Meski Kalah Beruntun, Kei Nishikori Bidik Grand Slam
A
A
A
BRADENTON - Kei Nishikori masih punya ambisi besar yang belum tercapai dalam kariernya sebagai petenis profesional. Petenis asal Jepang tersebut sangat berharap bisa merebut gelar grand slam pada musim 2019.
Setelah dihantam cedera, Nishikori bisa tampil apik pada musim 2018. Dia mengawali comeback-nya dengan tampil pada ajang Challenger di Amerika Serikat.
Lalu, melenggang ke final Turnamen Masters di Monte Carlo yang sayangnya kalah dari Rafael Nadal. Hadiah atas kerja keras Nishikori yang begitu memukau sepanjang tahun ini adalah satu tempat di ATP Finals, London.
Sialnya, walau sempat mengalahkan Roger Federer, petenis berusia 28 tahun itu tersingkir di fase grup. Meski demikian, Nishikori juga sempat berada dalam masa kritis. Ya, kekalahan saat final di Tokyo dan Wina pada Oktober lalu semakin memperparah rekor buruknya di final level tur.
Terbukti, dia kini terus terpeleset selama sembilan pertandingan secara berturut-turut sejak memenangkan ATP World Tour di Memphis pada Februari 2016. Wajar jika Nishikori kini ingin memperbaiki rekor itu.
Apalagi, dia telah memasang target yang lebih tinggi pada 2019. Sosok kelahiran Matsue, Shimane, tersebut berharap bisa memenangkan satu dari empat grand slam.
“Saya bermain tanpa tekanan tahun ini. Tapi, saya tahu harus memasang target lebih tinggi lagi. Saya ingin mendapatkan yang terbaik, seperti yang selalu saya lakukan dan memenangkan grand slam atau gelar Masters. Itulah tujuan saya,” kata Nishikori, dilansir livetennis.
Namun, Nishikori mengungkapkan sempat khawatir selama proses pemulihan. Dia menyatakan kariernya bisa saja berakhir, kecuali menjalani operasi. Tapi, dia memutuskan tidak mengambil pilihan itu dan memilih rehabilitasi dengan mengistirahatkan pergelangan tangannya.
“Saya takut. Pergelangan tangan sangat dibutuhkan dalam tenis. Saya terus berpikir, saya harus bermain dengan perasaan gelisah seperti ini dan bermain tanpa menjalani operasi. Tapi, saya diberi tahu ada kemungkinan cederanya bisa terjadi lagi. Saya terus bermain dengan tujuan utama saya kembali ke peringkat teratas,” ucapnya.
Selama ini Nishikori sering digolongkan sebagai petenis ‘generasi yang hilang’ bersama dengan Grigor Dimitrov dan Milos Raonic. Itu karena ketidakmampuan mereka memenangkan gelar grand slam.
Namun, anak asuh Michael Chang ini jelas tidak menyerah pada ambisinya. Pasalnya, dia pernah menjadi runner-upAS Terbuka 2014. Nishikori sempat pula dua kali ke semifinal AS Terbuka pada 2016 dan 2018.
Intinya, petenis peringkat 9 dunia ini mengaku sudah siap menyambut musim depan. Nishikori sudah menyatakan akan tampil di Brisbane International yang berlangsung 30 Desember 2018 sampai 6 Januari 2019. Dia akan bersaing dengan Andy Murray, Rafael Nadal, Grigor Dimitrov, dan Nick Kyrgios.
Setelah dihantam cedera, Nishikori bisa tampil apik pada musim 2018. Dia mengawali comeback-nya dengan tampil pada ajang Challenger di Amerika Serikat.
Lalu, melenggang ke final Turnamen Masters di Monte Carlo yang sayangnya kalah dari Rafael Nadal. Hadiah atas kerja keras Nishikori yang begitu memukau sepanjang tahun ini adalah satu tempat di ATP Finals, London.
Sialnya, walau sempat mengalahkan Roger Federer, petenis berusia 28 tahun itu tersingkir di fase grup. Meski demikian, Nishikori juga sempat berada dalam masa kritis. Ya, kekalahan saat final di Tokyo dan Wina pada Oktober lalu semakin memperparah rekor buruknya di final level tur.
Terbukti, dia kini terus terpeleset selama sembilan pertandingan secara berturut-turut sejak memenangkan ATP World Tour di Memphis pada Februari 2016. Wajar jika Nishikori kini ingin memperbaiki rekor itu.
Apalagi, dia telah memasang target yang lebih tinggi pada 2019. Sosok kelahiran Matsue, Shimane, tersebut berharap bisa memenangkan satu dari empat grand slam.
“Saya bermain tanpa tekanan tahun ini. Tapi, saya tahu harus memasang target lebih tinggi lagi. Saya ingin mendapatkan yang terbaik, seperti yang selalu saya lakukan dan memenangkan grand slam atau gelar Masters. Itulah tujuan saya,” kata Nishikori, dilansir livetennis.
Namun, Nishikori mengungkapkan sempat khawatir selama proses pemulihan. Dia menyatakan kariernya bisa saja berakhir, kecuali menjalani operasi. Tapi, dia memutuskan tidak mengambil pilihan itu dan memilih rehabilitasi dengan mengistirahatkan pergelangan tangannya.
“Saya takut. Pergelangan tangan sangat dibutuhkan dalam tenis. Saya terus berpikir, saya harus bermain dengan perasaan gelisah seperti ini dan bermain tanpa menjalani operasi. Tapi, saya diberi tahu ada kemungkinan cederanya bisa terjadi lagi. Saya terus bermain dengan tujuan utama saya kembali ke peringkat teratas,” ucapnya.
Selama ini Nishikori sering digolongkan sebagai petenis ‘generasi yang hilang’ bersama dengan Grigor Dimitrov dan Milos Raonic. Itu karena ketidakmampuan mereka memenangkan gelar grand slam.
Namun, anak asuh Michael Chang ini jelas tidak menyerah pada ambisinya. Pasalnya, dia pernah menjadi runner-upAS Terbuka 2014. Nishikori sempat pula dua kali ke semifinal AS Terbuka pada 2016 dan 2018.
Intinya, petenis peringkat 9 dunia ini mengaku sudah siap menyambut musim depan. Nishikori sudah menyatakan akan tampil di Brisbane International yang berlangsung 30 Desember 2018 sampai 6 Januari 2019. Dia akan bersaing dengan Andy Murray, Rafael Nadal, Grigor Dimitrov, dan Nick Kyrgios.
(don)