Kebanjiran Bonus, Eko Yuli Ingin Bangun Sasana

Jum'at, 09 November 2018 - 08:54 WIB
Kebanjiran Bonus, Eko Yuli Ingin Bangun Sasana
Kebanjiran Bonus, Eko Yuli Ingin Bangun Sasana
A A A
Senyum seolah tidak pernah berhenti merekah dari bibir Eko Yuli Irawan. Betapa tidak, kemarin lifter andalan Indonesia itu menjadi bintang kehormatan di Istana Negara atas prestasi yang diraihnya pada seri kejuaraan dunia angkat besi yang digelar di Ashgabat, Turkmenistan (3/11).

Bukan hanya mendapat undangan khusus ke Istana Merdeka, atlet kelahiran Lampung 24 Juli 1989 tersebut juga mendapatkan banjir hadiah. Total dia mendapatkan ganjaran Rp450 juta, masing-masing dari Presiden Joko Widodo dan Kemenpora juga. Hadiah ini belum termasuk dari lembaga lain, seperti dari Pengurus Besar Persatuan Angkat Besi dan Berat Seluruh Indonesia (PABBSI).

Bonus tersebut tentu semakin menambah tebal tabungan Eko Yuli, karena setelah Asian Games 2018 lalu dia mendapat ganjaran sebesar Rp1,5 miliar dari pemerintah karena berhasil meraih medali emas.

Prestasi yang diraihkan Eko Yuli pada kejuaraan dunia itu memang terbilang sangat mentereng dan patut mendapatkan apresiasi. Dalam ajang itu, Eko Yuli bertanding di nomor baru, yaitu kelas 61 kilogram.

Di babak final, dia berhasil mencatatkan angkatan clean & jerk sebesar 174 kg yang merupakan rekor dunia baru. Angkatan itu didapat pada kesempatan ketiganya setelah Eko mencatatkan 165 kg dan 170 kg.

Pada angkatan snatch sebelumnya, Eko mencatatkan angka 143 kg. Dengan total angkatan tersebut, Eko pun mencatatkan diri sebagai pemecah rekor baru di kelas 61 kilogram.

Dia mengalahkan dua pesaing dari China, yakni Fabin Li dan Fulin Qin, yang masing-masing mencetak total angkatan 310 kilogram dan 308 kilogram. Total dia membawa pulang tiga medali emas. Apa yang diraih Eko Yuli ini tentu sangat membanggakan bangsa ini. Apalagi penghargaan itu di level dunia.

Sebelumnya, Eko Yuli memang pernah mendapatkan medali emas kategori 56 kg dengan total angkatan 273 pada kejuaraan dunia yunior 2007. Namun untuk kejuaraan dunia, dia sebatas meraih medali perak dan perunggu. Pun di Olimpiade.

Karena prestasi itulah kemarin Presiden Jokowi mengundang secara khusus Eko Yuli ke Istana Presiden. Eko Yuli yang tiba di kompleks Istana Kepresidenan sekitar pukul 09.10 WIB didampingi Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi, Ketua PB PABBSI Ro san Roeslani, dan Manajer Tim Angkat Besi Indonesia Sonny Kasiran.

Sementara itu, Presiden Jokowi menerima kehadirannya seorang diri. Kepada Presiden, Eko mengungkapkan rasa bangganya dapat mempersembahkan yang terbaik bagi bangsa dan negara. Apalagi, ini merupakan yang pertama baginya untuk meraih medali emas di tingkat kejuaraan dunia.

“Ini sejarah pertama juga bisa dapat medali emas bahkan bisa pecah rekor dunia. Yang pasti senang, bangga, bisa memberikan yang terbaik untuk bangsa dan negara,” ujar Eko Yuli.

Dia menuturkan, prestasi yang diraihnya berkat intensitas latihan yang diarahkan untuk meraih prestasi terbaik di Olimpiade. Dia menyebutkan dalam satu hari ada dua sesi latihan, di mana setiap sesi dilakukan selama tiga jam.

“Pelatihannya sih sama. Karena kita targetnya selalu ke Olimpiade, jadi tidak ada pen urunan intensitas pelatihan. Mau SEA Games, Asian Games, ataupun ke yang lain, tetap fokusnya untuk Olimpiade,” ungkapnya. Berkaitan dengan bonus yang didapatnya, Eko Yuli mengatakan akan ditabung.

Dia mempunyai keinginan untuk mendirikan sasana atau tempat latihan angkat besi. Dengan begitu, dapat menampung para remaja yang berminat pada olahraga angkat besi.

“Karena kita sudah belasan tahun di angkat besi, kayanya sudah tahu skillnya, sudah tahu cara menangani atlet. Ingin menciptakan juga supaya di angkat besi, prestasinya tidak mandek. Takutnya setelah saya pensiun belum ada lagi. Itu yang saya takutin. Setidaknya kita bisa menciptakan juga,” katanya.

Kebahagiaan sama juga dirasakan Jokowi. Mantan gubernur DKI Jakarta itu mengatakan bahwa pemerintah dan rakyat Indonesia bangga dengan prestasi yang Eko raih. Ia berharap atlet-atlet dari cabang olahraga lain bisa termotivasi dan ikut menorehkan prestasi seperti saat Asian Games 2018.

“Pemerintah akan terus memberikan support, dari Kemenpora akan terus mengikuti, tentu saja dari cabang olahraga angkat besi PABBSI akan terus mengikuti dan mengikutkan atletnya dalam kompetisi dan kejuaraan apa pun,” ujar Jokowi.

Menpora Imam Nahrawi menggariskan bahwa presiden meminta agar Eko Yuli tidak cepat puas dengan prestasi yang diraih. Pembinaan atlet harus terus dilakukan dalam waktu jangka panjang sehingga tidak berhenti setelah mendapatkan prestasi.

”Salah satu yang menjadi perhatian beliau (Presiden Jokowi) adalah bagaimana pelatnas itu tidak boleh berhenti. Harus betul-betul jangka panjang,” ucapnya.

Modal Olimpiade 2020

Medali emas ini tentu menjadi modal berharga bagi Eko Yuli menatap Olimpiade 2020, mengingat kejuaraan dunia ini adalah bagian kualifikasi menuju ke sana. Bagi pribadi Eko Yuli, medali emas Olimpiade adalah hasrat yang terwujud, karena pada Olimpiade 2008, 2012, dan 2016 dia hanya mampu meraih perunggu dan perak.

Karena itulah, setelah sukses mempersembahkan medali emas pada Asian Games 2018 yang digelar di Jakarta beberapa waktu lalu, dia tak berhenti menjalani latihan. Dia terus intens latihan karena dia memang menargetkan prestasi terbaik pada Olimpiade 2020 yang bakal digelar di Tokyo, Jepang.

Dia menyebut dalam satu hari ada dua sesi latihan, yang setiap sesi dilakukan selama tiga jam. Selain intens latihan, dia juga menjaga pola makan. Eko Yuli tidak boleh makan sembarangan karena dia sempat terkena tifus menjelang Asian Games 2018.

“Yang pasti, sayuran harus ada. Lauknya daging ikan atau ayam pasti ada. Nasi yang enggak. Saya enggak makan nasi putih, diganti nasi merah,” tutur dia. Eko memang harus serius untuk bisa meraih impiannya.

Sebelum Olimpiade, dia harus mengikuti sejumlah kejuaraan dunia. Selama 2019, nanti tercatat ada enam seri kejuaraan dunia untuk mengumpulkan poin menuju Olimpiade. Nantinya, atlet yang menduduki peringkat delapan besar bakal langsung lolos ke Olimpiade 2020.

Seusai mengikuti kejuaraan dunia di Turkmenistan, Eko Yuli mengakui dirinya minimal harus mengikuti empat kejuaraan dunia lagi agar jalannya mulus ke pentas Olimpiade.

“Saya fokus kekejuaraan dunia karena poinnya tinggi,” ujar dia. Sebelumnya, pelatih atlet angkat besi Dirja Wihardja menuturkan bahwa kunci utama keberhasilan Eko Yuli pada kejuaraan dunia di Turkmenistan adalah kemampuannya menjaga berat badan.

Dia juga menyebut penampilan apik Eko di kelas 62 kilogram pada Asian Games 2018 menjadi modal besar saat tampil di kejuaraan dunia.

Menurut Dirja, Eko mendapat keuntungan dengan memilih turun di kelas 61 kg pada kejuaraan dunia. “Sudah ada bekal (dari Asian Games). Eko tinggal menjaga berat badan dan kekuatan,” kata dia di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang (7/11).
(don)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8349 seconds (0.1#10.140)