Terry, Anak Tukang Cukur Siap Sumbang Emas Asian Games 2018
A
A
A
JAKARTA - Tak banyak yang mengenal sosok atlet bernama Terry Yudha Kusuma. Wajar dan tidak berlebihan mengingat cabang yang ditekuni anak tukang cukur ini terbilang kurang populer di Indonesia.
Terry memang bukan pebulu tangkis apalagi pemain sepak bola. Tapi tekadnya sudah bulat. Ia akan berjuang menyumbangkan medali emas untuk kontingen Indonesia di Asian Games 2018 lewat nomor sprint cabang balap sepeda.
Membalik kisah Terry dengan sepeda. Menurutnya, seperti dikutip dair laman Kemenpora, Senin (6/8/2018), Terry yang merupakan anak pertama dari tiga saudara ini mengenal dunia gowes sejak duduk di bangku kelas empat Sekolah Dasar (SD).
Ketika itu ia masuk klub sepeda CCC (Custom Cycling Club) di Boyolali. "Saya sudah kenal sepeda sejak SD kelas 4, masuk pelatnasnya di tahun 2017 saat itu saya masih SMA pas ujian," kata remaja yang lahir pada 14 Maret 1999 itu.
"Waktu itu ada seleksi tes di Solo saya cetak waktu bagus di tes 1000 meter 1 menit 8 detik yang memecahkan rekor nasional di nomor 1000 meter individu dari situ diambil buat persiapan SEA Games Malaysia," lanjutnya.
Ia mengakui sebelumnya hanya kenal balap sepeda kelas road (jalanan). "Kalau kenal di track ini ya baru kemarin di SEA Games 2017," katanya.
Meski ayahnya Pamungkas Budi Joko Santoso sebagai tukang cukur alias pangkas rambut, ia senang kedua orang tuanya sangat mendukungnya. "Dukungannya ya didoain dari rumah," katanya.
Di Asian Games 2018 ini Terry merasa optimistis mampu memberikan yang terbaik untuk bangsa.
"Latihannya lebih ditingkatkan terus menjaga pola makan dan istirahat, mendekati lomba ini (Asian Games) intensitas latihan terus ditingkatkan, pokoknya berusaha yang terbaik untuk emas," ujarnya.
Menurut remaja 19 tahun ini lawan terberatnya berasal dari Jepang dan Malaysia. "Di Malaysia itu ada Azizulhasni Awang (Juara Dunia Balap Sepeda), kemarin pas try out di Asia Cup 2018 China kita udah ketemu, Insya Allah saya dan tim bisa memberikan yang terbaik," imbuhnya.
Terry memang bukan pebulu tangkis apalagi pemain sepak bola. Tapi tekadnya sudah bulat. Ia akan berjuang menyumbangkan medali emas untuk kontingen Indonesia di Asian Games 2018 lewat nomor sprint cabang balap sepeda.
Membalik kisah Terry dengan sepeda. Menurutnya, seperti dikutip dair laman Kemenpora, Senin (6/8/2018), Terry yang merupakan anak pertama dari tiga saudara ini mengenal dunia gowes sejak duduk di bangku kelas empat Sekolah Dasar (SD).
Ketika itu ia masuk klub sepeda CCC (Custom Cycling Club) di Boyolali. "Saya sudah kenal sepeda sejak SD kelas 4, masuk pelatnasnya di tahun 2017 saat itu saya masih SMA pas ujian," kata remaja yang lahir pada 14 Maret 1999 itu.
"Waktu itu ada seleksi tes di Solo saya cetak waktu bagus di tes 1000 meter 1 menit 8 detik yang memecahkan rekor nasional di nomor 1000 meter individu dari situ diambil buat persiapan SEA Games Malaysia," lanjutnya.
Ia mengakui sebelumnya hanya kenal balap sepeda kelas road (jalanan). "Kalau kenal di track ini ya baru kemarin di SEA Games 2017," katanya.
Meski ayahnya Pamungkas Budi Joko Santoso sebagai tukang cukur alias pangkas rambut, ia senang kedua orang tuanya sangat mendukungnya. "Dukungannya ya didoain dari rumah," katanya.
Di Asian Games 2018 ini Terry merasa optimistis mampu memberikan yang terbaik untuk bangsa.
"Latihannya lebih ditingkatkan terus menjaga pola makan dan istirahat, mendekati lomba ini (Asian Games) intensitas latihan terus ditingkatkan, pokoknya berusaha yang terbaik untuk emas," ujarnya.
Menurut remaja 19 tahun ini lawan terberatnya berasal dari Jepang dan Malaysia. "Di Malaysia itu ada Azizulhasni Awang (Juara Dunia Balap Sepeda), kemarin pas try out di Asia Cup 2018 China kita udah ketemu, Insya Allah saya dan tim bisa memberikan yang terbaik," imbuhnya.
(bbk)