Sukses di Liga Primer, Penyemangat Man City di Liga Champions

Rabu, 20 Februari 2019 - 16:04 WIB
Sukses di Liga Primer,...
Sukses di Liga Primer, Penyemangat Man City di Liga Champions
A A A
GELSENKIRCHEN - Manchester City (Man City) mendapat beban berat pada Liga Champions musim ini. The Citizens diharuskan merebut gelar juara jika masih ingin dianggap sebagai salah satu klub elite di Benua Biru.

Pernyataan itu disampaikan Ilkay Gundogan jelang leg pertama babak 16 besar kontra Schalke 04 di Veltins-Arena, dini hari nanti. Gelandang asal Jerman itu mengakui Man City cukup sukses di kancah Inggris Sejak dikuasai Sheikh Mansour bin Zayed Al Nahyan pada September 2008, Man City telah mengoleksi sembilan gelar, termasuk tiga trofi Liga Primer (2011/2012, 2013/2014, 2017/2018).

Masalahnya, tidak ada satu pun yang berasal dari kancah Eropa. Meski dianggap tim papan atas Inggris, prestasi Man City di Liga Champions masih jauh dari harapan. Jangankan meraih gelar, merasakan final saja belum pernah. Torehan mereka masih kalah dari Manchester United (MU), Chelsea, dan Liverpool yang pernah menjadi juara.

“Jika ingin jadi tim elite, Anda harus bisa merebut trofi. Jika kami bisa juara, klub ini akan memasuki era baru dan berada di level yang sama seperti Real Madrid, Barcelona, Bayern Muenchen, atau Juventus,” kata Gundogan, dilansir Skysport.

Harapan itu diutarakan Gundogan agar Man City bisa mengakhiri kutukan ketika mengikuti turnamen internasional. Sejak era Liga Champions dimulai pada 1992/1993, armada Pep Guardiola sudah delapan kali beruntun ikut serta. Tapi, semuanya berakhir di tengah jalan.

Man City pernah dua kali terhenti di penyisihan grup. Lalu, tiga kali terjegal saat babak 16 besar dan sekali sampai perempat final. Pencapaian terbaik hanya menembus semifinal pada 2015/2016 setelah diempaskan Madrid.

“Kami punya cukup pengalaman di Liga Champions selama beberapa tahun terakhir. Tentu, tidak semuanya berakhir positif. Kami seharusnya bisa juara, minimal satu kali. Rekor terburuk adalah disingkirkan Liverpool pada musim lalu,” tandas Gundogan.

Itu sebabnya, Gundogan ingin Man City bisa memanfaatkan momentum positif pada musim ini. Di Liga Primer, Sergio Aguero dkk memuncaki klasemen sementara dengan torehan 21 menang, 2 imbang, dan 4 kalah. Prestasi Man City di Liga Champions juga cukup bagus. Klub berusia 124 tahun itu mampu menjuarai Grup F setelah mengemas 4 menang, 1 imbang, dan 1 kalah dengan memasukkan 16 gol dan hanya kemasukan satu kali.

Melihat statistik itu, Gundogan yakin Man City dapat berbicara banyak, minimal bisa melaju ke perempat final seperti musim lalu. Itu artinya, pertemuan kontra Schalke wajib dimenangkan. Pasalnya, itu akan memudahkan pada legkedua di Etihad Stadium pada 13 Maret mendatang. Misi itu mungkin saja terpenuhi karena Man City pernah memenangkan dua pertemuan sebelumnya kontra Schalke di Piala UEFA pada 2008/2009.

Selain itu, ada sejumlah pemain yang paham karakteristik klub Bundesliga. Gundogan pernah beberapa kali meladeni Schalke saat masih membela Borussia Dortmund (2011–2016), dan FC Nurnberg (2009-2011).

Masih ada Leroy Sane yang sempat berseragam Schalke selama dua musim (2014–2016). Meski demikian, catatan dua menang dan satu imbang selama tiga laga kandang terbaru Schalke di Liga Champions tetap harus diwaspadai Man City. Terlebih tuan rumah punya misi khusus, yakni mematahkan prediksi.

“Man City merupakan tim hebat. Kami harus bisa melewati batasan. Kami harus bermain lebih baik. Kami harus tetap tenang dan menunggu momen yang tepat, baik itu saat serangan balik, tendangan sudut, dan set piece,” ucap kapten Schalke Ralf Faehrmann.
(don)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.3904 seconds (0.1#10.140)