setahun sebelum berangkat ke Brasil, dia menjadi wasit pada Piala Dunia U-17.
Pada 2015, dia dipanggil menjadi wasit Copa America untuk pertama kalinya. Pitana kembali ke Brasil setahun berikutnya untuk memimpin laga antara Jerman kontra Nigeria dalam Turnamen Sepak Bola Olimpiade. “Kami menginvestasikan banyak waktu di bidang yang kami sukai.
Ketika nama saya dipanggil, perasaan saya menjadi campur aduk. Hal itu sulit digambarkan dan hanya bisa di mengerti para wasit. Selama beberapa kali, kami meninggalkan anak dan istri di rumah,” kata Pitana. Menurut Pitana, pada babak final Piala Dunia 2018 akan menjadi laga menegangkan, sengit, dan menarik untuk ditonton.
Selain kedua tim diperkuat para pemain berkelas, Prancis dan Kroasia mencapai titik puncak melalui kerja keras serta perencanaan matang. Mereka akan ber tarung mati-matian. Pitana mengaku siap memimpin jalannya laga penutup Piala Dunia 2018.
Dia tidak memiliki persiapan khusus sebelum pergi ke Stadion Luzhniki. “Kami tidak akan melakukan perubahan apa pun dari apa yang sudah kami lakukan. Kami hanya perlu fokus untuk menjaga fair play,” katanya.
(don)