Petenis Berdarah Campuran Naomi Osaka on Fire
A
A
A
TOKYO - Naomi Osaka sedang on fire. Keberhasilannya meraih Grand Slam Amerika Serikat Terbuka 2018 membuat Osaka optimistis tampil maksimal di laga pertama Toray Pan Pacific Open menghadapi Dominika Cibulkova di Arena Tachikawa Tachihi, hari ini.
Kemenangan Osaka atas Serena Williams di final Amerika Serikat Terbuka mengubah hidupnya menjadi lebih istimewa. Wajahnya terpampang di seluruh koran-koran Jepang. Bahkan, petenis berusia 20 tahun itu mengamankan kontrak selama tiga tahun bersama Nissan dan tentunya bernilai jutaan dolar AS bersama adidas.
Osaka memang berada dalam masa kesuksesan. Gebrakan pertamanya terjadi saat tampil pada turnamen di Tokyo. Pada musim 2016, dia melampaui prediksi banyak pihak dengan lolos ke final sebagai petenis yang menerima wildcard. Catatan itu justru menjadi awal dari kesuksesannya di turnamen besar lainnya.
Selain AS Terbuka, Osaka juga berhasil menjadi juara di Turnamen Premier Masters, Indian Wells Open, Maret lalu. Dengan begitu, dia semakin berhasrat untuk bisa terus meraih sukses. Hal itu kembali dibuktikan di Tokyo.
Setelah hanya menjadi finalis pada 2016, dia berharap bisa menjadi juara pada tahun ini. “Saya melakoni banyak pertandingan antara saat itu dan sekarang. Saat ini, saya merasa lebih dewasa sehingga tentunya memiliki pengalaman itu sangat membantu dan membuat Anda menjadi lebih percaya diri juga,” kata Osaka, dilansir japantimes.
“Saya telah bermain di sini selama bertahun-tahun dan pernah melakoni finalnya satu kali. Jadi, turnamen ini sangat istimewa bagi saya,” katanya.
Sementara bagi Cibulkova, pertandingan menghadapi Osaka dinilai akan lebih sulit dibandingkan saat mengalahkan petenis Jepang lainnya, Nao Hibini, 6-1, 5-7, 6-3 di babak pertama.
Dia mengakui lawannya merupakan salah satu petenis muda yang hebat. Apalagi, finalis AS Terbuka 2014 ini pernah kalah sekali dari Osaka di Tokyo pada 2016 lalu. “Saya masih berjuang dengan jet-leg. Tapi, itu akan menjadi pertandingan yang sulit (melawan Osaka).
Dia baru saja memenangkan turnamen mayor. Saya berharap bisa bermain baik dan berharap untuk menjalani pertandingan yang bagus,” ujar Cibulkova. Sementara itu, petenis asal Rusia Maria Sharapova memutuskan mengakhiri perjalanan di WTA Tour 2018.
Pasalnya, dia mengalami cedera dan memastikan tidak akan turun di sisa turnamen yang dijadwalkan pada tahun ini. Sharapova, yang kini berada di peringkat 24 dunia, sudah memastikan tidak akan turun di Turnamen Beijing, Kremlin Open, dan Tianjin Open.
Tidak bisa tampil pada nama turnamen terakhir itu justru menjadi kekecewaan yang paling besar. Pasalnya, mantan petenis nomor satu dunia ini merupakan juara bertahan di ajang tersebut. “Saya menantikan untuk kembali ke Tianjin untuk mempertahankan gelar saya.
Tapi, sayangnya saya harus memberi saya waktu untuk pulih dari cedera. Saya kecewa karena saya tidak bisa bermain di depan semua penggemar di Tianjin lagi dan saya berharap bisa bermain di sana di masa depan,” ungkap Sharapova.
Kemenangan Osaka atas Serena Williams di final Amerika Serikat Terbuka mengubah hidupnya menjadi lebih istimewa. Wajahnya terpampang di seluruh koran-koran Jepang. Bahkan, petenis berusia 20 tahun itu mengamankan kontrak selama tiga tahun bersama Nissan dan tentunya bernilai jutaan dolar AS bersama adidas.
Osaka memang berada dalam masa kesuksesan. Gebrakan pertamanya terjadi saat tampil pada turnamen di Tokyo. Pada musim 2016, dia melampaui prediksi banyak pihak dengan lolos ke final sebagai petenis yang menerima wildcard. Catatan itu justru menjadi awal dari kesuksesannya di turnamen besar lainnya.
Selain AS Terbuka, Osaka juga berhasil menjadi juara di Turnamen Premier Masters, Indian Wells Open, Maret lalu. Dengan begitu, dia semakin berhasrat untuk bisa terus meraih sukses. Hal itu kembali dibuktikan di Tokyo.
Setelah hanya menjadi finalis pada 2016, dia berharap bisa menjadi juara pada tahun ini. “Saya melakoni banyak pertandingan antara saat itu dan sekarang. Saat ini, saya merasa lebih dewasa sehingga tentunya memiliki pengalaman itu sangat membantu dan membuat Anda menjadi lebih percaya diri juga,” kata Osaka, dilansir japantimes.
“Saya telah bermain di sini selama bertahun-tahun dan pernah melakoni finalnya satu kali. Jadi, turnamen ini sangat istimewa bagi saya,” katanya.
Sementara bagi Cibulkova, pertandingan menghadapi Osaka dinilai akan lebih sulit dibandingkan saat mengalahkan petenis Jepang lainnya, Nao Hibini, 6-1, 5-7, 6-3 di babak pertama.
Dia mengakui lawannya merupakan salah satu petenis muda yang hebat. Apalagi, finalis AS Terbuka 2014 ini pernah kalah sekali dari Osaka di Tokyo pada 2016 lalu. “Saya masih berjuang dengan jet-leg. Tapi, itu akan menjadi pertandingan yang sulit (melawan Osaka).
Dia baru saja memenangkan turnamen mayor. Saya berharap bisa bermain baik dan berharap untuk menjalani pertandingan yang bagus,” ujar Cibulkova. Sementara itu, petenis asal Rusia Maria Sharapova memutuskan mengakhiri perjalanan di WTA Tour 2018.
Pasalnya, dia mengalami cedera dan memastikan tidak akan turun di sisa turnamen yang dijadwalkan pada tahun ini. Sharapova, yang kini berada di peringkat 24 dunia, sudah memastikan tidak akan turun di Turnamen Beijing, Kremlin Open, dan Tianjin Open.
Tidak bisa tampil pada nama turnamen terakhir itu justru menjadi kekecewaan yang paling besar. Pasalnya, mantan petenis nomor satu dunia ini merupakan juara bertahan di ajang tersebut. “Saya menantikan untuk kembali ke Tianjin untuk mempertahankan gelar saya.
Tapi, sayangnya saya harus memberi saya waktu untuk pulih dari cedera. Saya kecewa karena saya tidak bisa bermain di depan semua penggemar di Tianjin lagi dan saya berharap bisa bermain di sana di masa depan,” ungkap Sharapova.
(don)