Terdegradasi, Der Panzer Fokus Membangun Kekuatan Baru
A
A
A
GELSENKIRCHEN - Timnas Jerman sedang membangun alibi menyusul sederet kegagalan mereka di 2018. Setelah gagal total di Piala Dunia 2018, mereka kini terdegradasi ke League B UEFA Nations League.
Jerman “turun kasta” karena Belanda berhasil mengalahkan Prancis pada matchday keempat Grup 1 League A UEFA Nations League 2018. Inilah salah satu periode gelap sepak bola Jerman, setelah mereka berjaya di Piala Dunia 2014 dan menjadi juara Piala Konfederasi 2017.
Di Piala Dunia 2018, Jerman yang berstatus juara bertahan memperlihatkan kinerja buruk. Mereka tersingkir di babak penyisihan grup. Grafik menurun Der Panzer berlanjut di Nations League. Kemenangan 2-0 Belanda atas Prancis, Sabtu (17/11), membuat Jerman terdegradasi ke League B. Mereka terdampar di dasar klasemen Grup 1 dengan koleksi satu poin.
Di tengah badai kritik, Jerman mencoba membangun citra positif dengan mengatakan sederet kegagalan tahun ini menjadi berkah dan modal bangkit pada tahun mendatang. Pelatih Jerman Joachim Loew memperlihatkannya dengan sinyal perombakan skuad dengan memprioritaskan para pemain muda.
Juru taktik yang menjabat sejak 2006 itu optimistis kekuatan Jerman segera pulih. Karena sudah menjadi rahasia umum bahwa beberapa pilar penting Der Panzer dalam beberapa tahun terakhir sudah mulai menua, yakni Manuel Neuer (32), Jerome Boateng (30), Mats Hummels (29), Toni Kroos (28), Thomas Müller (29), hingga Marco Reus (29).
“Target kami tetap jelas, yakni melaju ke Piala Eropa 2020. Sekali lagi, kami ingin memiliki tim kuat. Sepanjang perjalanan ke sana, kami akan terus memberikan ruang kepada para pemain muda dan kami ingin memperkenalkannya ke tim nasional,” kata Loew dilansir dw.com.
Keseriusan Loew terlihat di laga uji coba melawan Rusia, Jumat (16/11). Saat itu, dia menurunkan komposisi tim yang didominasi talenta-talenta muda. Tiga gol kemenangan Jerman disumbangkan Leroy Sane, Niklas Sule, dan Serge Gnabry, bahkan masih berusia 23 tahun. Bersama Joshua Kimmich (23), Kai Havertz (19), dan Timo Werner (22), fondasi masa depan Jerman terlihat menjanjikan dan layak diberikan kesempatan menambah jam terbang.
Starting line up serupa diyakini akan diterapkan Loew saat melawan Belanda pada laga pamungkas Grup 1 di VELTINS-Arena, dini hari nanti. Meski tidak lagi menentukan, Loew menegaskan, timnya bakal tampil ngototmeraih kemenangan sebagai kado penutup tahun bagi fans DerPanzer.
“Kami ingin bermain bagus melawan Belanda. Kami ingin mengucapkan selamat tinggal dengan cara terbaik kepada fans dari 2018 yang mengecewakan,” katanya. Manajer Bisnis Timnas Jerman Oliver Bierhoff memastikan timnya tidak akan melepas pertandingan melawan Belanda meski sudah terdegradasi. Menurut dia, kemenangan akan menjadi landasan Jerman membangun tim untuk kualifikasi Euro.
“Degradasi jelas bukan akhir dunia. Degradasi tidak mengubah apa pun tentang cara kami mendekati pertandingan ini. Pertama-tama, itu adalah duel gengsi. Kedua, kami ingin terus membuat kemajuan dalam pengembangan kami. Ketiga, dengan kemenangan, kami ingin memberi diri kami dasar yang baik untuk kualifikasi Euro,” kata Bierhoff dikutip Kicker.
Dia mengakui, tahun 2018 memang tahun buruk bagi Jerman karena keluar dari Piala Dunia dan kekecewaan di Nations League. Tetapi, katanya, seperti yang dikatakan banyak orang, kegagalan selalu diperlukan untuk membantu seseorang bangkit dan menjadi lebih kuat. Bierhoff melihat periode suram Jerman sebagai peluang.
“Itu (degradasi) menutup tahun buruk yang kita miliki. Mungkin Anda perlu mencapai dasar seperti ini sehingga kami benar-benar bisa mendaki kembali. Kami memulai lagi dari awal. Degradasi itu mungkin membuat kita lebih sadar akan fakta kami harus mempersiapkan kualifikasi Euro 2020 tahun depan,” katanya.
Berbanding terbalik dengan Jerman, Belanda menunjukkan kiprah impresif di bawah kendali Ronald Koeman. Tim berjuluk De Oranje tersebut hanya membutuhkan satu kemenangan guna melaju ke babak empat besar Nations League sebagai juara Grup 1.
Saat ini mereka tertinggal satu angka dari Prancis (7) yang sudah memainkan empat laga. Apa yang diperlihatkan Belanda saat ini meng isyaratkan mereka belajar banyak hal dari pengalaman pahit. Seperti diketahui, mereka absen di dua turnamen prestisius sekaligus, Piala Eropa 2016 dan Piala Dunia 2018. Koeman mengungkapkan antusiasme pasukannya sudah kembali.
“Anda melihat di sesi latihan maupun pertandingan, tim bekerja untuk menjadi lebih baik dan mencapai kesuksesan. Sesuatu yang tidak terlihat dalam beberapa tahun terakhir. Sekarang, kami telah mengoleksi enam poin dan berpeluang menjuarai Grup 1. Ini memberikan kepercayaan diri yang besar,” ujar Koeman.
Jerman “turun kasta” karena Belanda berhasil mengalahkan Prancis pada matchday keempat Grup 1 League A UEFA Nations League 2018. Inilah salah satu periode gelap sepak bola Jerman, setelah mereka berjaya di Piala Dunia 2014 dan menjadi juara Piala Konfederasi 2017.
Di Piala Dunia 2018, Jerman yang berstatus juara bertahan memperlihatkan kinerja buruk. Mereka tersingkir di babak penyisihan grup. Grafik menurun Der Panzer berlanjut di Nations League. Kemenangan 2-0 Belanda atas Prancis, Sabtu (17/11), membuat Jerman terdegradasi ke League B. Mereka terdampar di dasar klasemen Grup 1 dengan koleksi satu poin.
Di tengah badai kritik, Jerman mencoba membangun citra positif dengan mengatakan sederet kegagalan tahun ini menjadi berkah dan modal bangkit pada tahun mendatang. Pelatih Jerman Joachim Loew memperlihatkannya dengan sinyal perombakan skuad dengan memprioritaskan para pemain muda.
Juru taktik yang menjabat sejak 2006 itu optimistis kekuatan Jerman segera pulih. Karena sudah menjadi rahasia umum bahwa beberapa pilar penting Der Panzer dalam beberapa tahun terakhir sudah mulai menua, yakni Manuel Neuer (32), Jerome Boateng (30), Mats Hummels (29), Toni Kroos (28), Thomas Müller (29), hingga Marco Reus (29).
“Target kami tetap jelas, yakni melaju ke Piala Eropa 2020. Sekali lagi, kami ingin memiliki tim kuat. Sepanjang perjalanan ke sana, kami akan terus memberikan ruang kepada para pemain muda dan kami ingin memperkenalkannya ke tim nasional,” kata Loew dilansir dw.com.
Keseriusan Loew terlihat di laga uji coba melawan Rusia, Jumat (16/11). Saat itu, dia menurunkan komposisi tim yang didominasi talenta-talenta muda. Tiga gol kemenangan Jerman disumbangkan Leroy Sane, Niklas Sule, dan Serge Gnabry, bahkan masih berusia 23 tahun. Bersama Joshua Kimmich (23), Kai Havertz (19), dan Timo Werner (22), fondasi masa depan Jerman terlihat menjanjikan dan layak diberikan kesempatan menambah jam terbang.
Starting line up serupa diyakini akan diterapkan Loew saat melawan Belanda pada laga pamungkas Grup 1 di VELTINS-Arena, dini hari nanti. Meski tidak lagi menentukan, Loew menegaskan, timnya bakal tampil ngototmeraih kemenangan sebagai kado penutup tahun bagi fans DerPanzer.
“Kami ingin bermain bagus melawan Belanda. Kami ingin mengucapkan selamat tinggal dengan cara terbaik kepada fans dari 2018 yang mengecewakan,” katanya. Manajer Bisnis Timnas Jerman Oliver Bierhoff memastikan timnya tidak akan melepas pertandingan melawan Belanda meski sudah terdegradasi. Menurut dia, kemenangan akan menjadi landasan Jerman membangun tim untuk kualifikasi Euro.
“Degradasi jelas bukan akhir dunia. Degradasi tidak mengubah apa pun tentang cara kami mendekati pertandingan ini. Pertama-tama, itu adalah duel gengsi. Kedua, kami ingin terus membuat kemajuan dalam pengembangan kami. Ketiga, dengan kemenangan, kami ingin memberi diri kami dasar yang baik untuk kualifikasi Euro,” kata Bierhoff dikutip Kicker.
Dia mengakui, tahun 2018 memang tahun buruk bagi Jerman karena keluar dari Piala Dunia dan kekecewaan di Nations League. Tetapi, katanya, seperti yang dikatakan banyak orang, kegagalan selalu diperlukan untuk membantu seseorang bangkit dan menjadi lebih kuat. Bierhoff melihat periode suram Jerman sebagai peluang.
“Itu (degradasi) menutup tahun buruk yang kita miliki. Mungkin Anda perlu mencapai dasar seperti ini sehingga kami benar-benar bisa mendaki kembali. Kami memulai lagi dari awal. Degradasi itu mungkin membuat kita lebih sadar akan fakta kami harus mempersiapkan kualifikasi Euro 2020 tahun depan,” katanya.
Berbanding terbalik dengan Jerman, Belanda menunjukkan kiprah impresif di bawah kendali Ronald Koeman. Tim berjuluk De Oranje tersebut hanya membutuhkan satu kemenangan guna melaju ke babak empat besar Nations League sebagai juara Grup 1.
Saat ini mereka tertinggal satu angka dari Prancis (7) yang sudah memainkan empat laga. Apa yang diperlihatkan Belanda saat ini meng isyaratkan mereka belajar banyak hal dari pengalaman pahit. Seperti diketahui, mereka absen di dua turnamen prestisius sekaligus, Piala Eropa 2016 dan Piala Dunia 2018. Koeman mengungkapkan antusiasme pasukannya sudah kembali.
“Anda melihat di sesi latihan maupun pertandingan, tim bekerja untuk menjadi lebih baik dan mencapai kesuksesan. Sesuatu yang tidak terlihat dalam beberapa tahun terakhir. Sekarang, kami telah mengoleksi enam poin dan berpeluang menjuarai Grup 1. Ini memberikan kepercayaan diri yang besar,” ujar Koeman.
(don)