Kembali Hadapi Kroasia, Inggris Dihantui Kenangan Buruk
A
A
A
LONDON - Sejenak mari putar waktu ke tanggal 12 Juli 2018 ke Stadion Luzhniki, Moskow. Tepatnya pada babak semifinal Piala Dunia 2018, di Rusia.
Saat Inggris menangis karena langkah mereka terhenti di partai semifinal. Pendukung Inggris tak kuasa menahan tangis karena sejak lolos dari kutukan penalti di 16 besar, mereka sudah mengumandangkan lagu football coming home .
Inilah era di mana, The Three Lions begitu optimistis bisa menjadi juara dunia yang kali terakhir mereka rasakan pada 1966. Sayang, semua tak sesuai harapan. Inggris kembali hanya sebatas memberi asa tanpa pernah menjadi nyata.
Adalah Kroasia yang mengubur mimpi pasukan Gareth South gate ke final dan menjadi juara. Leading pada menit ke-5 melalui Keiran Trippier, Inggris kemudian menyerah dari Kroasia lewat gol Ivan Perisic (68) dan Mario Madzukic (109).
Atau, sempatkan juga untuk menarik waktu lebih lama ke 22 November 2007 di Stadion Wembley. Inggris membutuhkan kemenangan untuk menjaga peluang lolos ke Piala Eropa 2008. Menjamu Kroasia, di depan lebih dari 88.000 penonton yang ada di Wembley, Inggris yang ditukangi Steve McClaren, justru menelan kekalahan.
Tertinggal dua gol pada menit ke-8 dan ke-14, The Three Lions sempat menyamakan ke dudukan melalui Frank Lampard (56) dan Pe ter Crouch (65). Namun, Inggris akhirnya kalah melalui gol Mladen Petric pada menit ke-77.
“Bagi saya, ini tentang tim kami dan saat ini (bukan 2007). Kami memang tidak bisa melewati harapan pada musim panas (Piala Dunia), sekarang kami ingin mencoba membuktikan tim ini telah belajar dari itu (kegagalan).
Tim ini telah meningkat,” kata Southgate dikutip theguardian. Dini hari nanti, Inggris akan menjamu Kroasia. Laga yang sangat menentukan karena peta persaingan lolos ke playoff atau degradasi ke League B menjadi terbuka. Kemenangan Kroasia atas Spanyol membuat persaingan menjadi liar.
Spanyol yang sekarang berada di puncak klasemen Grup 4 League A, posisinya belum aman dari kejaran Inggris dan Kroasia di peringkat dua serta tiga. Jika Inggris menang atas Kroasia, maka The Three Lions yang akan melaju ke babak playoff final four dan Kroasia degradasi ke League B.
Sebaliknya, jika Vatreni mendapat kemenangan, Inggris terdegradasi dan Kroasia ke final four . Sementara jika kedua tim bermain imbang, maka Spanyol terbang ke play-off dan Kroasia terdegradasi. “Kemenangan Kroasia atas Spanyol membuat kami memiliki harapan. Sekarang simpel saja, menang berarti kami ke semifinal dan itu saja. Jadi, kami ingin melakukan terbaik,” tambah Southgate.
Sebelum menghadapi pasukan Zlatko Dalic, Inggris melakukan pemanasan menghadapi Amerika Serikat. Laga yang diwarnai kontroversi karena kehadiran Wayne Rooney tersebut dimenangkan The Three Lions dengan tiga gol tanpa balas di Stadion Wembley. Pada pertandingan tersebut, Southgate banyak menurunkan pemain cadangan dan wajah baru.
Setidaknya ada tiga nama debutan Alex McCarthy penjaga gawang Southampton, penyerang Borussia Dortmund berusia 18 tahun Jadon Sancho, dan striker Bournemouth Callum Wilson. Ditambah Benjamin Chilwell (belakang), Harry Wink (tengah), Lewis Dunk (belakang), serta Michael Keane.
Namun melawan Kroasia, Southgate menegaskan akan memberikan treatment berbeda. Dia akan menurunkan beberapa pemain yang sudah memiliki pengalaman lama bermain dan memiliki pemahaman yang baik tentang bagaimana cari Inggris bermain.
Alasannya, Kroasia adalah tim yang bisa menang pada menit ke-93 melawan Spanyol, setelah kalah 0-6 pada leg pertama, September lalu. “Ini memberi tahu kita tentang mentalitas dan kualitas mereka. Saya berpikir ini adalah permainan yang hebat dan dinantikan semua orang,” tandas pelatih berusia 48 tahun itu.
Adapun Kroasia dipastikan tidak akan bisa tampil sempurna. Selain sudah kehilangan tiga pemain senior karena pensiun dari timnas, Dalic juga harus kehilangan Rakitic. “Dia akan pergi ke Barcelona, ini cedera serius. Anda tahu bahwa saya tidak mau mengambil risiko,” kata Dalic.
Saat Inggris menangis karena langkah mereka terhenti di partai semifinal. Pendukung Inggris tak kuasa menahan tangis karena sejak lolos dari kutukan penalti di 16 besar, mereka sudah mengumandangkan lagu football coming home .
Inilah era di mana, The Three Lions begitu optimistis bisa menjadi juara dunia yang kali terakhir mereka rasakan pada 1966. Sayang, semua tak sesuai harapan. Inggris kembali hanya sebatas memberi asa tanpa pernah menjadi nyata.
Adalah Kroasia yang mengubur mimpi pasukan Gareth South gate ke final dan menjadi juara. Leading pada menit ke-5 melalui Keiran Trippier, Inggris kemudian menyerah dari Kroasia lewat gol Ivan Perisic (68) dan Mario Madzukic (109).
Atau, sempatkan juga untuk menarik waktu lebih lama ke 22 November 2007 di Stadion Wembley. Inggris membutuhkan kemenangan untuk menjaga peluang lolos ke Piala Eropa 2008. Menjamu Kroasia, di depan lebih dari 88.000 penonton yang ada di Wembley, Inggris yang ditukangi Steve McClaren, justru menelan kekalahan.
Tertinggal dua gol pada menit ke-8 dan ke-14, The Three Lions sempat menyamakan ke dudukan melalui Frank Lampard (56) dan Pe ter Crouch (65). Namun, Inggris akhirnya kalah melalui gol Mladen Petric pada menit ke-77.
“Bagi saya, ini tentang tim kami dan saat ini (bukan 2007). Kami memang tidak bisa melewati harapan pada musim panas (Piala Dunia), sekarang kami ingin mencoba membuktikan tim ini telah belajar dari itu (kegagalan).
Tim ini telah meningkat,” kata Southgate dikutip theguardian. Dini hari nanti, Inggris akan menjamu Kroasia. Laga yang sangat menentukan karena peta persaingan lolos ke playoff atau degradasi ke League B menjadi terbuka. Kemenangan Kroasia atas Spanyol membuat persaingan menjadi liar.
Spanyol yang sekarang berada di puncak klasemen Grup 4 League A, posisinya belum aman dari kejaran Inggris dan Kroasia di peringkat dua serta tiga. Jika Inggris menang atas Kroasia, maka The Three Lions yang akan melaju ke babak playoff final four dan Kroasia degradasi ke League B.
Sebaliknya, jika Vatreni mendapat kemenangan, Inggris terdegradasi dan Kroasia ke final four . Sementara jika kedua tim bermain imbang, maka Spanyol terbang ke play-off dan Kroasia terdegradasi. “Kemenangan Kroasia atas Spanyol membuat kami memiliki harapan. Sekarang simpel saja, menang berarti kami ke semifinal dan itu saja. Jadi, kami ingin melakukan terbaik,” tambah Southgate.
Sebelum menghadapi pasukan Zlatko Dalic, Inggris melakukan pemanasan menghadapi Amerika Serikat. Laga yang diwarnai kontroversi karena kehadiran Wayne Rooney tersebut dimenangkan The Three Lions dengan tiga gol tanpa balas di Stadion Wembley. Pada pertandingan tersebut, Southgate banyak menurunkan pemain cadangan dan wajah baru.
Setidaknya ada tiga nama debutan Alex McCarthy penjaga gawang Southampton, penyerang Borussia Dortmund berusia 18 tahun Jadon Sancho, dan striker Bournemouth Callum Wilson. Ditambah Benjamin Chilwell (belakang), Harry Wink (tengah), Lewis Dunk (belakang), serta Michael Keane.
Namun melawan Kroasia, Southgate menegaskan akan memberikan treatment berbeda. Dia akan menurunkan beberapa pemain yang sudah memiliki pengalaman lama bermain dan memiliki pemahaman yang baik tentang bagaimana cari Inggris bermain.
Alasannya, Kroasia adalah tim yang bisa menang pada menit ke-93 melawan Spanyol, setelah kalah 0-6 pada leg pertama, September lalu. “Ini memberi tahu kita tentang mentalitas dan kualitas mereka. Saya berpikir ini adalah permainan yang hebat dan dinantikan semua orang,” tandas pelatih berusia 48 tahun itu.
Adapun Kroasia dipastikan tidak akan bisa tampil sempurna. Selain sudah kehilangan tiga pemain senior karena pensiun dari timnas, Dalic juga harus kehilangan Rakitic. “Dia akan pergi ke Barcelona, ini cedera serius. Anda tahu bahwa saya tidak mau mengambil risiko,” kata Dalic.
(don)