Juara di Prancis Terbuka 2019, Barty Incar Posisi Satu Dunia
A
A
A
IPSWICH - Diam-diam, Ashleigh Barty membidik status petenis nomor satu dunia. Impiannya itu muncul setelah petenis yang baru berusia 23 tahun itu berhasil meraih gelar juara di Prancis Terbuka 2019, pekan lalu. Barty menyebut akan sangat luar biasa jika dirinya bisa menjadi nomor satu dunia dan sekaligus menjadi petenis Australia pertama dalam 45 tahun terakhir yang meraih status tersebut.
Keyakinan itu muncul setelah mengakhiri 46 tahun penantian juara tunggal putri Prancis Terbuka sejak Margaret Court pada 1973 silam. Setelah itu, belum ada lagi yang mampu melakukannya hingga Barty sukses menjadi juara di Roland Garros. Kesuksesan itu membuatnya kini bercokol di peringkat dua dunia. Karena itu, kesempatannya untuk meningkatkan posisi sangat besar.
Dia pun akan berusaha sebaik mungkin dan memanfaatkan momentum dengan sebaik-baiknya agar impiannya bisa tercapai. “Poin berikutnya (nomor satu dunia), saya yang melihatnya sendiri. Menjadi nomor dua di dunia adalah pencapaian luar biasa dan sesuatu yang tidak pernah saya impikan sebagai seorang anak. Saya akan terus mencoba yang terbaik untuk mendapatkan nomor satu dunia,” kata Barty dilansir tennisworld
Meski begitu, Barty mengakui akan berat untuk bisa mewujudkan mimpinya itu. Alasannya, persaingan tenis putri sangat merata dan tidak bisa diprediksi ketika berada di atas lapangan. Apalagi, dia menilai ada beberapa petenis yang juga berkesempatan untuk mengudeta posisi satu dunia, Naomi Osaka.
Selain Karolina Pliskova (Republik Ceko), Simona Halep (Rumania), dan beberapa petenis lainnya, Barty tetap menilai Osaka merupakan lawan yang sesungguhnya. Menurut dia, dibutuhkan waktu panjang untuk bisa merebut posisi teratas.
“Naomi sangat dominan selama periode terakhir. Enam atau 12 bulan terakhir, dia telah menjalani karier yang luar biasa. Dia memiliki turnamen yang luar biasa dan memainkan tenis yang luar biasa. Kami hanya bermain beberapa kali, tetapi saya yakin kami akan bermain lebih banyak lagi selama karir kami, dan semoga dalam pertandingan besar,” lanjutnya.
Rekan senegaranya, Alicia Molik menyebut kesuksesan Barty selama dua minggu di Roland Garros menjadi modal bagus untuk kepercayaan dirinya jelang tampil di Wimbledon. Apalagi, dia akan menjadi unggulan kedua yang sekaligus membuat langkah akan lebih mudah untuk mengulang sukses di Prancis Terbuka.
Namun, Barty harus bisa mempertahankan permainannya. Apalagi, paruh musim kedua Turnamen akan berlangsung dengan lapangan rumput dan keras. “Setiap perbaikan pada tahun lalu akan menjadi bonus dan itu akan benar-benar menjebaknya untuk paruh kedua tahun ini dan lapangan keras,” ungkapnya.
Keyakinan itu muncul setelah mengakhiri 46 tahun penantian juara tunggal putri Prancis Terbuka sejak Margaret Court pada 1973 silam. Setelah itu, belum ada lagi yang mampu melakukannya hingga Barty sukses menjadi juara di Roland Garros. Kesuksesan itu membuatnya kini bercokol di peringkat dua dunia. Karena itu, kesempatannya untuk meningkatkan posisi sangat besar.
Dia pun akan berusaha sebaik mungkin dan memanfaatkan momentum dengan sebaik-baiknya agar impiannya bisa tercapai. “Poin berikutnya (nomor satu dunia), saya yang melihatnya sendiri. Menjadi nomor dua di dunia adalah pencapaian luar biasa dan sesuatu yang tidak pernah saya impikan sebagai seorang anak. Saya akan terus mencoba yang terbaik untuk mendapatkan nomor satu dunia,” kata Barty dilansir tennisworld
Meski begitu, Barty mengakui akan berat untuk bisa mewujudkan mimpinya itu. Alasannya, persaingan tenis putri sangat merata dan tidak bisa diprediksi ketika berada di atas lapangan. Apalagi, dia menilai ada beberapa petenis yang juga berkesempatan untuk mengudeta posisi satu dunia, Naomi Osaka.
Selain Karolina Pliskova (Republik Ceko), Simona Halep (Rumania), dan beberapa petenis lainnya, Barty tetap menilai Osaka merupakan lawan yang sesungguhnya. Menurut dia, dibutuhkan waktu panjang untuk bisa merebut posisi teratas.
“Naomi sangat dominan selama periode terakhir. Enam atau 12 bulan terakhir, dia telah menjalani karier yang luar biasa. Dia memiliki turnamen yang luar biasa dan memainkan tenis yang luar biasa. Kami hanya bermain beberapa kali, tetapi saya yakin kami akan bermain lebih banyak lagi selama karir kami, dan semoga dalam pertandingan besar,” lanjutnya.
Rekan senegaranya, Alicia Molik menyebut kesuksesan Barty selama dua minggu di Roland Garros menjadi modal bagus untuk kepercayaan dirinya jelang tampil di Wimbledon. Apalagi, dia akan menjadi unggulan kedua yang sekaligus membuat langkah akan lebih mudah untuk mengulang sukses di Prancis Terbuka.
Namun, Barty harus bisa mempertahankan permainannya. Apalagi, paruh musim kedua Turnamen akan berlangsung dengan lapangan rumput dan keras. “Setiap perbaikan pada tahun lalu akan menjadi bonus dan itu akan benar-benar menjebaknya untuk paruh kedua tahun ini dan lapangan keras,” ungkapnya.
(don)