Naomi Osaka Rajut Mimpi Menjadi Nomor Satu Dunia

Kamis, 13 September 2018 - 13:52 WIB
Naomi Osaka Rajut Mimpi...
Naomi Osaka Rajut Mimpi Menjadi Nomor Satu Dunia
A A A
NEW YORK - Kerasnya perjalanan hidup terkadang membuat seseorang menjadi lebih kuat seperti halnya Naomi Osaka. Karier gemilangnya di dunia tenis sejauh ini tidak terlepas dari pengorbanan, kerja keras, dan air mata. Masa lalu Naomi memang berliku. Lahir di Chuo-ku, Osaka, Jepang, 20 tahun lalu, darah campuran mengalir dalam dirinya. Sang ayah, Leonard Francois, berasal dari Haiti dan ibunya, Tamaki Osaka, asli Jepang.

Namun, perkawinan dua orang tua rupanya mendapatkan pertentangan dari kakeknya. Dia sangat marah karena Tamaki berhubungan dengan Francois yang notabene berkulit hitam. Hal itu turut berdampak pada kehidupan Naomi dan kakak perempuannya, Mari. Seperti diketahui di Jepang, anak yang lahir dengan darah campuran (birasial) disebut Hafu.

Mereka dilaporkan kerap mendapatkan perlakuan kurang menyenangkan, bahkan ejekan karena terlihat berbeda. Situasi kurang kondusif membuat Tamaki dan Francois memutuskan untuk membawa Naomi yang saat itu berusia tiga tahun pindah ke Florida, Amerika Serikat (AS). Hubungan Naomi dengan keluarganya di Jepang bahkan sempat terputus selama 10 tahun.

Di AS, bakat besar Naomi sebagai petenis terlihat. Menyadari hal itu, Francois memasukkannya ke klub tenis di Florida, Harold Solomon Institute. Di sana kemampuan Naomi semakin berkembang hingga menjadi petenis profesional pada September 2013. Meski memiliki dua kewarganegaraan, AS dan Jepang, Francois tetap mendaftarkannya ke asosiasi tenis Jepang (JTA).

Dukungan penuh keluarga membuat karier Naomi di dunia tenis melesat. Puncaknya, dia sukses menjuarai AS Terbuka dengan mengalahkan petenis papan atas, Serena Williams, dua set 6-2, 6-4. Naomi menorehkan sejarah sebagai petenis Jepang pertama yang berjaya di AS Terbuka. Peringkatnya pun melonjak.

Naomi yang semula berada di posisi ke-19 kini naik ke peringkat ketujuh daftar WTA. Naomi yang tidak fasih berba hasa Jepang itu mengungkapkan dia sempat mengalami sakit dan tidak enak makan jelang final AS Terbuka. Namun, berkat dukungan kakaknya, Mari, Naomi menjadi percaya diri hingga berhasil memenangkan pertandingan. Menurutnya, bisa menjuarai AS Terbuka dan berhadapan dengan Serena merupakan mimpi yang menjadi nyata.

Maklum, Serena merupakan petenis idolanya sejak kecil. “Ini merupakan mimpi saya bisa berhadapan dengan Serena di AS Terbuka. Saya merasa bangga karena semuanya bisa terwujud. Ini terasa sangat gila. Tumbuh dan menyaksikan sosok yang Anda idolakan. Anda selalu berpikir bisa berada di posisi mereka. Kini saya benar-benar merasakannya,”ungkap Naomi, dilansir BBC.

Prestasi gemilang yang ditorehkan Naomi membuat seantero Jepang larut dalam kegembiraan. Perdana Menteri Shinzo Abe mengungkapkan kebanggaannya di akun twitter miliknya.

Dia mengatakan, Naomi menjadi dorongan inspirasi kepada negara. Nama Naomi juga menghiasi halaman depan surat kabar ternama Jepang, salah satunya The Yomiuri yang menyebutnya sebagai “New Heroine“. Kiprah fenomenal Naomi di dunia tenis internasional turut meluluhkan hati keluarganya di Osaka.

Sang kakek yang dulu berseberangan kini berbalik merasakan kebanggaan luar biasa dan bersyukur atas apa yang ditorehkan Naomi. “Saat dia (Naomi) memenangkan AS Terbuka, saya dan istri saya bersukacita bersama. Saya sangat senang dan menangis. Saya berharap dia tetap sehat dan melanjutkan pekerjaannya dengan baik. Saya juga berharap Naomi menang di Olim piade 2020,” ungkap sang kakek, dilansir NHK .

Ekspektasi besar turut dilontarkan mantan petenis Jepang, Kimiko Date. Dia menilai Naomi telah menunjukkan performa luar biasa di AS Terbuka. Dengan usia yang masih sangat muda dan potensi besar, Date optimistis Naomi mampu menjadi petenis terbaik dunia di masa depan asalkan menjaga konsistensi penampilan.

“Untuk tetap tenang seperti itu, dimulai dari saat melangkah hingga akhir pertandingan jelas buka sesuatu yang mudah mengingat itu adalah final AS Terbuka. Jika dia mampu mengembangkan kemampuan seperti yang dilakukannya dalam dua minggu terakhir, saya pikir Naomi bisa menjadi petenis nomor satu dunia yang berasal dari Jepang,”pujinya.

Date menantang Naomi untuk melanjutkan karier gemilangnya. Dia menilai juniornya itu bisa mengikuti jejak petenis legendaris asal China, Li Na, yang sukses menjuarai Grand Slam dua kali yakni Prancis Terbuka (2011) dan Australia Terbuka (2014).

“Sampai saat ini, hanya Li Na petenis Asia yang memiliki fisik yang mampu mengatasi kekuatan petenis-petenis top dunia. Anda bisa melihat, Serena tentu sangat mewaspadai kekuatan Osaka,” terangnya.

Berbagai harapan tinggi dari semua pihak jelas harus dijadikan motivasi besar Naomi. Kesempatannya mendapatkan dukungan apresiasi lebih besar terutama dari negaranya, Jepang, sepertinya bakal terwujud. Naomi akan bertolak ke Jepang untuk mengikuti Pan Pacific Open yang berlangsung 17 September mendatang. Namanya tentu semakin harum apabila mampu meraih gelar berikutnya di kandang sendiri.
(don)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0882 seconds (0.1#10.140)