Transfer Boateng Dinilai Tak Sesuai Tradisi Tim Katalan

Rabu, 23 Januari 2019 - 11:21 WIB
Transfer Boateng Dinilai...
Transfer Boateng Dinilai Tak Sesuai Tradisi Tim Katalan
A A A
SEVILLA - Semua terkejut saat Barcelona mengumumkan Kevin-Prince Boateng sebagai pemain barunya. Dipinjam dari Sassoulo dengan opsi permanen musim depan, transfer Boateng dianggap melawan tradisi transfer yang dimiliki tim Katalan tersebut.

Imbasnya, semua masih menebak alasan pelatih Bar celona Ernesto Valverde mendatangkan pemain berusia 31 tahun tersebut. Menebak, karena dalam banyak sisi, transfer pemain yang sudah membela lebih dari 10 klub Eropa di sepanjang kariernya tersebut dalam beberapa hal di luar tradisi Barcelona. Sebut saja dari sisi usia.

Selama ini, manajemen Blaugrana sangat jarang mendatangkan pemain ber usia di atas 30 tahun. Tapi, di era Valverde, Boateng adalah pemain kedua yang datang saat umurnya sudah di atas kepala tiga. Sebelumnya ada nama Arturo Vidal.

Jika dirunut, terakhir kali tim Katalan mendatangkan dua pemain berusia di atas 30 tahun tersebut sudah berlangsung 14 tahun silam. Tepatnya pada musim 2004/2005 saat Pep Guardiola mem bawa Henrik Larsson, 32, dan Demetrio Albertini, 33.

Empat musim lalu, hanya ada satu nama pemain yang didatangkan di usia lebih dari 30 tahun, yaitu Claudio Bravo. Jika dibuat akumulasi, selama 14 tahun, dari 63 pemain yang didatangkan ke Camp Nou, hanya tujuh sudah melebihi kepala tiga, dua di antaranya Boateng dan Vidal.

“Adalah kebanggaan karena bisa ber main untuk tim terbaik. Ini adalah tim di mana semua anak ingin bermain di sini sehingga ini seperti mimpi yang menjadi kenyataan,” kata Boateng, di situs resmi Barca.

Tradisi transfer lainnya yang dilanggar adalah tentang gaya bermain. Boateng dianggap bukan tipikal pemain dengan DNA Barcelona. Dia lebih memiliki atribut “pekerja kotor” dibandingkan pekerja cerdas.

Dia lebih banyak melakukan pelanggaran dibandingkan mengirim umpan. Sepanjang kariernya, dia telah mengoleksi 105 kartu kuning, enam kartu merah langsung dan akumulasi. Masalahnya, pemain tipikal “pekerja kotor” tidak terlalu laku di starting line-up Barcelona.

Sebut saja Vidal yang di datangkan dari Bayern Muenchen. Vidal bukan pilihan utama Valverde, terutama di Primera Liga dan Liga Champions. Alhasil, jika melihat pada kasus Vidal, bisa jadi, Boateng akan lebih banyak menjadi penghuni cadangan.

“Semua tahu bagaimana cara saya bermain dan kelebihan yang saya miliki. Tapi, saya tidak akan bicara kelebihan karena saya hanya ingin menggunakannya untuk membantu klub,” tandasnya.

Namun, di luar pelanggaran tradisi transfer Barca, kehadiran Boateng bisa jadi adalah langkah darurat mengantisipasi skuad Valverde yang semakin tipis di tengah padatnya jadwal Blaugrana.

Masih bermain di Copa del Rey, Primera Liga dan Liga Champ ions, Barca butuh pemain yang bisa bermain di beberapa posisi sehingga memiliki fleksibilitas dalam penentuan formasi dan komposisi pemain.

Nah, Boateng yang pernah mem bela AC Milan, Borussia Dortmund, dan Tottenham Hotspur memenuhi kriteria tersebut karena bisa bermain di tiga posisi: gelandang bertahan, gelandang serang, atau second striker, bahkan juga penyerang tengah.

Posisi yang dibutuhkan Barca karena mereka memang minim striker dan gelandang pekerja. Valverde butuh pemain yang bisa menjadi pelapis dari tiga penyerangnya, Luis Suarez, Lionel Messi, dan Ousmane Dembele.

Munir El Haddadi sudah resmi pergi, sedangkan Philippe Coutinho juga tak kunjung membaik. Dalam situasi itu, mereka juga dipastikan kehilangan Dembele yang mengalami cedera saat menghadapi Leganes.

Penyerang asal Prancis itu harus menepi selama dua pekan atau sekitar lima hari untuk kembali ke lapangan. Sementara kemampuannya sebagai gelandang pekerja, bisa memberikan Valverde opsi ketika bermain dengan tim Eropa lainnya yang lebih mengandalkan pendekatan fisik.

Sayang, Boateng belum bisa segera merumput. Termasuk pada laga melawan Sevilla di leg pertama perempat final Copa del Rey di Stadion Ramon Sanchez Pizjuan. Meski baru memasuki periode sulit, termasuk ka lah dari Real Ma drid, Sevilla tetap lawan yang tidak bisa dianggap enteng.

Di bawah pelatih Pablo Machin, mereka berkembang dan sekarang meramaikan bursa zona Liga Champions. Khusus kekalahan dari Madrid, juga karena keinginan Sevilla fokus menghadapi Barca sehingga rela mencadangkan dua pemain terbaiknya, Pablo Sarabia dan Ever Banega.

“Kami ingin memenangkan pertandingan melawan Barca, meski mereka adalah favorit memenangkan segalanya. Jika tersingkir, kami bisa memikirkan mengurangi beberapa pertandingan dari jadwal kami. Tapi, satu-satunya pemikiran saat ini adalah bersaing dengan kemampuan terbaik di semua level,” tandasnya.
(don)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1039 seconds (0.1#10.140)