Revolusi Hijau Loew akan Diuji Serbia dan Belanda

Selasa, 19 Maret 2019 - 21:01 WIB
Revolusi Hijau Loew...
Revolusi Hijau Loew akan Diuji Serbia dan Belanda
A A A
BERLIN - Pelatih tim nasional (timnas) Jerman Joachim Loew menekankan kepada pasukan muda Der Panzer untuk berani memikul tanggung jawab setelah mendapat kepercayaan penuh dari pelatih. Jerman melakukan penyegaran dengan mencoret sejumlah pemain senior untuk laga persahabatan dan kualifikasi Piala Eropa 2020.

Loew secara mengejutkan meninggalkan juara dunia Mats Hummels, Jerome Boateng, dan Thomas Mueller, dan melakukan 'revolusi hijau' dengan meremajakan skuatnya setelah tersingkir di penyisihan grup Piala Dunia 2018 di Rusia dan terdegradasi dari Liga Bangsa-Bangsa. (Baca Juga: Dipecat Timnas Jerman, Thomas Mueller Umbar Kemarahan).

"Kini kami menghadapi era baru, tantangan baru. Saya harus menekankan perasaan pada tim bahwa kami sepenuhnya mempercayai mereka," kata Loew pada konferensi pers, Selasa (19/3/2019.

"Kami harus memberi mereka kesempatan untuk berkembang, mengambil alih lebih banyak tanggung jawab. Selain itu, selama masa sulit menawarkan solusi ketika mereka melakukan kesalahan sehingga mereka memiliki kepercayaan untuk memasuki bulan-bulan mendatang."

Delapan dari 23 pemain yang dipanggil Loew masih memenuhi syarat untuk tim muda Jerman, termasuk Kai Havertz yang berusia 19 tahun.

Hanya empat pemain yang memiliki 30 caps atau lebih yang bertahan di skuat saat ini, termasuk tiga pemenang Piala Dunia 2014, yakni kiper Manuel Neuer, Matthias Ginter dan Toni Kroos. (Baca Juga: Rummenigge Kecewa, Jelang vs Liverpool Tiga Pemain Bayern Dipecat Timnas).

Salah satu bintang Jerman yang sedang naik daun, Serge Gnabry, tidak fit untuk pertandingan melawan Serbia dalam laga persahabatan di Volkswagen Arena, Wolfsburg, Rabu (20/3/2019). Namun, Loew mengatakan pemain sayap Bayern Muenchen akan tersedia untuk pertandingan melawan Belanda pada penyisihan Grup C Kualifikasi Piala Eropa 2018 di Johan Cruyff ArenA, Amsterdam, Minggu (24/3/2019).

Loew yang di bawah tekanan setelah Jerman mencatat hasil terburuk dalam 80 tahun terakhir di Piala Dunia, menjanjikan tim yang lebih cepat dengan finishing yang lebih baik. "Yang penting adalah memiliki lebih banyak tempo, lebih banyak dinamika, lebih fokus di depan."

"Saya tahu bagaimana menghadapi tekanan. Saya bisa merasakan apa artinya di posisi saat ini. Kami telah belajar dari kemunduran. Kami sekarang perlu memiliki sikap yang sama sekali berbeda dari tahun 2018."
(sha)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1334 seconds (0.1#10.140)