Angelique Kerber Ingin Pertahankan Trofi Juara Wimbledon
A
A
A
EASTBOURNE - Angelique Kerber merasa lapangan Wimbledon seperti rumput hijau di rumahnya sendiri. Setiap tampil di sana, dia selalu merasakan getaran yang memunculkan emosi campur aduk. Apalagi tahun lalu Kerber adalah juara Wimbledon 2018. Untuk itu, Petenis Jerman berusia 31 tahun tersebut ingin menjaga asa mempertahankan trofi juara Wimbledon 2019.
"Saya pikir mungkin itu sama, tetapi berbeda dalam beberapa hal karena Wimbledon adalah turnamen yang saya nantikan untuk menang," kata Kerber yang mengalahkan Samantha Stosur di babak 32 Eastbourne International 2019 dilansir The Independent. “Ketika saya sampai di sana (Wimbledon), akan sangat emosional dan saya akan memiliki banyak kenangan indah. Saya sangat senang bisa kembali ke sana dan menikmati kenangan. Itu selalu benar-benar istimewa, terutama kali ini," tambah Kerber.
Petenis kidal kelahiran Bremen, Jerman, 18 Januari 1988 ini, kembali ke performa terbaiknya tahun lalu dengan mencapai semifinal Australia Terbuka. Lalu tembus perempat Paris Terbuka, dan puncaknya secara meyakinkan mengalahkan Serena Williams di final Wimbledon. Tahun ini performa Kerber kembali merosot, penyakit dan cedera menjadi penyebab utama.
Cedera pergelangan kaki selama musim lapangan tanah liat membuatnya berjuang, dan ia kalah di babak pertama Prancis Terbuka. "Saya merasa jauh lebih baik setelah Paris, saya punya 10 hari libur untuk pemulihan dan rehabilitasi. Saat ini saya merasa baik, sakitnya sudah hilang, saya tidak sakit dan saya merasa siap lagi," katanya.
Jika beberapa pemain merasa lamban bergerak di lapangan rumput, tidak demikian dengan Kerber. Dia justru merasa nyaman bermain di lapangan rumput. "Rumput lebih alami bagi saya daripada tanah liat," kata petenis peringkat 5 dunia pemilik rekor 30-10 dari 11 Wimbledon ini. “Servis adalah hal besar di rumput. Anda harus bermain berbeda pada dua bola pertama setelah serve atau return. Beberapa tembakan berikutnya harus benar-benar agresif,” tukasnya.
Sementara itu, petenis peringkat 1 dunia Ashleigh Barty memutuskan mundur dari Turnamen Nature Valley International di Eastbourne, Inggris. Cedera lengan kanan membuat juara Grand Slam Prancis Terbuka 2019 itu, gagal menambah koleksi juaranya. Cedera terseb dirasakan Barty setelah menjuarai Nature Valley Classic di Birmingham, minggu lalu. Kemenangan itu mengantarkan petenis Australia itu menggusur takhta Naomi Osaka.
Kendati absen tampil di Eastbourne, petenis yang musim ini sudah mengoleksi tiga gelar juara itu memastikan tampil di Grand Slam Wimbledon yang dimulai 1 Juli mendatang. "Saya pikir akan membaik untuk Wimbledon. Kami hanya memastikan menangani cedera ini dengan baik dalam tiga hingga empat hari ke depan untuk memastikan saya bisa pulih minggu depan," tutur Barty.
Kesempatan pemulihan kondisi dimanfaatkan Barty untuk mengevaluasi lagi mengenai cederanya. Menurutnya, cedera itu sudah dialaminya sejak dia berusia 16 tahun. "Saatnya istirahat, saatnya menjauh dari lapangan,. Cedera ini saya alami sejak usia 16 tahun dan saya harus lebih berhati-hati," kata Barty.
Sejak hari pertama menjadi ratu tenis dunia, Barty mulai merasakan tekanan. Karena itu, dia harus menjaga posisinya saat ini dengan menunjukkan prestasi bagus. "Menunggu dan melihat perkembangan. Saya akan terus mencoba mempertahankan cara saya dan kita lihat perkembangannya," pungkasnya.
"Saya pikir mungkin itu sama, tetapi berbeda dalam beberapa hal karena Wimbledon adalah turnamen yang saya nantikan untuk menang," kata Kerber yang mengalahkan Samantha Stosur di babak 32 Eastbourne International 2019 dilansir The Independent. “Ketika saya sampai di sana (Wimbledon), akan sangat emosional dan saya akan memiliki banyak kenangan indah. Saya sangat senang bisa kembali ke sana dan menikmati kenangan. Itu selalu benar-benar istimewa, terutama kali ini," tambah Kerber.
Petenis kidal kelahiran Bremen, Jerman, 18 Januari 1988 ini, kembali ke performa terbaiknya tahun lalu dengan mencapai semifinal Australia Terbuka. Lalu tembus perempat Paris Terbuka, dan puncaknya secara meyakinkan mengalahkan Serena Williams di final Wimbledon. Tahun ini performa Kerber kembali merosot, penyakit dan cedera menjadi penyebab utama.
Cedera pergelangan kaki selama musim lapangan tanah liat membuatnya berjuang, dan ia kalah di babak pertama Prancis Terbuka. "Saya merasa jauh lebih baik setelah Paris, saya punya 10 hari libur untuk pemulihan dan rehabilitasi. Saat ini saya merasa baik, sakitnya sudah hilang, saya tidak sakit dan saya merasa siap lagi," katanya.
Jika beberapa pemain merasa lamban bergerak di lapangan rumput, tidak demikian dengan Kerber. Dia justru merasa nyaman bermain di lapangan rumput. "Rumput lebih alami bagi saya daripada tanah liat," kata petenis peringkat 5 dunia pemilik rekor 30-10 dari 11 Wimbledon ini. “Servis adalah hal besar di rumput. Anda harus bermain berbeda pada dua bola pertama setelah serve atau return. Beberapa tembakan berikutnya harus benar-benar agresif,” tukasnya.
Sementara itu, petenis peringkat 1 dunia Ashleigh Barty memutuskan mundur dari Turnamen Nature Valley International di Eastbourne, Inggris. Cedera lengan kanan membuat juara Grand Slam Prancis Terbuka 2019 itu, gagal menambah koleksi juaranya. Cedera terseb dirasakan Barty setelah menjuarai Nature Valley Classic di Birmingham, minggu lalu. Kemenangan itu mengantarkan petenis Australia itu menggusur takhta Naomi Osaka.
Kendati absen tampil di Eastbourne, petenis yang musim ini sudah mengoleksi tiga gelar juara itu memastikan tampil di Grand Slam Wimbledon yang dimulai 1 Juli mendatang. "Saya pikir akan membaik untuk Wimbledon. Kami hanya memastikan menangani cedera ini dengan baik dalam tiga hingga empat hari ke depan untuk memastikan saya bisa pulih minggu depan," tutur Barty.
Kesempatan pemulihan kondisi dimanfaatkan Barty untuk mengevaluasi lagi mengenai cederanya. Menurutnya, cedera itu sudah dialaminya sejak dia berusia 16 tahun. "Saatnya istirahat, saatnya menjauh dari lapangan,. Cedera ini saya alami sejak usia 16 tahun dan saya harus lebih berhati-hati," kata Barty.
Sejak hari pertama menjadi ratu tenis dunia, Barty mulai merasakan tekanan. Karena itu, dia harus menjaga posisinya saat ini dengan menunjukkan prestasi bagus. "Menunggu dan melihat perkembangan. Saya akan terus mencoba mempertahankan cara saya dan kita lihat perkembangannya," pungkasnya.
(don)