Alami Pendarahan di Otak, Mantan Juara Dunia Gantung Sarung Tinju
A
A
A
KOBE - Ryuya Yamanaka, petinju Jepang yang belum lama ini kehilangan mahkota juaranya, dengan perasaan yang sangat berat menyampaikan keputusannya untuk gantung sarung tinju di usia yang relatif masih cukup muda.
Kekalahan angka dari petinju Filipina, Vic Saludar pada 13 Juli lalu ternyata tidak hanya membuat Yamanaka harus merelakan gelar dunia kelas minimum WBO-nya berpindah tangan. Namun juga harus memaksanya untuk mundur dari ring tinju profesional.
Usai kekalahan dari Vic Saludar, Yamanaka langsung dibawa ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan. Dari hasil pemeriksaan medis, petinju berusia 23 tahun itu didiagnosis mengalami pendarahan di sekitar otak.
Dengan adanya aturan dari Komisi Tinju Jepang jika dokter menemukan adanya pendarahan otak selama sesi pelatihan atau pertarungan dari seorang petinju, maka lisensi sang petinju otomatis tidak berlaku lagi.
"Saya tidak bisa menerimanya pada awalnya. Saya pikir saya bisa terus bertinju sampai saya berusia 30 tahun. Saya ingin terus bertarung selama saya merasa cukup kuat," ujar Yamanaka dalam konferensi pers, Jumat (31/8).
"(Pensiun) datang jauh lebih cepat daripada yang saya duga, tapi saya ingin berterima kasih kepada semua orang di sekitar saya atas dukungan mereka," lanjut petinju kelahiran 11 April 1995 seperti melansir dari Kyodo News.
Debut Yamanaka di ring tinju profesional terjadi pada 22 Juni 2012. Dia kali pertama meraih gelar dunia kelas minimum WBO pada 27 Agustus tahun lalu dengan mengalahkan petinju senegaranya, Tatsuya Fukuhara.
Maret lalu, Yamanaka sukses mempertahankan sabuk juaranya lewat kemenangan TKO di ronde kedelapan pada laga kontra Moises Calleros dari Meksiko. Namun, akhirnya Yamanaka menderita kekalahan saat melakoni laga mempertahankan gelar kedua melawan Vic Saludar.
Hingga memutuskan pensiun dari dunia tinju profesional, Yamanaka tercatat telah menjalani 19 pertarungan tinju dengan hasil 16 kemenangan (5KO) dan tiga kekalahan.
Kekalahan angka dari petinju Filipina, Vic Saludar pada 13 Juli lalu ternyata tidak hanya membuat Yamanaka harus merelakan gelar dunia kelas minimum WBO-nya berpindah tangan. Namun juga harus memaksanya untuk mundur dari ring tinju profesional.
Usai kekalahan dari Vic Saludar, Yamanaka langsung dibawa ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan. Dari hasil pemeriksaan medis, petinju berusia 23 tahun itu didiagnosis mengalami pendarahan di sekitar otak.
Dengan adanya aturan dari Komisi Tinju Jepang jika dokter menemukan adanya pendarahan otak selama sesi pelatihan atau pertarungan dari seorang petinju, maka lisensi sang petinju otomatis tidak berlaku lagi.
"Saya tidak bisa menerimanya pada awalnya. Saya pikir saya bisa terus bertinju sampai saya berusia 30 tahun. Saya ingin terus bertarung selama saya merasa cukup kuat," ujar Yamanaka dalam konferensi pers, Jumat (31/8).
"(Pensiun) datang jauh lebih cepat daripada yang saya duga, tapi saya ingin berterima kasih kepada semua orang di sekitar saya atas dukungan mereka," lanjut petinju kelahiran 11 April 1995 seperti melansir dari Kyodo News.
Debut Yamanaka di ring tinju profesional terjadi pada 22 Juni 2012. Dia kali pertama meraih gelar dunia kelas minimum WBO pada 27 Agustus tahun lalu dengan mengalahkan petinju senegaranya, Tatsuya Fukuhara.
Maret lalu, Yamanaka sukses mempertahankan sabuk juaranya lewat kemenangan TKO di ronde kedelapan pada laga kontra Moises Calleros dari Meksiko. Namun, akhirnya Yamanaka menderita kekalahan saat melakoni laga mempertahankan gelar kedua melawan Vic Saludar.
Hingga memutuskan pensiun dari dunia tinju profesional, Yamanaka tercatat telah menjalani 19 pertarungan tinju dengan hasil 16 kemenangan (5KO) dan tiga kekalahan.
(nug)