Cristiano Ronaldo Sumbang Rp21,6 M untuk Palestina
A
A
A
ROMA - Aksi pesepak bola Cristiano Ronaldo sebagai filantrop kelas dunia tak pernah henti. Terakhir, penyerang Juventus ini menyumbangkan dana USD1,5 juta (Rp21,6 miliar) untuk fakir miskin di Gaza, Palestina. Penyerahan dilakukan bertepatan pada awal Ramadan.
Soal bantuan ini, Ronaldo memang tidak blak-blakan. Informasi pemberian bantuan justru bocor dari Onwadan Charity Foundation. “Ronaldo telah mendonasikan dana senilai USD1,5 juta kepada Gaza, Palestina,” demikian kicau Onwadan Charity Foundation di Twitter.
Onwadan juga menuliskan, “Kalian mungkin tidak memiliki harta kekayaan untuk mengubah kehidupan anak yatim, tapi bukti kepedulian kalian berarti bagi mereka dan membuat mereka tersenyum.” Dalam satu dekade terakhir, pemain tim nasional (timnas) Portugal ini memang dikenal aktif dalam aksi kemanusiaan dan filantropi.
Terkait aksi filantropi di Palestina, Ronaldo maupun manajemennya juga tidak memberikan keterangan resmi ataupun membantahnya. Namun, sebelumnya, dia sering dianggap berpihak kepada Palestina dan pernah menjual Golden Boot Award untuk membangun sekolah di Palestina. Pada 2013, Ronaldo juga dianggap mendukung Palestina setelah memutuskan menolak jersey dari pemain Israel selama pertandingan kualifikasi Piala Dunia 2014.
Dia mengaku tidak mau mengenakan jersey yang dilekati simbol negara lain. Meski demikian, sebagian orang Israel mengkritikinya di media sosial. Berkebalikan dengan pemain Israel, seorang anak asal Palestina, Ahmad Daubasha, justru diberi kaus spesial oleh Ronaldo di pusat pelatihan Real Madrid pada 2016. Daubasha yang saat itu masih berusia lima tahun merupakan satu-satunya dari anggota keluarganya yang masih hidup dalam serangan penduduk ilegal Israel.
Ronaldo mulai tergerak hatinya untuk melakukan kontribusi sosial sejak Aceh diguncang gempa bumi dan tsunami pada 2004. Saat itu dia mengunjungi Indonesia untuk menggalang dana sumbangan. Dana yang dia terima dari The Sun dalam kasus pencemaran nama baik juga disumbangkan ke sebuah yayasan di Portugal. Pada 2009, Ronaldo menyumbangkan 100.000 poundsterling (Rp1,8 miliar) ke sebuah rumah sakit yang menyelamatkan ibunya.
Tiga tahun kemudian, dia bersama FIFA membantu seorang anak asal Kanari yang mengidap kanker dan aktif menyukseskan program perlawanan narkoba, HIV, dan obesitas. Ronaldo dinobatkan sebagai atlet paling dermawan pada 2015. Saat itu pula dia menyumbangkan 5 juta poundsterling untuk membantu korban gempa di Nepal yang menewaskan 8.000 orang.
Bonus yang dia terima sebesar 600.000 euro dari performanya di Liga Champions 2015-2016 juga disalurkan kepada badan amal. Ronaldo merupakan salah satu atlet paling kaya di dunia. Seperti dilansir Forbes, mantan pemain Real Madrid itu memiliki kekayaan bersih USD450 juta pada 2018. Sumber kekayaannya berasal dari gaji, bonus, hingga endorsement. Namun, kekayaan bukan satu-satunya faktor yang mendorong Ronaldo beramal.
Kesuksesan yang diraih Ronaldo berasal dari kerja keras dan dedikasi. Faktanya, dia lahir dari keluarga miskin di Santo Antonio, Madeira, Portugal. Ibunya, Maria Bolores do Santos, bekerja sebagai juru masak, sedangkan ayahnya, Jose Dinis Aveiro, seorang pekerja serabutan yang terkadang menganggur di kampung. Dengan kondisi ekonomi yang pas-pasan, Ronaldo tidak pernah menerima hadiah apa pun selama Natal, begitu pun dengan teman-temannya yang memiliki nasib serupa.
Dia juga tinggal di rumah kecil dan tidur bersama kakaknya, Hugo, di kamar yang sempit. Adapun dua saudara perempuannya tidur bersama ibunya. Masa kecil serupa juga dirasakan pesepak bola tersohor lainnya, Lionel Messi, yang kini aktif dalam aksi kemanusiaan. Dia lahir di Rosario, Santa Fe, Argentina pada 24 Juni 1987. Ayahnya merupakan buruh pabrik magnet. Ekonomi keluarga Messi kian sulit mengingat saat itu Argentina juga dilanda krisis ekonomi.
Kesuksesan Messi di Barcelona lambat laut memperbaiki nasib keluarganya. Pada 2010, dia ditunjuk menjadi Duta Unicef dan menyumbangkan kekayaannya untuk membantu anak-anak di seluruh dunia. Dia juga turut membantu melancarkan program pencegahan HIV, pendidikan, dan anak berkebutuhan khusus.
Selain itu, peraih lima gelar FIFA Ballon d’Or itu memiliki yayasan amal sendiri, yakni Leo Messi Foundation, yang aktif membiayai perawatan anak-anak dan beragam program penelitian dalam bidang kesehatan anak. Yayasan itu juga membantu mendirikan pusat fasilitas kesehatan di Argentina dan Spanyol.
Bintang sepak bola lainnya yang terkenal dermawan ialah Michael Essien. Sama seperti Messi, mantan pemain Chelsea dan Persib itu memilih mendirikan yayasan sendiri, Michael Essien Foundation. Yayasan Essien sejauh ini fokus pada penyediaan bantuan layanan perpustakaan, kesehatan air minum bersih, toilet.
Pesepak bola asal Afrika, Didier Drogba, juga senang berfilantropi melalui Didier Drogba Foundation. Dia berhasil mengajak mantan klubnya, Chelsea, untuk turut menyukseskan program tersebut. Dia juga berhasil menghentikan perang sipil di Pantai Gading sejak negara itu lolos kualifikasi Piala Dunia pada 2006.
Soal bantuan ini, Ronaldo memang tidak blak-blakan. Informasi pemberian bantuan justru bocor dari Onwadan Charity Foundation. “Ronaldo telah mendonasikan dana senilai USD1,5 juta kepada Gaza, Palestina,” demikian kicau Onwadan Charity Foundation di Twitter.
Onwadan juga menuliskan, “Kalian mungkin tidak memiliki harta kekayaan untuk mengubah kehidupan anak yatim, tapi bukti kepedulian kalian berarti bagi mereka dan membuat mereka tersenyum.” Dalam satu dekade terakhir, pemain tim nasional (timnas) Portugal ini memang dikenal aktif dalam aksi kemanusiaan dan filantropi.
Terkait aksi filantropi di Palestina, Ronaldo maupun manajemennya juga tidak memberikan keterangan resmi ataupun membantahnya. Namun, sebelumnya, dia sering dianggap berpihak kepada Palestina dan pernah menjual Golden Boot Award untuk membangun sekolah di Palestina. Pada 2013, Ronaldo juga dianggap mendukung Palestina setelah memutuskan menolak jersey dari pemain Israel selama pertandingan kualifikasi Piala Dunia 2014.
Dia mengaku tidak mau mengenakan jersey yang dilekati simbol negara lain. Meski demikian, sebagian orang Israel mengkritikinya di media sosial. Berkebalikan dengan pemain Israel, seorang anak asal Palestina, Ahmad Daubasha, justru diberi kaus spesial oleh Ronaldo di pusat pelatihan Real Madrid pada 2016. Daubasha yang saat itu masih berusia lima tahun merupakan satu-satunya dari anggota keluarganya yang masih hidup dalam serangan penduduk ilegal Israel.
Ronaldo mulai tergerak hatinya untuk melakukan kontribusi sosial sejak Aceh diguncang gempa bumi dan tsunami pada 2004. Saat itu dia mengunjungi Indonesia untuk menggalang dana sumbangan. Dana yang dia terima dari The Sun dalam kasus pencemaran nama baik juga disumbangkan ke sebuah yayasan di Portugal. Pada 2009, Ronaldo menyumbangkan 100.000 poundsterling (Rp1,8 miliar) ke sebuah rumah sakit yang menyelamatkan ibunya.
Tiga tahun kemudian, dia bersama FIFA membantu seorang anak asal Kanari yang mengidap kanker dan aktif menyukseskan program perlawanan narkoba, HIV, dan obesitas. Ronaldo dinobatkan sebagai atlet paling dermawan pada 2015. Saat itu pula dia menyumbangkan 5 juta poundsterling untuk membantu korban gempa di Nepal yang menewaskan 8.000 orang.
Bonus yang dia terima sebesar 600.000 euro dari performanya di Liga Champions 2015-2016 juga disalurkan kepada badan amal. Ronaldo merupakan salah satu atlet paling kaya di dunia. Seperti dilansir Forbes, mantan pemain Real Madrid itu memiliki kekayaan bersih USD450 juta pada 2018. Sumber kekayaannya berasal dari gaji, bonus, hingga endorsement. Namun, kekayaan bukan satu-satunya faktor yang mendorong Ronaldo beramal.
Kesuksesan yang diraih Ronaldo berasal dari kerja keras dan dedikasi. Faktanya, dia lahir dari keluarga miskin di Santo Antonio, Madeira, Portugal. Ibunya, Maria Bolores do Santos, bekerja sebagai juru masak, sedangkan ayahnya, Jose Dinis Aveiro, seorang pekerja serabutan yang terkadang menganggur di kampung. Dengan kondisi ekonomi yang pas-pasan, Ronaldo tidak pernah menerima hadiah apa pun selama Natal, begitu pun dengan teman-temannya yang memiliki nasib serupa.
Dia juga tinggal di rumah kecil dan tidur bersama kakaknya, Hugo, di kamar yang sempit. Adapun dua saudara perempuannya tidur bersama ibunya. Masa kecil serupa juga dirasakan pesepak bola tersohor lainnya, Lionel Messi, yang kini aktif dalam aksi kemanusiaan. Dia lahir di Rosario, Santa Fe, Argentina pada 24 Juni 1987. Ayahnya merupakan buruh pabrik magnet. Ekonomi keluarga Messi kian sulit mengingat saat itu Argentina juga dilanda krisis ekonomi.
Kesuksesan Messi di Barcelona lambat laut memperbaiki nasib keluarganya. Pada 2010, dia ditunjuk menjadi Duta Unicef dan menyumbangkan kekayaannya untuk membantu anak-anak di seluruh dunia. Dia juga turut membantu melancarkan program pencegahan HIV, pendidikan, dan anak berkebutuhan khusus.
Selain itu, peraih lima gelar FIFA Ballon d’Or itu memiliki yayasan amal sendiri, yakni Leo Messi Foundation, yang aktif membiayai perawatan anak-anak dan beragam program penelitian dalam bidang kesehatan anak. Yayasan itu juga membantu mendirikan pusat fasilitas kesehatan di Argentina dan Spanyol.
Bintang sepak bola lainnya yang terkenal dermawan ialah Michael Essien. Sama seperti Messi, mantan pemain Chelsea dan Persib itu memilih mendirikan yayasan sendiri, Michael Essien Foundation. Yayasan Essien sejauh ini fokus pada penyediaan bantuan layanan perpustakaan, kesehatan air minum bersih, toilet.
Pesepak bola asal Afrika, Didier Drogba, juga senang berfilantropi melalui Didier Drogba Foundation. Dia berhasil mengajak mantan klubnya, Chelsea, untuk turut menyukseskan program tersebut. Dia juga berhasil menghentikan perang sipil di Pantai Gading sejak negara itu lolos kualifikasi Piala Dunia pada 2006.
(don)