Masalah Bahu Jadi Kendala Nengah Widi Raih Medali Emas
A
A
A
JAKARTA - Atlet Asian Para Games 2018 Indonesia cabang powerlifting Ni Nengah Widiasih merasa kurang puas dengan pencapaiannya.
Atlet berusia 28 tahun itu hanya mampu mempersembahkan medali perak kelas 41 kg putri di Balai Sudirman, kemarin. Ni Nengah berhasil mengangkat beban seberat 97 kg. Dia melakukannya saat angkatan pertama. Sedangkan angkatan kedua dan ketiga sebesar 110 kg, gagal. Catatan 97 kg ternyata tidak cukup untuk mendulang emas.
Penyebabnya, powerlifter China Zhe Cui berhasil mengangkat beban 100 kg di angkatan ketiganya. Widi, sapaan akrab dari Ni Nengah, pun kecewa dengan hasil itu. Sebelumnya, dia juga mendapatkan perak saat tampil di APG 2014 Incheon. “Saya kecewa karena saya ingin mendapatkan emas. Tapi, perjuangan saya hanya bisa sampai perak,” katanya.
Selain gugup bertanding di depan pendukungnya, Widi mengaku bahunya berada dalam kondisi kurang fit seusai bertanding dalam kejuaraan di Oceania. Namun, itu bukan jadi alasan gagal mendapat emas. Menurut dia, lawannya memang sudah diprediksi akan menjadi pesaing terberatnya.
Meski begitu, dia sudah berusaha menunjukkan penampilan terbaiknya. Widi memang kesulitan bisa mengalahkan Cui dalam pertandingan tersebut. Sebelumnya, dia juga kalah di Paralimpik 2016 Rio de Janeiro, Brasil. Ketika itu, atlet asal Bali ini hanya mampu mempersembahkan perunggu dengan angkatan 95 kg.
Dia kalah dari Cui yang merebut perak dengan angkatan 102 kg. Meski begitu, Widi tetap bersyukur dengan pencapaiannya di APG 2018. Dia sebelumnya merupakan atlet powerlifting putri yang berlaga di kelas 45 kg.
“Satu sudah mencoba di kelas 41 kg meskipun kalau di kelas 45 kg, saya juga bakal mendapatkan perak,” ucapnya. Namun, atlet kelahiran Karangasem, Bali, 12 Desember 1989, ini bersedia kembali turun kelas demi mendapatkan medali emas di acara ini. Sayang, ambisinya masih belum bisa terwujud.
“Di kelas 41 kg dan 45 kg, saya berada di rangking dua dunia. Ke depannya, kita lihat saja karena kalau berlatih terlalu keras, saya gampang mengalami dehidrasi. Saya punya poin di dua kelas ini, tinggal pilih mau turun di mana,” katanya.
Sementara itu, Cui yang merupakan peraih dua medali perak di Paralimpik itu sebenarnya ingin mencoba memecahkan rekor dunia yang dikuasai powerlifter Turki Nazmiye Muratli dengan angkatan 104 kg.
Sayangnya, atlet berusia 31 tahun itu gagal saat mencoba mengangkat beban 104,5 kg di angkatan keempatnya. Sedangkan medali perunggu powerlifting kelas 41 kg putri APG 2018 jadi milik atlet Suriah Noura Baddour yang memperoleh angkatan terbaik 91 kg pada kesempatan ketiganya.
Atlet berusia 28 tahun itu hanya mampu mempersembahkan medali perak kelas 41 kg putri di Balai Sudirman, kemarin. Ni Nengah berhasil mengangkat beban seberat 97 kg. Dia melakukannya saat angkatan pertama. Sedangkan angkatan kedua dan ketiga sebesar 110 kg, gagal. Catatan 97 kg ternyata tidak cukup untuk mendulang emas.
Penyebabnya, powerlifter China Zhe Cui berhasil mengangkat beban 100 kg di angkatan ketiganya. Widi, sapaan akrab dari Ni Nengah, pun kecewa dengan hasil itu. Sebelumnya, dia juga mendapatkan perak saat tampil di APG 2014 Incheon. “Saya kecewa karena saya ingin mendapatkan emas. Tapi, perjuangan saya hanya bisa sampai perak,” katanya.
Selain gugup bertanding di depan pendukungnya, Widi mengaku bahunya berada dalam kondisi kurang fit seusai bertanding dalam kejuaraan di Oceania. Namun, itu bukan jadi alasan gagal mendapat emas. Menurut dia, lawannya memang sudah diprediksi akan menjadi pesaing terberatnya.
Meski begitu, dia sudah berusaha menunjukkan penampilan terbaiknya. Widi memang kesulitan bisa mengalahkan Cui dalam pertandingan tersebut. Sebelumnya, dia juga kalah di Paralimpik 2016 Rio de Janeiro, Brasil. Ketika itu, atlet asal Bali ini hanya mampu mempersembahkan perunggu dengan angkatan 95 kg.
Dia kalah dari Cui yang merebut perak dengan angkatan 102 kg. Meski begitu, Widi tetap bersyukur dengan pencapaiannya di APG 2018. Dia sebelumnya merupakan atlet powerlifting putri yang berlaga di kelas 45 kg.
“Satu sudah mencoba di kelas 41 kg meskipun kalau di kelas 45 kg, saya juga bakal mendapatkan perak,” ucapnya. Namun, atlet kelahiran Karangasem, Bali, 12 Desember 1989, ini bersedia kembali turun kelas demi mendapatkan medali emas di acara ini. Sayang, ambisinya masih belum bisa terwujud.
“Di kelas 41 kg dan 45 kg, saya berada di rangking dua dunia. Ke depannya, kita lihat saja karena kalau berlatih terlalu keras, saya gampang mengalami dehidrasi. Saya punya poin di dua kelas ini, tinggal pilih mau turun di mana,” katanya.
Sementara itu, Cui yang merupakan peraih dua medali perak di Paralimpik itu sebenarnya ingin mencoba memecahkan rekor dunia yang dikuasai powerlifter Turki Nazmiye Muratli dengan angkatan 104 kg.
Sayangnya, atlet berusia 31 tahun itu gagal saat mencoba mengangkat beban 104,5 kg di angkatan keempatnya. Sedangkan medali perunggu powerlifting kelas 41 kg putri APG 2018 jadi milik atlet Suriah Noura Baddour yang memperoleh angkatan terbaik 91 kg pada kesempatan ketiganya.
(don)