Tangis Murray di Australia Terbuka Bikin Penonton Haru
A
A
A
MELBOURNE - Aplaus membahana lebih lama di Melbourne Park, Melbourne, Australia, kemarin. Peristiwa yang jarang terjadi di babak awal Australia Terbuka. Namun, tangis Andy Murray pecah kala melambaikan tangan membuat penonton terus bertepuk tangan sebagai bentuk cinta kepada petenis asal Inggris Raya itu.
Australia Terbuka 2019 adalah momen emosional bagi Murray. Sebelum Grand Slam pembuka tahun tersebut dimulai, Murray mengumumkan bakal gantung raket pada 2019, lantaran cedera panggul berkepanjangan.
Namun belum dipastikan apakah dia bakal mundur setelah Australia Terbuka atau Wimbledon. Apa pun itu, Australia Terbuka 2019 menjadi pertunjukan terakhirnya di Negeri Kanguru. Dan, tentu saja mantan petenis nomor satu dunia itu tidak berharap bakal tersingkir di laga pertama Australia Terbuka 2019.
Meladeni Roberto Bautista Agut, Murray sempat memberikan perlawanan, namun akhirnya menyerah 4-6, 4-6, 7-6 (5), 7-6 (4), 2-6 dalam pertarungan sepanjang 4 jam 9 menit. “Selama bertahun-tahun, saya mencintai bermain di sini. Ini adalah tempat yang menakjubkan. Kalau ini adalah pertandingan terakhir saya, ini adalah cara yang menakjubkan untuk mengakhirinya. Saya sudah mengerahkan segalanya, cuma tidak cukup,” ujar Murray dilansir BBC Sports.
Murray dihadapkan pada dua pilihan sulit: beristirahat selama 4,5 bulan serta mempersiapkan diri bertanding di Wimbledon atau naik meja operasi untuk memperbaiki pinggulnya. Tapi jika operasi yang dia pilih, tidak ada jaminan Murray bakal bisa pulih 100%.
“Tak ada garansi (atlet) bisa kembali (bertanding) setelah melakukan operasi besar seperti itu,” ujarnya dilansir Telegraph. “Tapi selalu ada peluang. Sejumlah atlet mengambil risiko tersebut. Bob Bryan (atlet tenis ganda berusia 40 tahun) sedang melakukan itu (dioperasi). Saya akan memutuskan minggu depan,” paparnya.
Murray menjelaskan, jika memilih operasi dan tidak pulih sempurna, sehingga tak bisa bermain tenis lagi, dia yakin itu adalah yang terbaik. “Kualitas hidup saya akan lebih baik, yakni saya tidak bakal selalu merasa kesakitan. Saya bisa berjalan normal, bisa kembali memakai kaus kaki dan sepatu sendiri,” ujar petenis berusia 31 tahun itu.
Sejumlah otot di sekitar pinggul bakal dipotong jika Murray memilih untuk naik meja operasi. “Untuk orang biasa, dampak dipotongnya (sekumpulan enam) otot tidak akan berdampak besar. tapi jika dilakukan oleh petenis dunia, itu akan sangat berpengaruh pada stabilitas pelvis dan keseimbangan,” papar ahli bedah Manchester Hip and Knee Clinic, Winston Kim.
Kekalahan dari Agut memastikan Murray mundur dari panggung tenis dunia tanpa gelar Australia Terbuka meski mencapai final lima kali. Sepanjang kariernya, Murray dua kali merajai Olimpiade (2012, 2016) dan merebut tiga gelar Grand Slam; Wimbledon (2013, 2016) dan AS Terbuka (2012).
Australia Terbuka 2019 adalah momen emosional bagi Murray. Sebelum Grand Slam pembuka tahun tersebut dimulai, Murray mengumumkan bakal gantung raket pada 2019, lantaran cedera panggul berkepanjangan.
Namun belum dipastikan apakah dia bakal mundur setelah Australia Terbuka atau Wimbledon. Apa pun itu, Australia Terbuka 2019 menjadi pertunjukan terakhirnya di Negeri Kanguru. Dan, tentu saja mantan petenis nomor satu dunia itu tidak berharap bakal tersingkir di laga pertama Australia Terbuka 2019.
Meladeni Roberto Bautista Agut, Murray sempat memberikan perlawanan, namun akhirnya menyerah 4-6, 4-6, 7-6 (5), 7-6 (4), 2-6 dalam pertarungan sepanjang 4 jam 9 menit. “Selama bertahun-tahun, saya mencintai bermain di sini. Ini adalah tempat yang menakjubkan. Kalau ini adalah pertandingan terakhir saya, ini adalah cara yang menakjubkan untuk mengakhirinya. Saya sudah mengerahkan segalanya, cuma tidak cukup,” ujar Murray dilansir BBC Sports.
Murray dihadapkan pada dua pilihan sulit: beristirahat selama 4,5 bulan serta mempersiapkan diri bertanding di Wimbledon atau naik meja operasi untuk memperbaiki pinggulnya. Tapi jika operasi yang dia pilih, tidak ada jaminan Murray bakal bisa pulih 100%.
“Tak ada garansi (atlet) bisa kembali (bertanding) setelah melakukan operasi besar seperti itu,” ujarnya dilansir Telegraph. “Tapi selalu ada peluang. Sejumlah atlet mengambil risiko tersebut. Bob Bryan (atlet tenis ganda berusia 40 tahun) sedang melakukan itu (dioperasi). Saya akan memutuskan minggu depan,” paparnya.
Murray menjelaskan, jika memilih operasi dan tidak pulih sempurna, sehingga tak bisa bermain tenis lagi, dia yakin itu adalah yang terbaik. “Kualitas hidup saya akan lebih baik, yakni saya tidak bakal selalu merasa kesakitan. Saya bisa berjalan normal, bisa kembali memakai kaus kaki dan sepatu sendiri,” ujar petenis berusia 31 tahun itu.
Sejumlah otot di sekitar pinggul bakal dipotong jika Murray memilih untuk naik meja operasi. “Untuk orang biasa, dampak dipotongnya (sekumpulan enam) otot tidak akan berdampak besar. tapi jika dilakukan oleh petenis dunia, itu akan sangat berpengaruh pada stabilitas pelvis dan keseimbangan,” papar ahli bedah Manchester Hip and Knee Clinic, Winston Kim.
Kekalahan dari Agut memastikan Murray mundur dari panggung tenis dunia tanpa gelar Australia Terbuka meski mencapai final lima kali. Sepanjang kariernya, Murray dua kali merajai Olimpiade (2012, 2016) dan merebut tiga gelar Grand Slam; Wimbledon (2013, 2016) dan AS Terbuka (2012).
(don)