Prancis vs Islandia, Ulangan Perempat Final Piala Eropa 2016
A
A
A
PARIS - Ulangan perempat final Piala Eropa 2016 terhampar di Stade de France, dini hari nanti. Prancis yang diunggulkan tidak serta merta meremehkan Islandia. Sang tamu bertekad melanjutkan status tim kejutan di kualifikasi Piala Eropa 2020. Kebetulan, kedua tim sama-sama meraih hasil bagus di laga pertama Grup H. Prancis menghajar Moldova 4-1, Sabtu (23/3). Rapor Les Bleus tergolong mentereng.
Tercatat, Hugo Lloris dkk hanya mengalami satu kekalahan dalam 18 laga terakhir. Prancis semakin difavoritkan lantaran belum terkalahkan dalam tujuh laga kandang terakhir (lima menang, dua imbang). Kendati senang dengan kemenangan atas Moldova, pelatih Didier Deschamps mengatakan Prancis seharusnya bisa melesakkan lebih banyak gol berdasarkan peluang yang mereka kreasikan.
“Kami bisa mencetak lebih banyak gol. Moldova merupakan lawan sulit. Para pemain menunjukkan sikap yang tepat di laga tersebut. Kami tidak mudah masuk dalam perangkap permainan lawan,”kata Deschamps dilansir dailymail. Deschamps pun menantang pasukannya agar lebih aggresif saat menjamu Islandia. Dia berharap, barisan penyerangnya, Kylian Mbappe, Antoine Griezmann dan Olivier Giroud kembali unjuk ketajamanan.
Juru taktik berusia 50 tahun tersebut bakal mengoptimalkan Paul Pogba, N’Golo Kante dan Blaise Matuide di lini tengah. Performa bagus Matuidi membuat Deschamps tidak terlalu khawatir meski kehilangan Kingsley Coman yang mengalami masalah punggung.
“Semuanya akan tergantung kami sendiri saat melawan Islandia. Kami memiliki kualitas dan kita telah melihatnya. Kami tidak memberikan Moldova mengorganisir permainan dan keluar dari tekanan. Kami harus mempertahankan performa karena Islandia tidak bisa diremehkan,”tegasnya
Peringatan Deschamps bukan tanpa alasan. Meski memuncaki klasemen sementara Grup H dengan tiga poin, Prancis tidak sepenuhnya nyaman karena Islandia dan Turki juga mengoleksi poin sama. Senada dengan Deschamps, Giroud yakin jika menunjukkan performa seperti melawan Moldova, Prancis bakal meraih tiga poin atas Islandia. Bomber Chelsea tersebut juga memiliki misi pribadi.
Setelah menyamai David Trezeguet sebagai pencetak gol terbanyak ketiga sepanjang Prancis (34 gol) , Giroud bertekad melanjutkan produktivitas demi mendekati torehan milik Michel Platini (41 gol). “Saya menyenangkan bisa berada di jajaran pencetak gol terbanyak Prancis. Saya sejajar dengan Trezeguet. Sekarang saya ingin terus naik. Platini adalah target selanjutnya. Tetapi, Prioritas tim diatas segalanya ketimbang pencapaian pribadi,”paparnya
Di lini pihak, Islandia datang ke Stade de France berbekal kemenangan 2-0 atas Andorra, Sabtu (23/3). Itu terasa istimewa karena menjadi kemenangan pertama tim berjuluk Strákarnir okkar di bawah komando Erik Hamren. Perlahan namun pasti, Hamren mampu menghadirkan stabilistas di dalam tim. Buktinya, Islandia belum terkalahkan dalam empat laga terakhir. Dia bahkan mampu membawa pasukannya menahan imbang Prancis 2-2 pada laga ujicoba, 11 Oktober lalu.
Hal itu jelas menjadi sinyal bahwa potensi Islandia mengalahkan Prancis kendati pernah dipermalukan 2-5 di perempat final Piala Eropa 2016 yang sekaligus merupakan pencapaian tertinggi dalam sejarah sepakbola mereka. Dua tahun berselang, Islandia juga sukses melaju ke Piala Dunia 2018 dimana mereka terhenti di fase grup.
Pencapaian di dua event prestisius tersebut jelas memotivasi Aron Gunnarsson dkk untuk meraih hasil bagus di kualifikasi Piala Eropa 2020. Keberadaan pemain-pemain senior macam Gunnarsson, Hannes Þór Halldórsson, Birkir Már Sævarsson , Gylfi Sigursson, Alfre Finnbogason menjadi modal penting mengarungi kerasnya persaingan di Grup H.
Tercatat, Hugo Lloris dkk hanya mengalami satu kekalahan dalam 18 laga terakhir. Prancis semakin difavoritkan lantaran belum terkalahkan dalam tujuh laga kandang terakhir (lima menang, dua imbang). Kendati senang dengan kemenangan atas Moldova, pelatih Didier Deschamps mengatakan Prancis seharusnya bisa melesakkan lebih banyak gol berdasarkan peluang yang mereka kreasikan.
“Kami bisa mencetak lebih banyak gol. Moldova merupakan lawan sulit. Para pemain menunjukkan sikap yang tepat di laga tersebut. Kami tidak mudah masuk dalam perangkap permainan lawan,”kata Deschamps dilansir dailymail. Deschamps pun menantang pasukannya agar lebih aggresif saat menjamu Islandia. Dia berharap, barisan penyerangnya, Kylian Mbappe, Antoine Griezmann dan Olivier Giroud kembali unjuk ketajamanan.
Juru taktik berusia 50 tahun tersebut bakal mengoptimalkan Paul Pogba, N’Golo Kante dan Blaise Matuide di lini tengah. Performa bagus Matuidi membuat Deschamps tidak terlalu khawatir meski kehilangan Kingsley Coman yang mengalami masalah punggung.
“Semuanya akan tergantung kami sendiri saat melawan Islandia. Kami memiliki kualitas dan kita telah melihatnya. Kami tidak memberikan Moldova mengorganisir permainan dan keluar dari tekanan. Kami harus mempertahankan performa karena Islandia tidak bisa diremehkan,”tegasnya
Peringatan Deschamps bukan tanpa alasan. Meski memuncaki klasemen sementara Grup H dengan tiga poin, Prancis tidak sepenuhnya nyaman karena Islandia dan Turki juga mengoleksi poin sama. Senada dengan Deschamps, Giroud yakin jika menunjukkan performa seperti melawan Moldova, Prancis bakal meraih tiga poin atas Islandia. Bomber Chelsea tersebut juga memiliki misi pribadi.
Setelah menyamai David Trezeguet sebagai pencetak gol terbanyak ketiga sepanjang Prancis (34 gol) , Giroud bertekad melanjutkan produktivitas demi mendekati torehan milik Michel Platini (41 gol). “Saya menyenangkan bisa berada di jajaran pencetak gol terbanyak Prancis. Saya sejajar dengan Trezeguet. Sekarang saya ingin terus naik. Platini adalah target selanjutnya. Tetapi, Prioritas tim diatas segalanya ketimbang pencapaian pribadi,”paparnya
Di lini pihak, Islandia datang ke Stade de France berbekal kemenangan 2-0 atas Andorra, Sabtu (23/3). Itu terasa istimewa karena menjadi kemenangan pertama tim berjuluk Strákarnir okkar di bawah komando Erik Hamren. Perlahan namun pasti, Hamren mampu menghadirkan stabilistas di dalam tim. Buktinya, Islandia belum terkalahkan dalam empat laga terakhir. Dia bahkan mampu membawa pasukannya menahan imbang Prancis 2-2 pada laga ujicoba, 11 Oktober lalu.
Hal itu jelas menjadi sinyal bahwa potensi Islandia mengalahkan Prancis kendati pernah dipermalukan 2-5 di perempat final Piala Eropa 2016 yang sekaligus merupakan pencapaian tertinggi dalam sejarah sepakbola mereka. Dua tahun berselang, Islandia juga sukses melaju ke Piala Dunia 2018 dimana mereka terhenti di fase grup.
Pencapaian di dua event prestisius tersebut jelas memotivasi Aron Gunnarsson dkk untuk meraih hasil bagus di kualifikasi Piala Eropa 2020. Keberadaan pemain-pemain senior macam Gunnarsson, Hannes Þór Halldórsson, Birkir Már Sævarsson , Gylfi Sigursson, Alfre Finnbogason menjadi modal penting mengarungi kerasnya persaingan di Grup H.
(don)