Jadi Unggulan di Birmingham Classic, Saatnya Osaka Bangkit
A
A
A
BIRMINGHAM - Permainan Naomi Osaka belum kunjung konsisten pada WTA Tour musim ini. Pasca menjadi juara di Australia Terbuka pada Januari lalu, petenis asal Jepang tersebut performanya masih belum menjanjikan. Event Birmingham Classic 2019 menjadi ajang kebangkitan Osaka. Menjadi unggulan pertama di Birmingham, Osaka difavoritkan mendulang gelar di turnamen tingkat WTA Premier itu.
Pada babak pertama, Osaka menghadapi petenis Yunani Maria Sakkari di Edgbaston Priory Club, hari ini. Osaka akan mencoba melakukan yang terbaik di Birmingham. Apalagi, dia akan dipergunakan sebagai ajang pemanasannya sebelum tampil di grand slam Wimbledon, 1 – 15 Juli mendatang. Jadi, petenis berdarah Haiti ini harus bisa mengatasi tekanan jika ingin mendapatkan hasil di sebuah turnamen.
“Saya terlalu memikirkan ini (tekanan), seperti jadwal grand slam. Ini adalah sesuatu yang ingin saya lakukan selamanya, tapi jika saya pikir semudah yang dibayangkan, semua orang pasti akan mudah melakukannya,” kata Osaka beberapa waktu lalu dilansir iol. “Jika ingin membicarakan target jangka panjang, tentu saja ingin memenangkan Wimbledon,” sambungnya.
Namun, Osaka tidak akan mudah untuk bisa mendapatkan gelar pertamanya di turnamen lapangan rumput (Birmingham Classic 2019). Meski juara bertahan Petra Kvitova mundur karena mengalami cedera, tetapi perjuangan Osaka cukup berat. Sebab, petenis kelahiran Osaka, 16 Oktober 1997 ini akan bersaing dengan petenis nomor dua dunia Ashleight Barty, Karolina Pliskova, Elina Svitolina, dan petenis tuan rumah, Johanna Konta.
Pada turnamen terakhirnya di Prancis Terbuka, Osaka hanya mencapai babak ketiga usai kalah dari Katerina Siniakova 4-6, 2-6. Bahkan, dia melakukan 38 dari 119 kesalahan sendiri dalam tiga pertandingan di Roland Garros. Catatan itu merupakan yang terbanyak dalam perjalannya musim ini. Jelas, petenis berusia 21 tahun itu berharap bisa memperbaiki penampilannya dan tidak terlalu berharap lebih dapat memenangkan gelar di turnamen tersebut.
Di Birmingham Classic 2019, Ashleight Barty mungkin akan menjadi pesaing terkuatnya. Apalagi, Barty sedang berada dalam kepercayaan diri yang tinggi pasca juara Prancis Terbuka 2019. Dia juga kerap tampil bagus di lapangan rumput. Jadi, dia akan memanfaatkan turnamen ini sebagai ajang persiapannya tampil di Wimbledon.
“Saya suka lapangan di sini (Birmingham),” kata Barty. "Mudah-mudahan lapangan kering sehingga kita mendapatkan waktu bermain di rumput. Dalam beberapa minggu terakhir, cuaca rata-rata cukup cerah. Mudah-mudahan matahari terbit dan kita bisa bermain seperti yang diinginkan,” ungkap petenis yang akan menghadapi Donna Vekic (Kroasia) di babak pertama, hari ini.
Pada babak pertama, Osaka menghadapi petenis Yunani Maria Sakkari di Edgbaston Priory Club, hari ini. Osaka akan mencoba melakukan yang terbaik di Birmingham. Apalagi, dia akan dipergunakan sebagai ajang pemanasannya sebelum tampil di grand slam Wimbledon, 1 – 15 Juli mendatang. Jadi, petenis berdarah Haiti ini harus bisa mengatasi tekanan jika ingin mendapatkan hasil di sebuah turnamen.
“Saya terlalu memikirkan ini (tekanan), seperti jadwal grand slam. Ini adalah sesuatu yang ingin saya lakukan selamanya, tapi jika saya pikir semudah yang dibayangkan, semua orang pasti akan mudah melakukannya,” kata Osaka beberapa waktu lalu dilansir iol. “Jika ingin membicarakan target jangka panjang, tentu saja ingin memenangkan Wimbledon,” sambungnya.
Namun, Osaka tidak akan mudah untuk bisa mendapatkan gelar pertamanya di turnamen lapangan rumput (Birmingham Classic 2019). Meski juara bertahan Petra Kvitova mundur karena mengalami cedera, tetapi perjuangan Osaka cukup berat. Sebab, petenis kelahiran Osaka, 16 Oktober 1997 ini akan bersaing dengan petenis nomor dua dunia Ashleight Barty, Karolina Pliskova, Elina Svitolina, dan petenis tuan rumah, Johanna Konta.
Pada turnamen terakhirnya di Prancis Terbuka, Osaka hanya mencapai babak ketiga usai kalah dari Katerina Siniakova 4-6, 2-6. Bahkan, dia melakukan 38 dari 119 kesalahan sendiri dalam tiga pertandingan di Roland Garros. Catatan itu merupakan yang terbanyak dalam perjalannya musim ini. Jelas, petenis berusia 21 tahun itu berharap bisa memperbaiki penampilannya dan tidak terlalu berharap lebih dapat memenangkan gelar di turnamen tersebut.
Di Birmingham Classic 2019, Ashleight Barty mungkin akan menjadi pesaing terkuatnya. Apalagi, Barty sedang berada dalam kepercayaan diri yang tinggi pasca juara Prancis Terbuka 2019. Dia juga kerap tampil bagus di lapangan rumput. Jadi, dia akan memanfaatkan turnamen ini sebagai ajang persiapannya tampil di Wimbledon.
“Saya suka lapangan di sini (Birmingham),” kata Barty. "Mudah-mudahan lapangan kering sehingga kita mendapatkan waktu bermain di rumput. Dalam beberapa minggu terakhir, cuaca rata-rata cukup cerah. Mudah-mudahan matahari terbit dan kita bisa bermain seperti yang diinginkan,” ungkap petenis yang akan menghadapi Donna Vekic (Kroasia) di babak pertama, hari ini.
(don)