Timnas Wanita, U-20, U-21 Bangkitkan Harapan Sepak Bola Italia
A
A
A
TORINO - Sepak bola Italia pernah menjadi bahan candaan setelah gagal berpartisipasi di Piala Dunia 2018. Sekarang, dalam waktu satu tahun, periode kegelapan tersebut sudah mulai sedikit terlupakan karena Italia menjalani bulan madu dengan sepak bolanya. Setidaknya ada tiga alasan yang membuat Italia sedang naik daun.
Pertama adalah penampilan impresif timnas U-20 dan U-21. Timnas U-20 yang berjuang di Piala Dunia di Polandia sukses melangkah ke semifinal dan berpeluang ke final saat menghadapi Ukraina, nanti malam. Kemenangan akan menjadi penting karena prestasi terbaik Italia U-20 di Piala Dunia hanyalah menempati peringkat 3. Sementara tim U-21 Italia sedang bersiap bertarung di putaran final Piala Eropa U-21 yang digelar 16 Juni mendatang.
Alasan kedua, tak lepas dari kembalinya timnas sepak bola wanita mereka ke ajang Piala Dunia Wanita 2019. Percaya atau tidak, sejarah sepak bola wanita Italia jauh lebih suram. Dari sisi peringkat FIFA, Italia berada di bawah tim Asia seperti China (peringkat 15), Korea Selatan (14), dan Jepang (8). Italia hanya menempati peringkat 16 klasemen sehingga mereka berada di pot 3 saat undian. Penampilan mereka di Prancis adalah pertama setelah terakhir kali tampil di Piala Dunia 1999.
Alhasil, jika dihitung, ini menjadi come back mereka setelah absen selama 20 tahun di Piala Dunia Wanita. Nah, Senin (10/6) dini hari, mereka secara mengejutkan berhasilkan mengalahkan Australia yang menjadi unggulan pertama dan menempati peringkat 6 dunia FIFA. Atmosfer positif juga sedang meliputi timnas senior. Skuad asuhan Roberto Mancini ini sekarang berada dalam tren positif.
Meski gagal melaju ke putaran final UEFA Nations League, Gli Azzurri belum tersentuh kekalahan dalam enam pertandingan terakhir. Mereka juga sedang berada di puncak klasemen sementara kualifikasi Grup J Piala Eropa 2020. Mencatatkan tiga kemenangan, Leonardo Bonucci dkk berhasil mencetak 11 gol dan belum pernah kebobolan.
Terakhir mereka berhasil menggelontor Yunani tiga gol tanpa balas. Sebelumnya Liechtenstein dibantai setengah lusin gol dan Finlandia harus menyerah 0-2. Legenda sepak bola Italia Gianluca Zambrotta mengatakan Italia sudah berada di jalur untuk kembali menjadi salah satu negara sepak bola terbaik di dunia lagi.
Menurut dia, ini adalah tahun-tahun pen ting bagi Nazionale di setiap tingkatan. Dia melihat kemajuan signifikan dari skuad senior hingga U-20. Bicara soal sukses Italia, terutama di timnas senior, gelandang Chelsea Jorginho mengatakan jika rahasianya ada pada kepercayaan yang diberikan Mancini kepada para pemain.
“Mancini menyuruh kami bermain menikmati sepak bola dan bersenangsenang dengannya. Saya pikir kami melakukan itu,” kata Jorginho, dikutip Football-Italia. Menurut dia, setiap individu melakukan apa yang harus dilakukan, dalam serangan, lini tengah atau pertahanan, dan bekerja keras sehingga bisa bertahan dan menyerang sebagai satu kesatuan.
“Kami memiliki keseimbangan karena bekerja sebagai sebuah tim. Jika kami bertahan dan menyerang bersama, bisa membuat perbedaan besar,” tandasnya. Pernyataan Jorginho ini bisa mendapat pembenar jika melihat produktivitas tim. Dari 11 gol yang lahir, diciptakan oleh pemain dari banyak lini, termasuk Bonucci yang mencetak dua gol dari 10 kali penampilannya di kualifikasi.
Namun, Bonucci menganggap timnya bukan tanpa kelemahan. Meski mencatatkan clean sheets keenam di seluruh pertandingan, bukan berarti timnya tanpa kelemahan. Seperti saat menghadapi Yunani, timnya bermain baik di 60 menit awal, tapi kemudian memberikan ruang kepada lawan berkembang. Sementara Mancini menyebut timnya terlalu banyak membuang peluang saat menghadapi Yunani.
Menurut dia, menghadapi Yunani belum merupakan penampilan terbaik. Karena itu, dia berharap laga melawan Boznia-Herzegovina,di Stadion Allians, dini hari nanti, permainan timnya jauh lebih berkembang. “Saya tidak berpikir ini adalah kinerja terbaik kami. Kami pasti masih bisa meningkatkan itu. Mengapa kami tidak mencetak gol keempat di babak kedua? Yunani bahkan menciptakan beberapa peluang berbahaya di babak kedua karena kami bermain terlalu dalam,” kata Mancini.
Secara khusus dia juga memuji penampilan Lorenzo Insigne. Mancini menganggap pemain sayap Napoli itu dalam kondisi sangat baik sehingga diangkut di kualifikasi meski dia harus mengorbankan Fabio Quagliarella dan Federico Bernardeschi di bangku cadangan.
Pertama adalah penampilan impresif timnas U-20 dan U-21. Timnas U-20 yang berjuang di Piala Dunia di Polandia sukses melangkah ke semifinal dan berpeluang ke final saat menghadapi Ukraina, nanti malam. Kemenangan akan menjadi penting karena prestasi terbaik Italia U-20 di Piala Dunia hanyalah menempati peringkat 3. Sementara tim U-21 Italia sedang bersiap bertarung di putaran final Piala Eropa U-21 yang digelar 16 Juni mendatang.
Alasan kedua, tak lepas dari kembalinya timnas sepak bola wanita mereka ke ajang Piala Dunia Wanita 2019. Percaya atau tidak, sejarah sepak bola wanita Italia jauh lebih suram. Dari sisi peringkat FIFA, Italia berada di bawah tim Asia seperti China (peringkat 15), Korea Selatan (14), dan Jepang (8). Italia hanya menempati peringkat 16 klasemen sehingga mereka berada di pot 3 saat undian. Penampilan mereka di Prancis adalah pertama setelah terakhir kali tampil di Piala Dunia 1999.
Alhasil, jika dihitung, ini menjadi come back mereka setelah absen selama 20 tahun di Piala Dunia Wanita. Nah, Senin (10/6) dini hari, mereka secara mengejutkan berhasilkan mengalahkan Australia yang menjadi unggulan pertama dan menempati peringkat 6 dunia FIFA. Atmosfer positif juga sedang meliputi timnas senior. Skuad asuhan Roberto Mancini ini sekarang berada dalam tren positif.
Meski gagal melaju ke putaran final UEFA Nations League, Gli Azzurri belum tersentuh kekalahan dalam enam pertandingan terakhir. Mereka juga sedang berada di puncak klasemen sementara kualifikasi Grup J Piala Eropa 2020. Mencatatkan tiga kemenangan, Leonardo Bonucci dkk berhasil mencetak 11 gol dan belum pernah kebobolan.
Terakhir mereka berhasil menggelontor Yunani tiga gol tanpa balas. Sebelumnya Liechtenstein dibantai setengah lusin gol dan Finlandia harus menyerah 0-2. Legenda sepak bola Italia Gianluca Zambrotta mengatakan Italia sudah berada di jalur untuk kembali menjadi salah satu negara sepak bola terbaik di dunia lagi.
Menurut dia, ini adalah tahun-tahun pen ting bagi Nazionale di setiap tingkatan. Dia melihat kemajuan signifikan dari skuad senior hingga U-20. Bicara soal sukses Italia, terutama di timnas senior, gelandang Chelsea Jorginho mengatakan jika rahasianya ada pada kepercayaan yang diberikan Mancini kepada para pemain.
“Mancini menyuruh kami bermain menikmati sepak bola dan bersenangsenang dengannya. Saya pikir kami melakukan itu,” kata Jorginho, dikutip Football-Italia. Menurut dia, setiap individu melakukan apa yang harus dilakukan, dalam serangan, lini tengah atau pertahanan, dan bekerja keras sehingga bisa bertahan dan menyerang sebagai satu kesatuan.
“Kami memiliki keseimbangan karena bekerja sebagai sebuah tim. Jika kami bertahan dan menyerang bersama, bisa membuat perbedaan besar,” tandasnya. Pernyataan Jorginho ini bisa mendapat pembenar jika melihat produktivitas tim. Dari 11 gol yang lahir, diciptakan oleh pemain dari banyak lini, termasuk Bonucci yang mencetak dua gol dari 10 kali penampilannya di kualifikasi.
Namun, Bonucci menganggap timnya bukan tanpa kelemahan. Meski mencatatkan clean sheets keenam di seluruh pertandingan, bukan berarti timnya tanpa kelemahan. Seperti saat menghadapi Yunani, timnya bermain baik di 60 menit awal, tapi kemudian memberikan ruang kepada lawan berkembang. Sementara Mancini menyebut timnya terlalu banyak membuang peluang saat menghadapi Yunani.
Menurut dia, menghadapi Yunani belum merupakan penampilan terbaik. Karena itu, dia berharap laga melawan Boznia-Herzegovina,di Stadion Allians, dini hari nanti, permainan timnya jauh lebih berkembang. “Saya tidak berpikir ini adalah kinerja terbaik kami. Kami pasti masih bisa meningkatkan itu. Mengapa kami tidak mencetak gol keempat di babak kedua? Yunani bahkan menciptakan beberapa peluang berbahaya di babak kedua karena kami bermain terlalu dalam,” kata Mancini.
Secara khusus dia juga memuji penampilan Lorenzo Insigne. Mancini menganggap pemain sayap Napoli itu dalam kondisi sangat baik sehingga diangkut di kualifikasi meski dia harus mengorbankan Fabio Quagliarella dan Federico Bernardeschi di bangku cadangan.
(don)