Lewat Drama Adu Penalti, Timnas Indonesia U-23 Keok di 16 Besar
A
A
A
CIKARANG - Kontingen Indonesia gagal mendulang medali Asian Games 2018 dari cabang sepak bola setelah Timnas U-23 kalah di babak 16 melawan Uni Emirat Arab (UEA) melalui drama adu penalti 3-4 setelah dua kesebelasan bermain imbang 2-2 di Stadion Wibawa Mukti, Jumat (24/8/2018). Selanjutnya, UEA bakal menantang pemenang di babak 16 besar yang mempertemukan Bangladesh versus Korea Utara pada 27 Agustus mendatang.
Timnas Indonesia U-23 sempat tertinggal lebih dulu melalui gol yang dicetak Zayed Alameri melalui penalti setelah pemain bernomor punggung 27 diganjar Andy Setyo di kotak terlarang. Garuda Muda yang mencoba merespon gol tesebut justru berada di bawah tekanan.
Salah satu ancaman yang datang di menit 23 ketika Ali Alyahyaee berhasil mengecoh Andy Setyo. Beruntung, sepakan pemain bernomor punggung 16 itu masih melebar dari gawang Andritany Ardhiyansa.
Lima menit sebelum turun minum, Stefano Lilipaly nyaris menyamakan kedudukan jika saja tendangan bebasnya tidak membentur pagar betis. Hingga interval pertama usai, Timnas Indonesia U-23 tertinggal 0-1.
Secara statistik, Timnas Indonesia U-23 sebenarnya mampu mendominasi penguasaan bola sebesar 54%-46%. Namun dari segi peluang UEA lebih banyak mengancam gawang tuan rumah. Total, para pemain UEA tiga kali mengancam gawang Andritany Ardhiyansa. Sedangkan Indonesia hanya tercatat sekali saja.
Kurangnya akurasi dalam mencetak gol membuat pelatih Luis Milla melakukan perubahan dengan menggantikan Andy Setyo dengan Septian David di babak kedua. Strategi yang dilakukannya itu untuk memperkuat lini tengahnya dan benar saja Garuda Muda terlihat lebih unggul.
Tak lama berselang, Timnas Indonesia U-23 sukses menyamakan kedudukan di menit 51. Berawal dari umpan Septian David dari sisi kanan pertahanan UEA, Beto Goncalves, yang lolos dari pengawalan pemain bertahan lawan berhasil mengonversikan umpan tersebut menjadi gol dengan hanya satu sentuhan saja. Seluruh penonton yang berada di Stadion Wibawa Mukti bergemuruh. Skor pun menjadi imbang 1-1.
Pada menit 64, UEA kembali mendapatkan peluang setelah Hansamu Yama mengganjar pemain UEA menjatuhkan di kotak terlarang. Wasit tanpa basa-basi langsung menunjuk titik putih. Zayed Alameri, yang kembali dipercaya untuk menjadi algojo sukses mengeksekusi penalti tersebut.
Timnas Indonesia U-23 yang kembali tertinggal 1-2 mencoba untuk menyamakan kedudukan. Pada menit 68, Febri melepaskan tendangan dari luar kotak penalti. Sayangnya, bola sepakannya masih tipis di bibir gawang UEA.
Meski Lilipaly dkk mencoba untuk melancarkan serangan ke gawang UEA, namun setiap kesempatan yang datang gagal dikonversikan menjadi gol. Luis Milla kembali melakukan pergantian pemain di babak kedua ini.
Irfan Jaya ditarik keluar dan digantikan Saddil Ramdani (69') dan Febri Hariyadi keluar dengan memasukkan Ilham Udin (87). Sayangnya, perubahan yang dilakukan pelatih asal Spanyol itu baru terasa pada masa injury time (90+4).
Adalah Lilipaly, yang sukses membuat puluhan ribu penonton bergemuruh setelah pemain berewok tersebut mampu menyamakan kedudukan menjadi 2-2. Berawal dari umpan silang dari Saddil Ramdani dari sisi pertahanan kanan UEA, Lilipaly hanya memberikan satu sontekan saja untuk menggetarkan gawang lawan.
Ini merupakan gol keempat yang dicetaknya di Asian Games 2018 dan seluruh gol tersebut terjadi di babak kedua. Pertandingan pun dilanjutkan ke babak tambahan.
Di babak tambahan, Timnas Indonesia U-23 dan UEA saling jual beli serangan, namun hingga 120 menit berlangsung tak ada gol yang tercitpa. Pertandingan pun dilanjutkan ke drama adu penalti.
Melalui drama adu penalti ini Timnas Indonesia U-23 keok dengan 3-4. Evan Dimas dkk tampak kecewa lantaran gagal memenuhi target melaju ke semifinal pada pesta olahraga se-Asia tahun ini.
Timnas Indonesia U-23 sempat tertinggal lebih dulu melalui gol yang dicetak Zayed Alameri melalui penalti setelah pemain bernomor punggung 27 diganjar Andy Setyo di kotak terlarang. Garuda Muda yang mencoba merespon gol tesebut justru berada di bawah tekanan.
Salah satu ancaman yang datang di menit 23 ketika Ali Alyahyaee berhasil mengecoh Andy Setyo. Beruntung, sepakan pemain bernomor punggung 16 itu masih melebar dari gawang Andritany Ardhiyansa.
Lima menit sebelum turun minum, Stefano Lilipaly nyaris menyamakan kedudukan jika saja tendangan bebasnya tidak membentur pagar betis. Hingga interval pertama usai, Timnas Indonesia U-23 tertinggal 0-1.
Secara statistik, Timnas Indonesia U-23 sebenarnya mampu mendominasi penguasaan bola sebesar 54%-46%. Namun dari segi peluang UEA lebih banyak mengancam gawang tuan rumah. Total, para pemain UEA tiga kali mengancam gawang Andritany Ardhiyansa. Sedangkan Indonesia hanya tercatat sekali saja.
Kurangnya akurasi dalam mencetak gol membuat pelatih Luis Milla melakukan perubahan dengan menggantikan Andy Setyo dengan Septian David di babak kedua. Strategi yang dilakukannya itu untuk memperkuat lini tengahnya dan benar saja Garuda Muda terlihat lebih unggul.
Tak lama berselang, Timnas Indonesia U-23 sukses menyamakan kedudukan di menit 51. Berawal dari umpan Septian David dari sisi kanan pertahanan UEA, Beto Goncalves, yang lolos dari pengawalan pemain bertahan lawan berhasil mengonversikan umpan tersebut menjadi gol dengan hanya satu sentuhan saja. Seluruh penonton yang berada di Stadion Wibawa Mukti bergemuruh. Skor pun menjadi imbang 1-1.
Pada menit 64, UEA kembali mendapatkan peluang setelah Hansamu Yama mengganjar pemain UEA menjatuhkan di kotak terlarang. Wasit tanpa basa-basi langsung menunjuk titik putih. Zayed Alameri, yang kembali dipercaya untuk menjadi algojo sukses mengeksekusi penalti tersebut.
Timnas Indonesia U-23 yang kembali tertinggal 1-2 mencoba untuk menyamakan kedudukan. Pada menit 68, Febri melepaskan tendangan dari luar kotak penalti. Sayangnya, bola sepakannya masih tipis di bibir gawang UEA.
Meski Lilipaly dkk mencoba untuk melancarkan serangan ke gawang UEA, namun setiap kesempatan yang datang gagal dikonversikan menjadi gol. Luis Milla kembali melakukan pergantian pemain di babak kedua ini.
Irfan Jaya ditarik keluar dan digantikan Saddil Ramdani (69') dan Febri Hariyadi keluar dengan memasukkan Ilham Udin (87). Sayangnya, perubahan yang dilakukan pelatih asal Spanyol itu baru terasa pada masa injury time (90+4).
Adalah Lilipaly, yang sukses membuat puluhan ribu penonton bergemuruh setelah pemain berewok tersebut mampu menyamakan kedudukan menjadi 2-2. Berawal dari umpan silang dari Saddil Ramdani dari sisi pertahanan kanan UEA, Lilipaly hanya memberikan satu sontekan saja untuk menggetarkan gawang lawan.
Ini merupakan gol keempat yang dicetaknya di Asian Games 2018 dan seluruh gol tersebut terjadi di babak kedua. Pertandingan pun dilanjutkan ke babak tambahan.
Di babak tambahan, Timnas Indonesia U-23 dan UEA saling jual beli serangan, namun hingga 120 menit berlangsung tak ada gol yang tercitpa. Pertandingan pun dilanjutkan ke drama adu penalti.
Melalui drama adu penalti ini Timnas Indonesia U-23 keok dengan 3-4. Evan Dimas dkk tampak kecewa lantaran gagal memenuhi target melaju ke semifinal pada pesta olahraga se-Asia tahun ini.
(nug)