Raih Medali Asian Games, Ahmad Zigi Kini Incar Tiket Olimpiade
A
A
A
JAKARTA - Karate Indonesia Ahmad Zigi Yuda Zaresta sukses merebut medali perunggu Asian Games 2018 Jakarta-Palembang. Dia memastikan prestasi di nomor kata perorangan putra setelah menaklukkan A Hashem dari Qatar pada babak repechage di Plannary Hall, JCC, kemarin.
Zigi sebetulnya punya peluang besar meraih medali emas setelah menundukkan karateka UAE Almaazmi di babak pertama 5-0 dan menaklukkan M Hussain 4-1 pada babak perempat final. Sayangnya, dia belum mampu melewati karateka Jepang Kiyuna Ryo pada babak semifinal. Dia harus mengakui kelebihan Ryo dan kalah 0-5.
"Saya harus akui Ryo luar biasa. Saya sudah berusaha mengeluarkan kemampuan terbaik. Namun, dia memang lebih baik dari saya. Tapi, apa pun saya bersyukur dan bangga bisa berbuat sesuatu untuk negara," ujar Zigi, seusai pertandingan.
Bagi Ziqi, meski hanya perunggu, itu sudah menjadi modal kepercayaan dirinya untuk bisa meraih prestasi lebih baik di masa depan. Salah satunya, dia berharap bisa tampil di Olimpiade 2020 Tokyo.
"Target saya ke depan tentu adalah meraih prestasi SEA Games 2019. Tapi, saya juga berharap bisa lolos dan meraih prestasi di Olimpiade 2020," ujar Ziqi.
Sayangnya, prestasi Zigi di nomor kata tidak diikuti karateka putri Nawar Kautsar Matsura. Dia harus mengakui kebolehan Nguyen TP dari Vietnam dan kalah 2-3 di babak pertama.
Meski begitu, Indonesia masih punya peluang untuk menjadi terbaik karena masih menurunkan enam karateka lainnya di nomor kumite. Bahkan, besok (hari ini) Indonesia akan menurunkan empat karateka sekaligus yang akan tampil di kumite, yakni Cokorda Istri Agung Sanistyarani di kumite kelas -55 kg, kumite -60 kg R Arrosyiid, dan Jintar Simanjuntak (-67 kg).
Cokorda akan menghadapi karateka Thailand Tippawan Khamsi, Rifki Ardiansyah Arrosyiid bertemu Siravit Sawangsri (Thailand), dan Jintar jumpa Nguyen Thant Duy (Vietnam).
"Hari ini (kemarin) kami mampu merebut medali perunggu lewat Zigi. Semoga saja besok (hari ini) kita bisa meraih prestasi lebih baik," ujar pelatih nomor kata, Aswan Ali.
Zigi sebetulnya punya peluang besar meraih medali emas setelah menundukkan karateka UAE Almaazmi di babak pertama 5-0 dan menaklukkan M Hussain 4-1 pada babak perempat final. Sayangnya, dia belum mampu melewati karateka Jepang Kiyuna Ryo pada babak semifinal. Dia harus mengakui kelebihan Ryo dan kalah 0-5.
"Saya harus akui Ryo luar biasa. Saya sudah berusaha mengeluarkan kemampuan terbaik. Namun, dia memang lebih baik dari saya. Tapi, apa pun saya bersyukur dan bangga bisa berbuat sesuatu untuk negara," ujar Zigi, seusai pertandingan.
Bagi Ziqi, meski hanya perunggu, itu sudah menjadi modal kepercayaan dirinya untuk bisa meraih prestasi lebih baik di masa depan. Salah satunya, dia berharap bisa tampil di Olimpiade 2020 Tokyo.
"Target saya ke depan tentu adalah meraih prestasi SEA Games 2019. Tapi, saya juga berharap bisa lolos dan meraih prestasi di Olimpiade 2020," ujar Ziqi.
Sayangnya, prestasi Zigi di nomor kata tidak diikuti karateka putri Nawar Kautsar Matsura. Dia harus mengakui kebolehan Nguyen TP dari Vietnam dan kalah 2-3 di babak pertama.
Meski begitu, Indonesia masih punya peluang untuk menjadi terbaik karena masih menurunkan enam karateka lainnya di nomor kumite. Bahkan, besok (hari ini) Indonesia akan menurunkan empat karateka sekaligus yang akan tampil di kumite, yakni Cokorda Istri Agung Sanistyarani di kumite kelas -55 kg, kumite -60 kg R Arrosyiid, dan Jintar Simanjuntak (-67 kg).
Cokorda akan menghadapi karateka Thailand Tippawan Khamsi, Rifki Ardiansyah Arrosyiid bertemu Siravit Sawangsri (Thailand), dan Jintar jumpa Nguyen Thant Duy (Vietnam).
"Hari ini (kemarin) kami mampu merebut medali perunggu lewat Zigi. Semoga saja besok (hari ini) kita bisa meraih prestasi lebih baik," ujar pelatih nomor kata, Aswan Ali.
(nug)