Skor Kacamata Lawan Portugal Bukti Lini Depan ItaliaTumpul

Senin, 19 November 2018 - 13:20 WIB
Skor Kacamata Lawan...
Skor Kacamata Lawan Portugal Bukti Lini Depan ItaliaTumpul
A A A
MILAN - Seandanya saja Italia tidak miskin produktivitas, mungkin mereka yang akan menjadi juara Grup 3 League A UEFA Nations League 2018.

Masalahnya, ketidakmampuan mereka mengonversi gol justru memberi jalan pada Portugal ke babak play-off final four.

Penampilan Italia di hadapan pendukungnya justru kurang gereget. Hasil 0-0 melawan Portugal di laga pamungkas Grup 3 yang berlangsung di Stadion San Siro, Minggu (18/11), menorehkan rekor negatif bagi Italia.

Pertama kalinya sepanjang sejarah, mereka gagal meraih kemenangan di enam laga kandang beruntun. Sebelumnya, Italia bermain 1-1 melawan Masedonia (7/10/17), 0-0 kontra Swedia (14/11/17), serta 1-1 kala bersua Belanda (5/6), Polandia (8/9), dan Ukraina (11/10).

Selain itu, minimnya produktivitas Italia juga menjadi sorotan. Tercatat dari 16 laga terakhir, Italia hanya membukukan 11 gol. Lebih memprihatinkan, dalam skuad menghadapi Portugal, pencetak gol terbanyak Italia sejauh ini justru pemain belakang Giorgio Chiellini (delapan gol dari 100 caps) Ciro Immobile mengikuti dengan tujuh gol dalam 34 pertandingan.

Disusul Leonardo Bonucci memiliki (enam gol), Lorenzo Insigne (empat gol), Alessandro Florenzi (dua gol), serta Jorginho, Marco Verratti, dan Cristiano Biraghi (satu gol). Kurang suburnya lini depan Italia diakui Immobile. Menurut dia, Gli Azzurri terlalu banyak membuang peluang.

Hal itu membuat usaha mereka membangun serangan menjadi sia-sia. Immobile berjanji timnya akan berusaha memperbaiki kinerja. “Kami harus menerima kritik bersama dengan pujian. Kami memainkan sepak bola positif. Saya khawatir ketika terus membuat peluang, kami terus seperti ini,” ungkap Immobile dilansir football-italia.

Pelatih Roberto Mancini mengatakan, sedang mencari cara agar Italia bermain lebih efisien sehingga berbagai peluang yang didapat mampu menjadi gol. Meski dia menilai, Gli Azzurri telah menunjukkan perkembangan ke arah positif, terutama dari penguasaan bola dan kokohnya lini belakang.

Italia berhasil menorehkan clean sheet pada dua laga terakhir. Sebelumnya, mereka kebobolan dalam delapan laga beruntun. Itu menjadi catatan terburuk Italia sejak 1958/ 1959. “Portugal tidak pernah mendapatkan bola. Sayangnya, kami tidak bisa mengubah kepemilikan bola menjadi gol.

Tetapi, ini adalah sebuah langkah maju bagi Italia. Kami membuktikan mampu memainkan sepak bola yang bagus dan itu terbukti di lapangan. Saya pikir, kami berkembang sangat cepat,” ujarnya. Di lain pihak, skor kacamata sudah cukup bagi Portugal memuncaki klasemen akhir Grup 3 dengan koleksi tujuh poin. Mereka tidak tergoyahkan lantaran dua tim lainnya tertinggal, yakni Italia (5 poin) dan Polandia (1 poin).

Melaju ke babak empat besar, tim berjuluk A Selecao das Quinas tersebut diuntungkan karena bakal berlangsung di negara mereka pada Juni 2019. UEFA menggunakan Estadio do Dragao (Porto) dan Estadio D. Alfonso Henriques (Guimaraes) sebagai tempat pertandingan.

Kendati senang misi membawa pulang satu poin terealisasi, pelatih Fernando Santos menganggap Portugal mendapatkan perlawanan hebat dari Italia yang tampil menekan. Menurut Santos, itu merupakan pelajaran penting jelang babak empat besar Nations League. Sebelum itu, Portugal menyisakan satu laga kontra Polandia, Rabu dini hari (21/11).

“Ini adalah pertandingan sulit. Lebih sulit dari yang kami perkirakan sebelumnya. Kami berjuang keras menjaga lini pertahanan. Kami tidak terorganisasi dengan baik. Kami kesulitan membangun serangan. Italia mengontrol pertandingan dan terus menekan kami,” katanya.
(don)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7358 seconds (0.1#10.140)