DFB Mengaku Menyesal Kritik Oezil
DFB Mengaku Menyesal Kritik Oezil
A
A
A
BERLIN - Presiden Asosiasi Sepak Bola Jerman (DFB) Reinhard Grindel menyesal bahwa kritikannya terhadap pertemuan Mesut Oezil dan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan telah digunakan untuk slogan-slogan rasis di Jerman. Grindel juga mengakui bahwa dia gagal memberikan dukungan kepada pesepakbola berdarah Turki.
Oezil memutuskan untuk pensiun dari Timnas Jerman setelah diduga menerima perlakuan rasis dari publik Jerman dan presiden asosiasi sepak bola itu sendiri. Sebelumnya, Grindel menuturkan bahwa pemain 29 tahun tak memiliki rasa nasionalisme terhadap Jerman karena melakukan pertemuan dengan Erdogan.
Setelah pertemuan tersebut, Oezil kerap mendapat kritikan dan rasis. Puncaknya, dia menjadi orang yang paling disalahkan ketika Der Panzer gagal di Piala Dunia 2018. Dia dinilai hanya setengah hati memperkuat tim Bavaria tersebut.
Namun dikutip dari BBC, Jumat (27/7/2018), Grindel tak menduga bahwa kritikannya tersebut berdampak besar terhadap imigran Turki yang ada di Jerman. Dia menyesali bahwa kritikan tersebut digunakan untuk slogan rasis di Jerman terhadap warga imigran lainnya.
"Menoleh ke belakang, sebagai presiden saya harus benar-benar jelas tentang sesuatu yang diberikan kepada saya sebagai pribadi dan bagi kami semua sebagai sebuah asosiasi. Segala bentuk permusuhan rasial tidak akan diterima atau ditoleransi dalam keadaan apa pun," kata Grindel.
Grindel juga mengatakan secara tegas dan menolak tuduhan diskriminasi dan rasisme terhadap Oezil. Grindel pun menolak untuk mundur dari jabatannya dan ingin segara menuntaskan masalah ini.
"Keputusan Mesut Oezil untuk mundur dari tim nasional Jerman telah memicu perdebatan tentang rasisme secara umum dan tentang kemampuan sepakbola dalam hal integrasi pada khususnya. Sebagai presiden DFB, saya tidak ingin menghindar dari perdebatan ini," pungkasnya.
Oezil memutuskan untuk pensiun dari Timnas Jerman setelah diduga menerima perlakuan rasis dari publik Jerman dan presiden asosiasi sepak bola itu sendiri. Sebelumnya, Grindel menuturkan bahwa pemain 29 tahun tak memiliki rasa nasionalisme terhadap Jerman karena melakukan pertemuan dengan Erdogan.
Setelah pertemuan tersebut, Oezil kerap mendapat kritikan dan rasis. Puncaknya, dia menjadi orang yang paling disalahkan ketika Der Panzer gagal di Piala Dunia 2018. Dia dinilai hanya setengah hati memperkuat tim Bavaria tersebut.
Namun dikutip dari BBC, Jumat (27/7/2018), Grindel tak menduga bahwa kritikannya tersebut berdampak besar terhadap imigran Turki yang ada di Jerman. Dia menyesali bahwa kritikan tersebut digunakan untuk slogan rasis di Jerman terhadap warga imigran lainnya.
"Menoleh ke belakang, sebagai presiden saya harus benar-benar jelas tentang sesuatu yang diberikan kepada saya sebagai pribadi dan bagi kami semua sebagai sebuah asosiasi. Segala bentuk permusuhan rasial tidak akan diterima atau ditoleransi dalam keadaan apa pun," kata Grindel.
Grindel juga mengatakan secara tegas dan menolak tuduhan diskriminasi dan rasisme terhadap Oezil. Grindel pun menolak untuk mundur dari jabatannya dan ingin segara menuntaskan masalah ini.
"Keputusan Mesut Oezil untuk mundur dari tim nasional Jerman telah memicu perdebatan tentang rasisme secara umum dan tentang kemampuan sepakbola dalam hal integrasi pada khususnya. Sebagai presiden DFB, saya tidak ingin menghindar dari perdebatan ini," pungkasnya.
(bbk)
Explore More