Codacons Minta Romano Fenati Diselidiki Atas Dugaan Pembunuhan Berencana
A
A
A
ROMA - Sebuah Lembaga Hak Konsumen Italia, Codacons, melaporkan pembalap Moto2 Romano Fenati ke Kantor Kejaksaan Rimini, Italia, atas aksi berbahaya yang dilakukannya terhadap Stefano Manzi saat balapan Grand Prix San Marino, Italia, Minggu (9/9/2018).
Laporan resmi Codacons, Selasa (11/9/2018), meminta kantor kejaksaan untuk menyelidiki apa yang terjadi dalam perlombaan Moto2 tersebut. Fenati, 22 tahun, menekan tuas rem saingannya, Stefano Manzi, saat lomba tengah berlangsung. "Akibatnya, Manzi meluncur dengan bahaya dalam kecepatan lebih dari 200 kilometer per jam," kata pernyataan Codacons.
"Menekan rem lawan saat kendaraan berjalan pada kecepatan tinggi, dapat dinilai setara dengan sengaja membahayakan kehidupan orang lain, tanpa menghitung contoh buruk yang diberikan kepada jutaan anak muda yang menyaksikan balap sepeda motor," imbuh pernyataan dari lembaga nirlaba tersebut.
Codacons telah mempresentasikan pernyataan mereka kepada Jaksa Umum Rimini, dan meminta pengadilan menilai apakah gerakan Fenati dapat dikategorikan sebagai pelanggaran pidana yang relevan, termasuk percobaan pembunuhan berencana.
Fenati sudah meminta maaf aksinya tersebut dalam sebuah pernyataan, Senin (10/9/2018), dan menyebut aksinya itu sebagai 'aksi memalukan'.(Baca Juga: Lisensi Dicabut, Romano Fenati Berhenti Membalap).
Pada Selasa (11/9/2018) dia mengatakan kepada media Italia akan pensiun dan fokus menyelesaikan studinya. "Sekarang, aku akan kembali ke sekolah," katanya. "Dengan kepala dingin, saya katakan bahwa saya tidak akan balapan lagi."
Laporan resmi Codacons, Selasa (11/9/2018), meminta kantor kejaksaan untuk menyelidiki apa yang terjadi dalam perlombaan Moto2 tersebut. Fenati, 22 tahun, menekan tuas rem saingannya, Stefano Manzi, saat lomba tengah berlangsung. "Akibatnya, Manzi meluncur dengan bahaya dalam kecepatan lebih dari 200 kilometer per jam," kata pernyataan Codacons.
"Menekan rem lawan saat kendaraan berjalan pada kecepatan tinggi, dapat dinilai setara dengan sengaja membahayakan kehidupan orang lain, tanpa menghitung contoh buruk yang diberikan kepada jutaan anak muda yang menyaksikan balap sepeda motor," imbuh pernyataan dari lembaga nirlaba tersebut.
Codacons telah mempresentasikan pernyataan mereka kepada Jaksa Umum Rimini, dan meminta pengadilan menilai apakah gerakan Fenati dapat dikategorikan sebagai pelanggaran pidana yang relevan, termasuk percobaan pembunuhan berencana.
Fenati sudah meminta maaf aksinya tersebut dalam sebuah pernyataan, Senin (10/9/2018), dan menyebut aksinya itu sebagai 'aksi memalukan'.(Baca Juga: Lisensi Dicabut, Romano Fenati Berhenti Membalap).
Pada Selasa (11/9/2018) dia mengatakan kepada media Italia akan pensiun dan fokus menyelesaikan studinya. "Sekarang, aku akan kembali ke sekolah," katanya. "Dengan kepala dingin, saya katakan bahwa saya tidak akan balapan lagi."
(sha)