Kekalahan Tommy Perpanjang Puasa Gelar 25 Tahun di All England
A
A
A
BIRMINGHAM - Asa tunggal putra Indonesia, Tommy Sugiarto, untuk lolos ke semifinal tinggal harapan setelah terhenti di perempat final pada Kejuaraan Bulu Tangkis All England 2019. Sempat unggul di game pertama, Tommy akhirnya menyerah dalam rubber game 21-16, 14-21, 15-21 di lapangan 1 National Indoor Arena, Birmingham, Inggris, Jumat (8/3) malam.
Dengan kekalahan tersebut, rekor Tommy dan Ng menjadi 4-3 dari tujuh kali pertemuan. Kegagalan melangkah ke semifinal sekaligus memperpanjang puasa gelar tunggal putra Indonesia di All England yang sudah berlangsung 25 tahun.
Kali terakhir tunggal putra Indonesia jawara di All England terjadi ketika Heryanto Arbi menjadi juara dua kali beruntun pada 1993 dan 1994. Hasil negatif yang dialami Tommy sekaligus gagal membalaskan kekalahan rekan senegaranya, Anthony Sinisuka Ginting di babak pertama melalui permainan tiga game 21-18, 13-21, 21-11.
Tommy yang kini berperingkat 11 BWF bermain tanpa beban di game pertama. Sempat tertinggal 0-1, 2-3, 4-6, Tommy mampu membalikkan keadaan dengan unggul 7-6. Setelah itu, anak kandung Icuk Sugiarto itu memimpin perolehan angka 8-6, 10-7, 13-9, 18-12 hingga mampu merebut game pertama 21-16 dalam waktu 22 menit.
Pertarungan sengit terjadi di game kedua. Ng mulai menemukan permainan dengan unggul 1-2, 2-3, 5-6, 7-8. Merasa berada di atas angin, Ng mendikte permainan Tommy untuk memaksakan rubber game dengan unggul 21-14. Di game ketiga, Ng semakin bermain taktis untuk memimpin perolehan angka 3-6, 11-15, 14-17. Dalam posisi unggul, Ng tidak mau membuang peluang untuk mengakhiri pertandingan dengan skor 21-15 dengan total waktu 68 menit.
Berikutnya, Ng menunggu pemenang pertandingan antara unggulan teratas Kento Momota dari Jepang yang akan menghadapi pemain India, Kidambi Srikant. Kidambi inilah yang memupus harapan tunggal putra Indonesia lainnya, Jonatan Christie, di babak kedua melalui permainan tiga game 21-17, 11-21, 21-12.
Dengan kekalahan tersebut, rekor Tommy dan Ng menjadi 4-3 dari tujuh kali pertemuan. Kegagalan melangkah ke semifinal sekaligus memperpanjang puasa gelar tunggal putra Indonesia di All England yang sudah berlangsung 25 tahun.
Kali terakhir tunggal putra Indonesia jawara di All England terjadi ketika Heryanto Arbi menjadi juara dua kali beruntun pada 1993 dan 1994. Hasil negatif yang dialami Tommy sekaligus gagal membalaskan kekalahan rekan senegaranya, Anthony Sinisuka Ginting di babak pertama melalui permainan tiga game 21-18, 13-21, 21-11.
Tommy yang kini berperingkat 11 BWF bermain tanpa beban di game pertama. Sempat tertinggal 0-1, 2-3, 4-6, Tommy mampu membalikkan keadaan dengan unggul 7-6. Setelah itu, anak kandung Icuk Sugiarto itu memimpin perolehan angka 8-6, 10-7, 13-9, 18-12 hingga mampu merebut game pertama 21-16 dalam waktu 22 menit.
Pertarungan sengit terjadi di game kedua. Ng mulai menemukan permainan dengan unggul 1-2, 2-3, 5-6, 7-8. Merasa berada di atas angin, Ng mendikte permainan Tommy untuk memaksakan rubber game dengan unggul 21-14. Di game ketiga, Ng semakin bermain taktis untuk memimpin perolehan angka 3-6, 11-15, 14-17. Dalam posisi unggul, Ng tidak mau membuang peluang untuk mengakhiri pertandingan dengan skor 21-15 dengan total waktu 68 menit.
Berikutnya, Ng menunggu pemenang pertandingan antara unggulan teratas Kento Momota dari Jepang yang akan menghadapi pemain India, Kidambi Srikant. Kidambi inilah yang memupus harapan tunggal putra Indonesia lainnya, Jonatan Christie, di babak kedua melalui permainan tiga game 21-17, 11-21, 21-12.
(aww)