Panitia Tokyo 2020 Dituduh Eksploitasi Hutan di Asia Tenggara
A
A
A
JAKARTA - Panitia Olimpiade Tokyo 2020 dituduh telah mengeksploitasi hutan di Indonesia dan Malaysia untuk pembangunan venue. Disebutkan bahwa 87% panel kayu yang mereka butuhkan diambil dari hutan hujan tropis di Kalimantan.
Tuduhan tersebut dibuat Rainforest Action Network (RAN) yang menyebut bahwa eksploitasi hutan di Kalimantan -untuk tujuan pembangunan venue- tidak hanya merusak lingkungan, tetapi juga merusak habitat orangutan. RAN bahkan telah mengeluhkan hal itu melalui Konsulat Jenderal Jepang di San Francisco.
Menurut RAN, sejak Mei 2028 setidaknya panitia Olimpiade Tokyo 2020 telah mengambil 134 ribu lembar besar kayu dari hutan di Indonesia dan Malaysia. Lebih dari 75% kayu digunakan untuk pembangunan New National Stadium, sementara sisanya sebanyak 8.700 ribu lembar dipergunakan untuk venue cabang voli, Ariake Arena.
"Konsumsi kayu (oleh Jepang, red) mendorong deforestasi di Indonesia dan Malaysia," kata juru bicara RAN, Hana Heineken, dikutip Inside The Games.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada penjelasan dari perwakilan Jepang di Indonesia, maupun perusahan yang diduga terlibat dalam penebangan hutan di Kalimantan dan Malaysia.
Tuduhan tersebut dibuat Rainforest Action Network (RAN) yang menyebut bahwa eksploitasi hutan di Kalimantan -untuk tujuan pembangunan venue- tidak hanya merusak lingkungan, tetapi juga merusak habitat orangutan. RAN bahkan telah mengeluhkan hal itu melalui Konsulat Jenderal Jepang di San Francisco.
Menurut RAN, sejak Mei 2028 setidaknya panitia Olimpiade Tokyo 2020 telah mengambil 134 ribu lembar besar kayu dari hutan di Indonesia dan Malaysia. Lebih dari 75% kayu digunakan untuk pembangunan New National Stadium, sementara sisanya sebanyak 8.700 ribu lembar dipergunakan untuk venue cabang voli, Ariake Arena.
"Konsumsi kayu (oleh Jepang, red) mendorong deforestasi di Indonesia dan Malaysia," kata juru bicara RAN, Hana Heineken, dikutip Inside The Games.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada penjelasan dari perwakilan Jepang di Indonesia, maupun perusahan yang diduga terlibat dalam penebangan hutan di Kalimantan dan Malaysia.
(sha)