Roger Federer Incar Gelar Wimbledon Ke-9 Juli Mendatang
A
A
A
JENEWA - Roger Federer menargetkan merebut gelar Wimbledon untuk kesembilan kalinya pada Juli mendatang. Petenis berusia 37 tahun itu mengakui bahwa peringkat sudah tidak lagi menjadi prioritas utamanya.
Bintang tenis asal Swiss ini memang berada dalam kondisi yang kurang baik setelah mendapatkan hasil mengecewakan dengan menelan pil pahit disingkirkan oleh petenis muda asal Yunani Stefanos Tsitsipas di babak keempat Australia Terbuka, bulan lalu. Ketika itu, Federer menelan kekalahan usai bermain empat set 7-6, 6-7, 5-7, 6-7.
Meski peluang untuk mengklaim gelar Australian Terbuka ketiga secara beruntun sudah pupus, ambisi Federer belum padam. Buktinya, The FedEx masih mengejar gelar turnamen ke-100 dalam kariernya. Apalagi, dia sangat yakin akan mendapatkannya sebelum berakhirnya musim ini. Bahkan, Federer pun sudah membidik beberapa turnamen untuk mewujudkan ambisinya tersebut.
“Wimbledon pastinya, dan untuk sekarang saya ingin fokus ke Dubai, Indian Wells, dan Miami,” kata Federer dilansir express. “Saya benar-benar ingin melalui awal musim yang positif, mungkin hal itu memotivasi saya untuk turun di musim clay-court dan Wimbledon, tetapi saya pikir, Wimbledon sudah pasti, lalu AS Terbuka, setelahnya Laver Cup, dan ATP Finals di akhir musim,” sambungnya.
Tahun ini, Federer akan lebih berani dalam mengambil keputusan turnamen yang diikutinya. Buktinya, dia berniat untuk bersaing di musim tanah liat yang merupakan permukaan andalan dari rivalnya, Rafael Nadal. Hal ini tentu menjadi pertimbangan dirinya apakah siap untuk kembali bermain di lapangan tersebut.
Selama bertahun-tahun, Nadal telah dijuluki raja tanah liat. Sedangkan Federer lebih berkuasa di lapangan rumput. Jelas, Wimbledon menjadi turnamen yang paling besar berpeluang untuk meraih gelar juara. Namun, dia juga mengakui bahwa turnamen lapangan keras dirinya juga memiliki kesempatan yang besar.
“Saya masih ingin melanjutkan karier saya. Saya termotivasi dan saya menantikan hal yang akan terjadi di masa-masa mendatang,” ucap Federer. “Tujuan saya adalah selalu memiliki level permainan yang cukup tinggi untuk mengalahkan Rafael Nadal dan Novak Djokovic, dan begitu level anda cukup tinggi, anda bisa bertanding melawan mereka dan mungkin memenangkannya,” lanjutnya.
Untuk Piala Laver di Jenewa, Swiss, 20-22 September mendatang, Bjorn Borg akan menjadi kapten Eropa, dengan John McEnroe bertanggung jawab atas Team World. Di ajang itu, Federer berharap rekan senegaranya Stan Wawrinka sudah bisa kembali bermain. “Kami memenangkan gelar Olimpiade bersama (di Beijing, 2008). Dengan sedikit keberuntungan, kita dapat dipersatukan kembali di Jenewa,” ungkapnya.
Bintang tenis asal Swiss ini memang berada dalam kondisi yang kurang baik setelah mendapatkan hasil mengecewakan dengan menelan pil pahit disingkirkan oleh petenis muda asal Yunani Stefanos Tsitsipas di babak keempat Australia Terbuka, bulan lalu. Ketika itu, Federer menelan kekalahan usai bermain empat set 7-6, 6-7, 5-7, 6-7.
Meski peluang untuk mengklaim gelar Australian Terbuka ketiga secara beruntun sudah pupus, ambisi Federer belum padam. Buktinya, The FedEx masih mengejar gelar turnamen ke-100 dalam kariernya. Apalagi, dia sangat yakin akan mendapatkannya sebelum berakhirnya musim ini. Bahkan, Federer pun sudah membidik beberapa turnamen untuk mewujudkan ambisinya tersebut.
“Wimbledon pastinya, dan untuk sekarang saya ingin fokus ke Dubai, Indian Wells, dan Miami,” kata Federer dilansir express. “Saya benar-benar ingin melalui awal musim yang positif, mungkin hal itu memotivasi saya untuk turun di musim clay-court dan Wimbledon, tetapi saya pikir, Wimbledon sudah pasti, lalu AS Terbuka, setelahnya Laver Cup, dan ATP Finals di akhir musim,” sambungnya.
Tahun ini, Federer akan lebih berani dalam mengambil keputusan turnamen yang diikutinya. Buktinya, dia berniat untuk bersaing di musim tanah liat yang merupakan permukaan andalan dari rivalnya, Rafael Nadal. Hal ini tentu menjadi pertimbangan dirinya apakah siap untuk kembali bermain di lapangan tersebut.
Selama bertahun-tahun, Nadal telah dijuluki raja tanah liat. Sedangkan Federer lebih berkuasa di lapangan rumput. Jelas, Wimbledon menjadi turnamen yang paling besar berpeluang untuk meraih gelar juara. Namun, dia juga mengakui bahwa turnamen lapangan keras dirinya juga memiliki kesempatan yang besar.
“Saya masih ingin melanjutkan karier saya. Saya termotivasi dan saya menantikan hal yang akan terjadi di masa-masa mendatang,” ucap Federer. “Tujuan saya adalah selalu memiliki level permainan yang cukup tinggi untuk mengalahkan Rafael Nadal dan Novak Djokovic, dan begitu level anda cukup tinggi, anda bisa bertanding melawan mereka dan mungkin memenangkannya,” lanjutnya.
Untuk Piala Laver di Jenewa, Swiss, 20-22 September mendatang, Bjorn Borg akan menjadi kapten Eropa, dengan John McEnroe bertanggung jawab atas Team World. Di ajang itu, Federer berharap rekan senegaranya Stan Wawrinka sudah bisa kembali bermain. “Kami memenangkan gelar Olimpiade bersama (di Beijing, 2008). Dengan sedikit keberuntungan, kita dapat dipersatukan kembali di Jenewa,” ungkapnya.
(don)