Raih Trofi Volvo Car Terbuka 2019, Keys Akhiri Puasa Gelar
A
A
A
CHARLESTON - Madison Keys mengakhiri puasa gelar setelah merebut trofi Volvo Car Terbuka 2019. Gelar itu membuatnya menjadi petenis kesembilan Amerika Serikat yang menjadi juara di turnamen tersebut. Keys meraih gelar juara seusai menaklukkan mantan petenis nomor satu dunia Caroline Wozniacki 7-6, 6-3 di Volvo Car Stadium, dini hari kemarin.
Keys berhasil memperbaiki pencapaiannya pada 2015. Ketika itu, dia hanya mampu menjadi finalis seusai kalah di final dari Angelique Kerber setelah bermain tiga set 2-6, 6-4, 5-7. Bagi Keys, kemenangan itu sekaligus membuatnya merasa bangga. Pasalnya, ini menjadi gelar pertamanya sejak terakhir diraihnya di Stanford Classic, Agustus 2017.
Namun, kesuksesannya di Charleston dinilai paling istimewa. Selain menjuarai turnamen favoritnya, ini menjadi turnamen lapangan tanah liat pertama yang dimenangkannya. “Jelas, ini (juara) sangat berarti untuk saya,” kata Keys, dilansir wtatennis. “Saya selalu mencintai Charleston. Tempat ini selalu menjadi salah satu turnamen favorit saya. Sekarang, saya dapat mengatakan bahwa saya telah memenangkan turnamen dan memiliki trofi sangat istimewa,” ujarnya.
Selain itu, Keys menandai pekan pertama reuni antara Keys dan Pelatih Juan Todero yang pernah berkolaborasi dengannya pada periode 2013–2014. Dia menghabiskan sekitar 10 hari menjalani latihan dengan Todero di tanah liat sebelum tiba di Charleston. Dia pun percaya reuni kali ini dapat menghasilkan hasil yang positif.
Hal itu langsung ditunjukkannya di Charleston. Dia mengaku tidak bisa membayangkan menjalankan turnamen dengan sangat baik, di mana dia mengalahkan juara AS Terbuka 2017 Sloane Stephens di perempat final, juara Olimpiade 2016 Monica Puig di semifinal, dan juara Australia Terbuka 2018 Wozniacki untuk merebut gelar tersebut.
Berkat kemenangan ini Keys akan naik ke peringkat 14 dunia ketika daftar peringkat baru dirilis, sedangkan Wozniacki akan menghuni peringkat 12 dunia. “Ini benar-benar pekan pertama yang luar biasa bagi saya dan pelatih. Saya berharap kami bisa mempertahankannya,” ucap Keys.
Wozniacki harus pasrah kembali gagal mendapatkan gelar juara di lapangan tanah liat. Dia belum memenangkan gelar di permukaan itu sejak Brussel Open pada musim 2011. Meski sudah memenangkan empat gelar turnamen di clay-court, dia mengaku kecewa. Karena, lawannya tampil lebih baik darinya. “Keys terlalu bagus untuk saya,” ujar Wozniacki.
Sementara itu, di turnamen lain, petenis asal Spanyol Garbine Muguruza sukses mempertahankan gelar di Monterrey Terbuka. Keberhasilan ini diraih setelah lawannya yang juga mantan petenis nomor satu dunia Victoria Azarenka mengundurkan diri karena cedera ketika dirinya unggul 6-1, 3-1.
Pencapaian ini membuat Muguruza senang karena terakhir dirinya meraih gelar terjadi di Monterrey. “Ini luar biasa untuk kembali menang di Monterrey. Saya punya satu tahun tanpa memenangkan gelar dan saya bisa menang di sini lagi, di mana saya mendapatkan banyak dukungan,” ungkap Muguruza
Keys berhasil memperbaiki pencapaiannya pada 2015. Ketika itu, dia hanya mampu menjadi finalis seusai kalah di final dari Angelique Kerber setelah bermain tiga set 2-6, 6-4, 5-7. Bagi Keys, kemenangan itu sekaligus membuatnya merasa bangga. Pasalnya, ini menjadi gelar pertamanya sejak terakhir diraihnya di Stanford Classic, Agustus 2017.
Namun, kesuksesannya di Charleston dinilai paling istimewa. Selain menjuarai turnamen favoritnya, ini menjadi turnamen lapangan tanah liat pertama yang dimenangkannya. “Jelas, ini (juara) sangat berarti untuk saya,” kata Keys, dilansir wtatennis. “Saya selalu mencintai Charleston. Tempat ini selalu menjadi salah satu turnamen favorit saya. Sekarang, saya dapat mengatakan bahwa saya telah memenangkan turnamen dan memiliki trofi sangat istimewa,” ujarnya.
Selain itu, Keys menandai pekan pertama reuni antara Keys dan Pelatih Juan Todero yang pernah berkolaborasi dengannya pada periode 2013–2014. Dia menghabiskan sekitar 10 hari menjalani latihan dengan Todero di tanah liat sebelum tiba di Charleston. Dia pun percaya reuni kali ini dapat menghasilkan hasil yang positif.
Hal itu langsung ditunjukkannya di Charleston. Dia mengaku tidak bisa membayangkan menjalankan turnamen dengan sangat baik, di mana dia mengalahkan juara AS Terbuka 2017 Sloane Stephens di perempat final, juara Olimpiade 2016 Monica Puig di semifinal, dan juara Australia Terbuka 2018 Wozniacki untuk merebut gelar tersebut.
Berkat kemenangan ini Keys akan naik ke peringkat 14 dunia ketika daftar peringkat baru dirilis, sedangkan Wozniacki akan menghuni peringkat 12 dunia. “Ini benar-benar pekan pertama yang luar biasa bagi saya dan pelatih. Saya berharap kami bisa mempertahankannya,” ucap Keys.
Wozniacki harus pasrah kembali gagal mendapatkan gelar juara di lapangan tanah liat. Dia belum memenangkan gelar di permukaan itu sejak Brussel Open pada musim 2011. Meski sudah memenangkan empat gelar turnamen di clay-court, dia mengaku kecewa. Karena, lawannya tampil lebih baik darinya. “Keys terlalu bagus untuk saya,” ujar Wozniacki.
Sementara itu, di turnamen lain, petenis asal Spanyol Garbine Muguruza sukses mempertahankan gelar di Monterrey Terbuka. Keberhasilan ini diraih setelah lawannya yang juga mantan petenis nomor satu dunia Victoria Azarenka mengundurkan diri karena cedera ketika dirinya unggul 6-1, 3-1.
Pencapaian ini membuat Muguruza senang karena terakhir dirinya meraih gelar terjadi di Monterrey. “Ini luar biasa untuk kembali menang di Monterrey. Saya punya satu tahun tanpa memenangkan gelar dan saya bisa menang di sini lagi, di mana saya mendapatkan banyak dukungan,” ungkap Muguruza
(don)