Hadapi Spanyol, Timnas AS Enggan Terpengaruh Masalah Internal
A
A
A
REIMS - Melenggang secara meyakinkan ke babak 16 Besar Piala Dunia Wanita 2019 membuktikan betapa kuatnya Amerika Serikat (AS). Soliditas USWNT tetap terjaga meski sebenarnya dilanda konflik internal yang pelik. Ini menjadi moda utama saat melawan Spanyol nanti malam. Bukan rahasia lagi kalau Maret lalu, seluruh anggota tim AS menggugat Federasi Sepak Bola Amerika Serikat (USSF).
Mereka menuduh federasi melakukan diskriminasi dan hanya umbar janji soal kesetaraan gender, khususnya dalam pembayaran gaji. Secara khusus, para pemain mengklaim USSF telah melanggar Equal Pay Act yang melarang perempuan dibayar lebih rendah dari laki-laki untuk pekerjaan sama dan Butir VII Undang-Undang Hak Sipil, yang melarang pengusaha melakukan diskriminasi berdasarkan jenis kelamin, ras, warna kulit, agama, atau asal kebangsaan.
Para pemain wanita mengklaim bahwa beberapa dari mereka hanya mendapatkan pemasukan 38 % dari apa yang diterima pemain tim nasional pria AS. Padahal tim wanita punya prestasi jauh lebih bagus. Terbukti trofi Piala Dunia Wanita 2015 adalah gelar ketiga setelah 1991 dan 1999. Mereka juga memenangkan medali emas Olimpiade pada 2012 dan 2008.
Itu berbanding terbalik dengan tim pria AS yang gagal lolos ke Piala Dunia 2018 dan absen dalam dua Olimpiade terakhir. USSF sejatinya membantah tuduhan itu. Mereka mengatakan perbedaan pendapatan bukanlah bentuk diskriminasi. Tapi, karena tim pria dan wanita adalah entitas independen dengan perjanjian perundingan bersama yang berbeda.
Namun, polemik tersebut tampaknya menemui titik terang. Wall Street Journal melaporkan pada Jumat (21/6) bahwa tim wanita AS melakukan pendekatan terhadap USSF untuk meminta mediasi. Keduanya sepakat menyelesaikannya setelah Piala Dunia Wanita. Tanggal pengadilan berikutnya dalam gugatan dijadwalkan 15 Juli, delapan hari selepas final.
“Kami menyambut baik kesempatan melakukan mediasi. Tapi, kami kecewa penasihat penggugat merasa perlu membagikan berita ini secara publik selama Piala Dunia Wanita dan menciptakan gangguan terhadap fokus tim pada turnamen dan kesuksesan di lapangan. Para pemain harus fokus, karena kami berambisi memenangkan gelar,” ungkap pernyataan resmi USSF dilansir usatoday.
Senada dengan USSF, tim wanita AS mengaku konsentrasi di Piala Dunia Wanita 2019 tetap terjaga. Bek Kelley O’Hara menegaskan tujuan para pemain ke Prancis adalah berusaha mempertahankan gelar, bukan yang lainnya. O’Hara menjamin AS akan tetap tampil dengan kekuatan terbaik saat menghadapi Spanyol di babak 16 besar yang berlangsung di Stade Auguste-Delaune II nanti malam.
Dengan segala pengalamannya, skuad Jill Ellis difavoritkan melaju ke perempat final. “Kami di sini untuk memenangkan Piala Dunia. Para pengacara ada di rumah untuk melakukan tugas mereka. Tim ini sangat bagus, selalu sangat baik. Kami fokus pada tugas yang ada. Saya belum memikirkan apa pun yang sedang terjadi. Itu adalah sesuatu yang akan kami selesaikan setelah kembali di rumah,” kata O’Hara.
Kendati AS diunggulkan, Spanyol tetap harus diwaspadai karena menunjukkan perkembangan pesat. La Roja mampu menembus babak 16 Besar Piala Dunia Wanita 2019 setelah empat tahun lalu tersisih di fase grup. Karena itu, pelatih Jorge Vilda menganggap AS sebagai lawan sempurna untuk mengetahui seberapa jauh perkembangan timnya. Dia menilai Spanyol membutuhkan pengalaman untuk menghadapi tim-tim terbaik agar bisa meningkatkan kualitas.
“Bermain melawan tim terbaik di dunia untuk pertama kalinya membuat kami memahami apa artinya bermain melawan pemain dengan teknik hebat. Ini adalah permainan di mana setiap hal kecil bisa mengubah banyak hal. Kami harus melihat apa yang telah kita lakukan dan memperbaiki kesalahan,” ungkap Vilda.
Sementara itu, Norwegia menjadi tim pertama yang melaju ke perempat final Piala Dunia Wanita 2019 seusai mengalahkan Australia lewat drama adu penalti 4-1, Minggu (23/6). Tiga dari empat eksekutor Caroline Hansen, Guro Reiten, Maren Mjelde, dan Ingrid Engen menjalankan tugasnya dengan baik. Walau bisa berbagi hasil 1-1 selama waktu reguler dan extra time, hanya Steph Catley yang mampu menceploskan bola dari tiga penendang Australia.
Itu berarti, Norwegia nanti akan bertemu pemenang duel 16 besar antara Inggris atau Kamerun. “Ada perasaan percaya diri yang sangat bagus dalam tim ini. Sejujurnya kami seperti tidak melakukan apa pun selain adu penalti dalam hidup kami. Semuanya benar-benar terkontrol dan upaya tim yang luar biasa saat adu penalti,” kata Hansen.
Mereka menuduh federasi melakukan diskriminasi dan hanya umbar janji soal kesetaraan gender, khususnya dalam pembayaran gaji. Secara khusus, para pemain mengklaim USSF telah melanggar Equal Pay Act yang melarang perempuan dibayar lebih rendah dari laki-laki untuk pekerjaan sama dan Butir VII Undang-Undang Hak Sipil, yang melarang pengusaha melakukan diskriminasi berdasarkan jenis kelamin, ras, warna kulit, agama, atau asal kebangsaan.
Para pemain wanita mengklaim bahwa beberapa dari mereka hanya mendapatkan pemasukan 38 % dari apa yang diterima pemain tim nasional pria AS. Padahal tim wanita punya prestasi jauh lebih bagus. Terbukti trofi Piala Dunia Wanita 2015 adalah gelar ketiga setelah 1991 dan 1999. Mereka juga memenangkan medali emas Olimpiade pada 2012 dan 2008.
Itu berbanding terbalik dengan tim pria AS yang gagal lolos ke Piala Dunia 2018 dan absen dalam dua Olimpiade terakhir. USSF sejatinya membantah tuduhan itu. Mereka mengatakan perbedaan pendapatan bukanlah bentuk diskriminasi. Tapi, karena tim pria dan wanita adalah entitas independen dengan perjanjian perundingan bersama yang berbeda.
Namun, polemik tersebut tampaknya menemui titik terang. Wall Street Journal melaporkan pada Jumat (21/6) bahwa tim wanita AS melakukan pendekatan terhadap USSF untuk meminta mediasi. Keduanya sepakat menyelesaikannya setelah Piala Dunia Wanita. Tanggal pengadilan berikutnya dalam gugatan dijadwalkan 15 Juli, delapan hari selepas final.
“Kami menyambut baik kesempatan melakukan mediasi. Tapi, kami kecewa penasihat penggugat merasa perlu membagikan berita ini secara publik selama Piala Dunia Wanita dan menciptakan gangguan terhadap fokus tim pada turnamen dan kesuksesan di lapangan. Para pemain harus fokus, karena kami berambisi memenangkan gelar,” ungkap pernyataan resmi USSF dilansir usatoday.
Senada dengan USSF, tim wanita AS mengaku konsentrasi di Piala Dunia Wanita 2019 tetap terjaga. Bek Kelley O’Hara menegaskan tujuan para pemain ke Prancis adalah berusaha mempertahankan gelar, bukan yang lainnya. O’Hara menjamin AS akan tetap tampil dengan kekuatan terbaik saat menghadapi Spanyol di babak 16 besar yang berlangsung di Stade Auguste-Delaune II nanti malam.
Dengan segala pengalamannya, skuad Jill Ellis difavoritkan melaju ke perempat final. “Kami di sini untuk memenangkan Piala Dunia. Para pengacara ada di rumah untuk melakukan tugas mereka. Tim ini sangat bagus, selalu sangat baik. Kami fokus pada tugas yang ada. Saya belum memikirkan apa pun yang sedang terjadi. Itu adalah sesuatu yang akan kami selesaikan setelah kembali di rumah,” kata O’Hara.
Kendati AS diunggulkan, Spanyol tetap harus diwaspadai karena menunjukkan perkembangan pesat. La Roja mampu menembus babak 16 Besar Piala Dunia Wanita 2019 setelah empat tahun lalu tersisih di fase grup. Karena itu, pelatih Jorge Vilda menganggap AS sebagai lawan sempurna untuk mengetahui seberapa jauh perkembangan timnya. Dia menilai Spanyol membutuhkan pengalaman untuk menghadapi tim-tim terbaik agar bisa meningkatkan kualitas.
“Bermain melawan tim terbaik di dunia untuk pertama kalinya membuat kami memahami apa artinya bermain melawan pemain dengan teknik hebat. Ini adalah permainan di mana setiap hal kecil bisa mengubah banyak hal. Kami harus melihat apa yang telah kita lakukan dan memperbaiki kesalahan,” ungkap Vilda.
Sementara itu, Norwegia menjadi tim pertama yang melaju ke perempat final Piala Dunia Wanita 2019 seusai mengalahkan Australia lewat drama adu penalti 4-1, Minggu (23/6). Tiga dari empat eksekutor Caroline Hansen, Guro Reiten, Maren Mjelde, dan Ingrid Engen menjalankan tugasnya dengan baik. Walau bisa berbagi hasil 1-1 selama waktu reguler dan extra time, hanya Steph Catley yang mampu menceploskan bola dari tiga penendang Australia.
Itu berarti, Norwegia nanti akan bertemu pemenang duel 16 besar antara Inggris atau Kamerun. “Ada perasaan percaya diri yang sangat bagus dalam tim ini. Sejujurnya kami seperti tidak melakukan apa pun selain adu penalti dalam hidup kami. Semuanya benar-benar terkontrol dan upaya tim yang luar biasa saat adu penalti,” kata Hansen.
(don)