Terima Kasih, Garuda Muda!
A
A
A
BEKASI - Asa pencinta sepak bola Tanah Air menyaksikan Timnas U-23 berjaya di Asian Games 2018 kandas. Garuda Muda gagal melaju delapan besar setelah disingkirkan Uni Emirat Arab (UEA) lewat drama adu penalti.
Stefano Lilipaly dkk sudah berjuang keras. Apresiasi layak dilayangkan kepada mereka. Pasukan Luis Milla di bebani target lolos ke semifinal Asian Games 2018.
Sedari awal, target tersebut dinilai terlalu berat mengingat banyaknya raksasa sepak bola Asia yang bertarung di cabang olahraga (cabor) ini. Pada laga yang berlangsung di Stadion Wibawa Mukti, Cikarang, Bekasi, Jawa Barat tersebut, Milla mengaku sangat kecewa dengan hasil pertandingan ini, khususnya dengan kinerja wasit yang merugikan timnya.
Pasalnya, wasit asal Australia Shaun Evans memberikan dua penalti kepada UEA di waktu normal. “Tim ini tak layak tersingkir dari Asian Games. Hari ini kami alami kesulitan menghadapi UEA. Mereka bermain dengan baik berkat pemain mereka bernama wasit,” kata Milla.
“Penalti kedua tak sepatutnya terjadi. Mereka juga seharusnya bermain dengan 10 pemain di babak kedua, karena kiper mereka seharusnya mendapatkan kartu merah,” sambungnya. Perjuangan Hansamu Yama dkk tetap harus diacungi jempol sebab mereka menunjukkan semangat yang luar biasa selama waktu normal.
Bagi UEA, di babak delapan besar, mereka akan menantang Korea Utara, Senin (27/8). Pertemuan perempat final lainnya mempertemukan Suriah kontra Vietnam, Uzbekistan versus Korea Selatan, dan Arab Saudi bersua Jepang.
Timnas Indonesia U-23 sempat tertinggal lebih dulu melalui gol yang dicetak Zayed Alameri melalui penalti, setelah pemain bernomor punggung 27 diganjar Andy Setyo di kotak terlarang. Garuda Muda yang mencoba merespons gol terse but, justru berada di bawah tekanan.
Salah satu ancaman yang datang di menit 23 ketika Ali Alyah yaee berhasil mengecoh Andy Setyo. Beruntung, sepakan pemain bernomor punggung 16 itu masih melebar dari gawang Andritany Ardhiyansa. Lima menit sebelum turun minum, Lilipaly nyaris menya makan kedudukan jika saja tendangan bebasnya tidak membentur pagar betis.
Hingga interval pertama usai, timnas Indonesia U-23 tertinggal 0-1. Secara statistik, Indonesia U-23 sebenarnya mampu mendominasi penguasaan bola sebesar 54-46%. Namun dari segi peluang, UEA lebih banyak mengancam gawang tuan rumah.
Total, para pemain UEA tiga kali mengancam gawang Andritany, sedangkan Indonesia hanya tercatat sekali saja. Kurangnya akurasi dalam mencetak gol membuat Milla menarik Andy Setyo dan menggantinya dengan Septian David di babak kedua.
Strategi yang dilakukannya itu untuk memperkuat lini tengahnya, dan benar saja Garuda Muda terlihat lebih unggul. Tidak lama berselang, Indonesia U-23 sukses menyamakan kedudukan.
Berawal dari umpan Septian David dari sisi kanan pertahanan UEA, Beto Goncalves yang lolos dari pengawalan bek lawan berhasil mengonversikan umpan tersebut menjadi gol dengan hanya satu sentuhan. Pada menit 64, UEA kembali mendapatkan peluang setelah Hansamu mengganjal pemain UEA di kotak terlarang.
Wasit tanpa basa-basi langsung menunjuk titik putih. Zayed Alameri, yang kembali dipercaya untuk menjadi algojo, sukses meng eksekusi penalti tersebut. Timnas Indonesia U-23 yang kembali tertinggal 1-2 mencoba untuk menyamakan kedudukan.
Meski Lilipaly dkk mencoba untuk melancarkan serangan ke gawang UEA, setiap kesempatan yang datang gagal dikonversikan menjadi gol. Milla kembali melakukan pergantian pemain. Irfan Jaya ditarik keluar dan digantikan Saddil Ramdani (69’) dan Febri Hariyadi digantikan Ilham Udin (87).
Sayangnya, perubahan yang dilakukan pelatih asal Spanyol itu baru terasa pada injury time (90+4). Adalah Lilipaly, yang sukses membuat puluhan ribu penonton bergemuruh setelah terjangannya mampu menyamakan kedudukan menjadi 2-2.
Berawal dari umpan silang dari Saddil Ramdani dari sisi pertahanan kanan UEA, Lilipaly hanya memberikan satu sontekan untuk menggetarkan gawang lawan. Ini merupakan gol keempat yang dicetaknya di Asian Games 2018.
Seluruh sumbang sih pemain kelahiran Belanda tersebut terjadi di babak kedua. Pertandingan pun dilanjutkan ke babak tambahan. Hingga 120 menit berlangsung, tak ada tambahan gol. Pertandingan pun dilanjutkan ke drama adu penalti. Pada babak tostosan, Indonesia harus mengakui keunggulan UEA, 3-4.
Stefano Lilipaly dkk sudah berjuang keras. Apresiasi layak dilayangkan kepada mereka. Pasukan Luis Milla di bebani target lolos ke semifinal Asian Games 2018.
Sedari awal, target tersebut dinilai terlalu berat mengingat banyaknya raksasa sepak bola Asia yang bertarung di cabang olahraga (cabor) ini. Pada laga yang berlangsung di Stadion Wibawa Mukti, Cikarang, Bekasi, Jawa Barat tersebut, Milla mengaku sangat kecewa dengan hasil pertandingan ini, khususnya dengan kinerja wasit yang merugikan timnya.
Pasalnya, wasit asal Australia Shaun Evans memberikan dua penalti kepada UEA di waktu normal. “Tim ini tak layak tersingkir dari Asian Games. Hari ini kami alami kesulitan menghadapi UEA. Mereka bermain dengan baik berkat pemain mereka bernama wasit,” kata Milla.
“Penalti kedua tak sepatutnya terjadi. Mereka juga seharusnya bermain dengan 10 pemain di babak kedua, karena kiper mereka seharusnya mendapatkan kartu merah,” sambungnya. Perjuangan Hansamu Yama dkk tetap harus diacungi jempol sebab mereka menunjukkan semangat yang luar biasa selama waktu normal.
Bagi UEA, di babak delapan besar, mereka akan menantang Korea Utara, Senin (27/8). Pertemuan perempat final lainnya mempertemukan Suriah kontra Vietnam, Uzbekistan versus Korea Selatan, dan Arab Saudi bersua Jepang.
Timnas Indonesia U-23 sempat tertinggal lebih dulu melalui gol yang dicetak Zayed Alameri melalui penalti, setelah pemain bernomor punggung 27 diganjar Andy Setyo di kotak terlarang. Garuda Muda yang mencoba merespons gol terse but, justru berada di bawah tekanan.
Salah satu ancaman yang datang di menit 23 ketika Ali Alyah yaee berhasil mengecoh Andy Setyo. Beruntung, sepakan pemain bernomor punggung 16 itu masih melebar dari gawang Andritany Ardhiyansa. Lima menit sebelum turun minum, Lilipaly nyaris menya makan kedudukan jika saja tendangan bebasnya tidak membentur pagar betis.
Hingga interval pertama usai, timnas Indonesia U-23 tertinggal 0-1. Secara statistik, Indonesia U-23 sebenarnya mampu mendominasi penguasaan bola sebesar 54-46%. Namun dari segi peluang, UEA lebih banyak mengancam gawang tuan rumah.
Total, para pemain UEA tiga kali mengancam gawang Andritany, sedangkan Indonesia hanya tercatat sekali saja. Kurangnya akurasi dalam mencetak gol membuat Milla menarik Andy Setyo dan menggantinya dengan Septian David di babak kedua.
Strategi yang dilakukannya itu untuk memperkuat lini tengahnya, dan benar saja Garuda Muda terlihat lebih unggul. Tidak lama berselang, Indonesia U-23 sukses menyamakan kedudukan.
Berawal dari umpan Septian David dari sisi kanan pertahanan UEA, Beto Goncalves yang lolos dari pengawalan bek lawan berhasil mengonversikan umpan tersebut menjadi gol dengan hanya satu sentuhan. Pada menit 64, UEA kembali mendapatkan peluang setelah Hansamu mengganjal pemain UEA di kotak terlarang.
Wasit tanpa basa-basi langsung menunjuk titik putih. Zayed Alameri, yang kembali dipercaya untuk menjadi algojo, sukses meng eksekusi penalti tersebut. Timnas Indonesia U-23 yang kembali tertinggal 1-2 mencoba untuk menyamakan kedudukan.
Meski Lilipaly dkk mencoba untuk melancarkan serangan ke gawang UEA, setiap kesempatan yang datang gagal dikonversikan menjadi gol. Milla kembali melakukan pergantian pemain. Irfan Jaya ditarik keluar dan digantikan Saddil Ramdani (69’) dan Febri Hariyadi digantikan Ilham Udin (87).
Sayangnya, perubahan yang dilakukan pelatih asal Spanyol itu baru terasa pada injury time (90+4). Adalah Lilipaly, yang sukses membuat puluhan ribu penonton bergemuruh setelah terjangannya mampu menyamakan kedudukan menjadi 2-2.
Berawal dari umpan silang dari Saddil Ramdani dari sisi pertahanan kanan UEA, Lilipaly hanya memberikan satu sontekan untuk menggetarkan gawang lawan. Ini merupakan gol keempat yang dicetaknya di Asian Games 2018.
Seluruh sumbang sih pemain kelahiran Belanda tersebut terjadi di babak kedua. Pertandingan pun dilanjutkan ke babak tambahan. Hingga 120 menit berlangsung, tak ada tambahan gol. Pertandingan pun dilanjutkan ke drama adu penalti. Pada babak tostosan, Indonesia harus mengakui keunggulan UEA, 3-4.
(don)