Cristiano Ronaldo Pupus Mimpi Timnas Swiss
A
A
A
BERN - Juara 1 10,5 juta euro, juara 2 9 juta, ketiga dan keempat masing masing 8 dan 7 juta. Tapi bukan karena segepok uang itu motivasi Vladimir Petkovic berangkat ke Portugal.
"Kami ingin juara, tidak kurang, tidak kurang, tidak lebih," kata Petkovic, pelatih Timnas Swiss, kepada wartawan, sebelum berangkat ke Portugal.
Juara, bagi Heidiland, adalah kenyataan paling ditunggu selama ini. Meskipun pernah rangking empat FIFA, Timnas Swiss, tak pernah sekalipun juara. Piala Dunia, Piala Eropa, hanya sampai ke perdelapan final. Kalaupun juara dunia, hanyalah tingkat junior, U-20 atau U-16, yang tidak bisa menjamin menjadi timnas yang tangguh.
Juara di UEFA Nation League, sebuah perlombaan sepak bola terbaru, bagi Granit Xhaka dan kawan kawan, bukan tugas mudah. Paling tidak, mereka harus menaklukkan Portugal. Dan tugas pertama itu nyaris berhasil. Paling tidak, hingga ke menit 88, anak asuh Vladimir Petkovic ini masih mampu menahan Juara Eropa 2016 dengan skor sama kuat 1-1. Jalannya pertandingan juga ketat, bahkan peluang Swiss sebenarnya cukup terbuka. Xerdan Shaqiri bahkan membuang dua peluang emas.
Tapi Portugal memiliki Cristiano Ronaldo. Dan dialah yang membuat impian Die Nati berantakan. Setelah mencetak gol kedua di menit ke-88, pemain berjuluk CR7 mencetak gol ketiga di menit ke-90. Ronaldo sejak lama menjadi mimpi buruk bagi Swiss. Babak penyisihan Piala Dunia 2018, dia juga yang mengirim Swiss ke babak Play-Off.
Sempat menaklukkan Portugal di Basel 2 0, yang saat itu tanpa diperkuat Ronaldo karena cedera, Swiss kalah 0 2 di Portugal, setelah Ronaldo kembali memperkuat negaranya. Petkovic, yang terlihat berseri seri sebelum dua gol dimenit terakhir itu, tidak bisa menyembunyikan kekecewaannya.
"Kami sudah bermain bagus, tapi lawan memang lebih tangguh, lebih beruntung," katanya.
Swiss kini diperkuat pemain muda. Punggawa Die Nati yang sudah berusia lebih dari 30 tahun, sudah dipensiunkan. Tidak terkecuali Stefan Lichsteiner, Der kapiten. Admir Memehdi, Johan Djourou, Valon Behrami, Gelson Fernandes juga tidak lagi dipanggil ke Timnas.
"Kami ingin juara, tidak kurang, tidak kurang, tidak lebih," kata Petkovic, pelatih Timnas Swiss, kepada wartawan, sebelum berangkat ke Portugal.
Juara, bagi Heidiland, adalah kenyataan paling ditunggu selama ini. Meskipun pernah rangking empat FIFA, Timnas Swiss, tak pernah sekalipun juara. Piala Dunia, Piala Eropa, hanya sampai ke perdelapan final. Kalaupun juara dunia, hanyalah tingkat junior, U-20 atau U-16, yang tidak bisa menjamin menjadi timnas yang tangguh.
Juara di UEFA Nation League, sebuah perlombaan sepak bola terbaru, bagi Granit Xhaka dan kawan kawan, bukan tugas mudah. Paling tidak, mereka harus menaklukkan Portugal. Dan tugas pertama itu nyaris berhasil. Paling tidak, hingga ke menit 88, anak asuh Vladimir Petkovic ini masih mampu menahan Juara Eropa 2016 dengan skor sama kuat 1-1. Jalannya pertandingan juga ketat, bahkan peluang Swiss sebenarnya cukup terbuka. Xerdan Shaqiri bahkan membuang dua peluang emas.
Tapi Portugal memiliki Cristiano Ronaldo. Dan dialah yang membuat impian Die Nati berantakan. Setelah mencetak gol kedua di menit ke-88, pemain berjuluk CR7 mencetak gol ketiga di menit ke-90. Ronaldo sejak lama menjadi mimpi buruk bagi Swiss. Babak penyisihan Piala Dunia 2018, dia juga yang mengirim Swiss ke babak Play-Off.
Sempat menaklukkan Portugal di Basel 2 0, yang saat itu tanpa diperkuat Ronaldo karena cedera, Swiss kalah 0 2 di Portugal, setelah Ronaldo kembali memperkuat negaranya. Petkovic, yang terlihat berseri seri sebelum dua gol dimenit terakhir itu, tidak bisa menyembunyikan kekecewaannya.
"Kami sudah bermain bagus, tapi lawan memang lebih tangguh, lebih beruntung," katanya.
Swiss kini diperkuat pemain muda. Punggawa Die Nati yang sudah berusia lebih dari 30 tahun, sudah dipensiunkan. Tidak terkecuali Stefan Lichsteiner, Der kapiten. Admir Memehdi, Johan Djourou, Valon Behrami, Gelson Fernandes juga tidak lagi dipanggil ke Timnas.
(sha)