Kesempatan Praveen/Melati Akhiri Puasa Gelar di Indonesia Open

Senin, 17 Juni 2019 - 09:04 WIB
Kesempatan Praveen/Melati...
Kesempatan Praveen/Melati Akhiri Puasa Gelar di Indonesia Open
A A A
JAKARTA - Ganda campuran diharapkan bisa membuat kejutan menjadi juara di Turnamen BWF Indonesia Open 2019 di Istora, Senayan, Jakarta, pada 16-21 Juli 2019. Selain ganda campuran, tunggal putra mampu membuktikan kualitasnya dalam Turnamen BWF World Tour Super 1000 mendatang. Ganda campuran dan tunggal putra diharapkan memperingan beban ganda putra yang menjadi tumpuan utama meraih juara di Indonesia Open 2019.

Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI Susy Susanti juga menaruh harapan besar kepada tunggal putra dan ganda campuran setelah mengamati progres dua nomor tersebut yang membaik dalam beberapa turnamen terakhir. Ganda putra masih menjadi sektor tumpuan utama meraih juara melalui Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan, dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto yang masuk Top 10.
"Kalau bicara target, peluangnya memang di ganda putra. Tapi kalau bicara progres, tunggal putra mulai ada. Walau di beberapa pertandingan masih belum konsisten, tapi saya rasa tunggal putra bisa diandalkan," kata Susy seperti dikutip dari Badmintonindonesia.org.

Menurut Susy, dua pasang ganda campuran; Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti dan Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja diharapkan menunjukkan kualitas terbaiknya di hadapan publik bulu tangkis Indonesia. Musim ini, Praveen/Melati mencatat hat-trick runner-up di India Open 2019, New Zealand Open 2019 dan Australian Open 2019. Duet Hafiz/Gloria tahun ini mengoleksi juara di Thailand Open 2018 dan runner-up di German Open 2019.Nah, jika melihat dari progres Praveen/Melati yang mencatat hat-trick runner-up, pasangan peringkat tujuh dunia itu diharapkan mengakhiri puasa gelarnya di rumah sendiri. "Kans-nya ada, ganda campuran tetap ada kans kok. Walau Praveen/Melati masih belum nembus gelar juara, mudah-mudahan dengan jadi tuan rumah, mereka jadi lebih pede, lebih semangat, lebih mau membuktikan," tutur Susy."Praveen/Melati, kalau lawan Zheng (Siwei)/Huang (Yaqiong) juga ditakuti. Lawan Yuta (Watanabe)/Arisa (Higashino) nggak pernah kalah. Praveen/Melati ini punya kelebihan, nah kelebihannya ini yang harus digunakan, jangan cuma fokus ke kelemahan yang membuat jadi nggak yakin, ragu-ragu," lanjut peraih medali emas tunggal putri Olimpiade Barcelona tersebut.

Di tunggal putra, Jonatan Christie dan Anthony Sinisuka Ginting menurut Susy menunjukkan grafik penampilan yang meningkat. Jonatan meraih dua juara beruntun di Turnamen World Tour Super 300 di New Zealand Open 2019 dan Australian Open 2019. Sedangkan Anthony menjadi runner-up di Singapore Open 2019 dan Australia Open 2019.Tanpa mengesampingkan sektor ganda putri dan tunggal putri, Susy masih memiliki keyakinan kalau kedua sektor ini juga berpotensi untuk membuat kejutan dengan mengalahkan lawan yang lebih diunggulkan.

"Di Australia Open lalu, Greysia (Polii)/Apriyani (Rahayu) bisa balas kekalahan dari Mayu (Matsumoto)/Wakana (Nagahara), kekalahan di Piala Sudirman lalu dibalas tuntas. Memang kekuatan dan ketahanan mereka harus ditambah lagi. Untuk tunggal putri, memang sektor yang paling ketinggalan, kami akui itu. Namun kami terus mengupayakan berbagai cara untuk bisa mendongkrak prestasi tunggal putri," ungkap Susy.
(aww)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1620 seconds (0.1#10.140)