Sandang Lucky Loser, Danilovic Berakhir Jadi Juara di Moskow
A
A
A
MOSKOW - Petenis 17 tahun, Olga Danilovic, yang hampir gagal memasuki babak utama turnamen WTA perdana di Moscow River Cup 2018, menjadi pemain berstatus lucky loser pertama yang berhasil tampil sebagai juara sejak Andrea Jaeger pada 1980.
Hampir gagal menembus babak utama, petenis berkebangsaan Serbia itu justru mampu melenggang hingga menjadi juara dengan mengalahkan sesama petenis 17 tahun, Anastasia Potapova. Danilovic menundukkan pemain tuan rumah itu lewat permainan tiga set 7-5, 6-7 (1-7) dan 6-4.
"Ada begitu banyak emosi. Ini merupakan pencapaian luar biasa bagi kami berdua, memainkan final WTA ketika kami berusia 17 tahun, berada di sana di lapangan, bersaing dengan teman saya. Itu adalah laga yang luar biasa. Emosi, ada di sana, tetapi saya menanganinya dengan sangat baik," tutur Danilovic di situs WTA Tennis.
Danilovic tidak pernah memiliki perasaan bakal menjadi juara di turnamen ini, terlebih dia sudah disingkirkan Paula Badosa Gibert di final babak kualifikasi. Dia pun mengarahkan fokusnya ke turnamen selanjutnya.
"Tapi saat saya mendapat kesempatan itu, saya benar-benar mengambilnya. Saya benar-benar merasa seperti, 'Oke, ini adalah kesempatan, saya masuk, saya harus mengambil kesempatan ini'. Dan saya mengambilnya, dan saya sangat bangga akan hal itu," ucap gadis kelahiran 23 Januari 2001.
Bukan hanya kemenangan atas unggulan teratas Julia Goerges yang mengejutkan Danilovic. Namun, juga kemenangan dari Potapova merupakan di luar dugaannya. Dengan bekal tidak pernah menang dalam lima laga di tingkat junior, Danilovic juga harus menghadapi Potapova di depan pendukungnya.
"Dia seorang kawan yang luar biasa. Saya mengenalnya sejak hidup saya; kami telah memainkan semua turnamen yang sama sejak kami berusia 12 tahun. Saya pikir ini adalah pencapaian besar bagi kami berdua untuk berada di final WTA," tukasnya.
Hampir gagal menembus babak utama, petenis berkebangsaan Serbia itu justru mampu melenggang hingga menjadi juara dengan mengalahkan sesama petenis 17 tahun, Anastasia Potapova. Danilovic menundukkan pemain tuan rumah itu lewat permainan tiga set 7-5, 6-7 (1-7) dan 6-4.
"Ada begitu banyak emosi. Ini merupakan pencapaian luar biasa bagi kami berdua, memainkan final WTA ketika kami berusia 17 tahun, berada di sana di lapangan, bersaing dengan teman saya. Itu adalah laga yang luar biasa. Emosi, ada di sana, tetapi saya menanganinya dengan sangat baik," tutur Danilovic di situs WTA Tennis.
Danilovic tidak pernah memiliki perasaan bakal menjadi juara di turnamen ini, terlebih dia sudah disingkirkan Paula Badosa Gibert di final babak kualifikasi. Dia pun mengarahkan fokusnya ke turnamen selanjutnya.
"Tapi saat saya mendapat kesempatan itu, saya benar-benar mengambilnya. Saya benar-benar merasa seperti, 'Oke, ini adalah kesempatan, saya masuk, saya harus mengambil kesempatan ini'. Dan saya mengambilnya, dan saya sangat bangga akan hal itu," ucap gadis kelahiran 23 Januari 2001.
Bukan hanya kemenangan atas unggulan teratas Julia Goerges yang mengejutkan Danilovic. Namun, juga kemenangan dari Potapova merupakan di luar dugaannya. Dengan bekal tidak pernah menang dalam lima laga di tingkat junior, Danilovic juga harus menghadapi Potapova di depan pendukungnya.
"Dia seorang kawan yang luar biasa. Saya mengenalnya sejak hidup saya; kami telah memainkan semua turnamen yang sama sejak kami berusia 12 tahun. Saya pikir ini adalah pencapaian besar bagi kami berdua untuk berada di final WTA," tukasnya.
(nug)