Tim Pelatih Buka Kartu Kegagalan Empat Ganda Putri

Minggu, 28 April 2019 - 12:00 WIB
Tim Pelatih Buka Kartu...
Tim Pelatih Buka Kartu Kegagalan Empat Ganda Putri
A A A
WUHAN - Ganda putri Indonesia gagal menyumbangkan gelar di Kejuaraan Bulu Tangkis Asia 2019. Harapan terakhir pada duet Rizki Amelia Pradipta/Della Destiara Haris pun sirna setelah terhenti di semifinal.

Bagaimana tim pelatih menyikapi kegagalan empat ganda putri yang diterjunkan di Kejuaraan Bulu Tangkis Asia 2019? Della/Rizki sebenarnya sangat berpeluang ke final. Sayang, Della/Rizki dikalahkan wakil tuan rumah, Chen Qingchen/Jia Yifan, dengan skor 20-22, 12-21.

Rizki/Della sebetulnya punya catatan rekor pertemuan yang cukup baik atas Juara Dunia 2017 tersebut. Dalam tiga pertemuan sebelumnya, Rizki/Della selalu unggul. Namun pada pertarungan kali ini, Rizki/Della harus mengakui keunggulan Chen/Jia dalam dua game langsung.

Asisten Pelatih Ganda Putri PBSI, Chafidz Yusuf, mengakui pola permainan Chen/Jia sebetulnya disukai Rizki/Della. Pola main pasangan China berbeda dengan ganda putri Jepang yang menguras tenaga lawannya.

Namun Rizki/Della belum bisa mempertahankan konsentrasi mereka di lapangan dan mengatasi tekanan lawan. "Kalau pola main memang cocok, tapi penyakit lamanya, belum bisa menemukan cara keluar dari tekanan, cari poin yang nggak gampang, daya tahan konsentrasinya masih belum dapet banget. Rizki/Della mengandalkan pola main menyerang, kalau nggak tembus, nggak mau lebih tahan untuk cari cara lagi," ungkap Chafidz soal penampilan Rizki/Della seperti dikutip dari Badminton Indonesia.org.

Indonesia sebenarnya berharap pada pasangan rangking lima dunia, Greysia Polii/Apriyani Rahayu. Namun, Gretsia/Apriyani takluk di babak pertama dari Li Wenmei/Zheng Yu, pasangan muda asal Tiongkok, dengan skor 12-21, 17-21.

Greysia mengalami pembengkakan pada lengan kanannya sejak beberapa turnamen sebelumnya, ia juga memutuskan untuk mundur dari turnamen New Zealand Open 2019 yang akan berlangsung pekan depan.

"Memang tangannya Greysia sedang sakit sehingga tidak bisa maksimal. Mengomentari pertandingan mereka di babak pertama, Greysia/Apriyani kemarin belum bisa menerapkan permainan yang sesuai dengan kondisi bola yang berat. Kondisi bola yang berat atau ringan, bisa diakali dengan penerapan pola main yang benar," jelas Chafidz yang mendampingi di Wuhan.

Sektor ganda putri juga mengirim dua pasangan muda ke turnamen ini. Mereka adalah Yulfira Barkah/Jauza Fadhila Sugiarto dan Siti Fadia Silva Ramadhanti/Agatha Imanuela. Pada babak pertama, Yulfira/Jauza dikalahkan Anna Ching Yik Cheong/Lim Chiew Sien (Malaysia), dengan skor 10-21, 17-21. Sedangkan Fadia/Agatha dihentikan Puttita Supajirakul/Sapsiree Taerattanachai (Thailand), dengan skor 11-21, 12-21.

"Yulfira/Jauza dan Fadia/Agatha harus sadar bahwa mereka masih tertinggal dengan yang lain. Apa yang sudah dilatih di latihan, tidak bisa keluar sama sekali di kejuaraan ini. Mereka harus lebih mengerti kebutuhan mereka untuk menembus pemain dunia itu seperti apa? Pelatih sudah mempersiapkan di latihan, pemain harus bisa mengaplikasikan di pertandingan," tutur Chafidz.

"Kemauan untuk menangnya yang belum dapat banget, padahal kemampuan mereka ini kalau dibarengi dengan keberanian dan kemauan untuk menang, menurut saya tidak beda jauh dengan yang level-level atas, setidaknya tidak gampang dikalahkan lah," tambah Chafidz.

Usai kejuaraan Badminton Asia Championships 2019, Rizki/Della, Jauza/Yulfira dan Fadia/Agatha akan melanjutkan pertandingan ke New Zealand Open 2019. Sementara Greysia/Apriyani kembali ke Jakarta dan mempersiapkan diri jelang turnamen mereka selanjutnya di Piala Sudirman 2019.
(bbk)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1413 seconds (0.1#10.140)