Para Legenda Mulai Dilirik Klub-klub Besar untuk Jadi Pelatih
A
A
A
Peta klub-klub besar terkait penunjukan pelatih mulai mengalami perubahan. Mereka mulai melirik para legenda untuk membangun kekuatan klub, termasuk Chelsea yang memperlihatkan indikasi akan merekrut pelatih yang pernah menjadi bagian dari skuad mereka, Frank Lampard. Sejak mengambil alih kepemilikan The Blues pada 2003 lalu Roman Abramovich selalu mendatangkan namanama top.
Dimulai Jose Mourinho (2004–2007, 2013–2015), Guus Hiddink (2009, 2015–2016), Carlo Ancelotti (2009–2011). Kemudian diselingi Roberto di Matteo (2012), Rafael Benitez (2012–2013), Antonio Conte (2016–2018) hingga Maurizio Sarri (2018–2019). Tujuh pelatih tersebut terbukti sukses mempersembahkan gelar bergengsi pentas domestik maupun Eropa.
Tapi, untuk pertama kali dalam 16 tahun perjalanan suksesnya di Stamford Bridge, Abramovich melakukan sesuatu yang berbeda. Taipan asal Rusia tersebut tertarik kepada Lampard. Sanksi larangan transfer yang dijatuhkan UEFA plus ingin menjajal hal baru membuat Abramovich mantap melancarkan ambisinya dengan memerintahkan Direktur Klub Marina Granovskaia melobi Derby County.
Sempat menolak, Derby dikabarkan luluh dan siap menerima tawaran Chelsea. Lampard yang diproyeksikan membawa Jody Morris sebagai asisten pelatih akan mendapatkan kontrak tiga tahun senilai 4 juta poundsterling per musim. Dari sisi pengalaman, Lampard memang terbilang masih bau kencur. Dia memulai kursus Lisensi UEFA Pro 12 bulan lalu dan me miliki satu mu sim di Derby di mana Lampard membawa timnya promosi ke Champion ship.
Tapi, Chelsea cukup puas dengan kinerjanya bersama Derby, terutama dalam mengembangkan pemain-pemain muda. Selain itu, statusnya sebagai legenda klub periode 2001–2014 membuat Lampard paham luar dalam tentang Chelsea. Hubungan baik dengan fans akan memberinya rasa hormat. Sesuatu yang tidak diberikan fansterhadap Sarri musim lalu.
Bukan hanya Lampard, Abramovich juga ingin membangun Chelsea dengan fondasi para legenda yang sukses di era Mourinho. Sebelumnya, The Blues menunjuk Petr Cech sebagai penasihat teknik dan performa. Joe Cole menangani tim akademi. Beberapa legenda seperti Claude Makalele hingga Didier Drogba juga diisukan kembali. Perjudian Abramovich bukan tanpa risiko.
Namun, peluang Lampard meraup sukses tetap terbuka. Jika diberi kepercayaan dan keleluasaan penuh, pelatih berusia 41 tahun tersebut bisa saja menjelma menjadi nakhoda juara seperti era Pep Guardiola, Zinedine Zidane, ataupun Luis Enrique. Keberhasilan Guardiola dan Zidane turut menginspirasi Vincent Kompany yang kembali ke klub pertamanya periode 2003–2006, yakni Anderlecht.
Merangkap sebagai pemain dan pelatih, Kompany berambisi menjadi pelatih hebat. Dia menilai pengalamannya bersama Guardiola di Manchester City (Man City) membuatnya yakin dapat mengangkat Anderlecht kembali ke level tertinggi sepak bola Belgia.
“Saya akan termotivasi untuk menjadi seperti Guardiola. Saya tahu dia pelatih terbaik di dunia. Apakah saya akan sebaik itu? Kita lihat nanti. Saya telah menjadi player manager untuk sebagian besar karier saya,” ungkap Kompany, dilansir Fourfourtwo.
Dimulai Jose Mourinho (2004–2007, 2013–2015), Guus Hiddink (2009, 2015–2016), Carlo Ancelotti (2009–2011). Kemudian diselingi Roberto di Matteo (2012), Rafael Benitez (2012–2013), Antonio Conte (2016–2018) hingga Maurizio Sarri (2018–2019). Tujuh pelatih tersebut terbukti sukses mempersembahkan gelar bergengsi pentas domestik maupun Eropa.
Tapi, untuk pertama kali dalam 16 tahun perjalanan suksesnya di Stamford Bridge, Abramovich melakukan sesuatu yang berbeda. Taipan asal Rusia tersebut tertarik kepada Lampard. Sanksi larangan transfer yang dijatuhkan UEFA plus ingin menjajal hal baru membuat Abramovich mantap melancarkan ambisinya dengan memerintahkan Direktur Klub Marina Granovskaia melobi Derby County.
Sempat menolak, Derby dikabarkan luluh dan siap menerima tawaran Chelsea. Lampard yang diproyeksikan membawa Jody Morris sebagai asisten pelatih akan mendapatkan kontrak tiga tahun senilai 4 juta poundsterling per musim. Dari sisi pengalaman, Lampard memang terbilang masih bau kencur. Dia memulai kursus Lisensi UEFA Pro 12 bulan lalu dan me miliki satu mu sim di Derby di mana Lampard membawa timnya promosi ke Champion ship.
Tapi, Chelsea cukup puas dengan kinerjanya bersama Derby, terutama dalam mengembangkan pemain-pemain muda. Selain itu, statusnya sebagai legenda klub periode 2001–2014 membuat Lampard paham luar dalam tentang Chelsea. Hubungan baik dengan fans akan memberinya rasa hormat. Sesuatu yang tidak diberikan fansterhadap Sarri musim lalu.
Bukan hanya Lampard, Abramovich juga ingin membangun Chelsea dengan fondasi para legenda yang sukses di era Mourinho. Sebelumnya, The Blues menunjuk Petr Cech sebagai penasihat teknik dan performa. Joe Cole menangani tim akademi. Beberapa legenda seperti Claude Makalele hingga Didier Drogba juga diisukan kembali. Perjudian Abramovich bukan tanpa risiko.
Namun, peluang Lampard meraup sukses tetap terbuka. Jika diberi kepercayaan dan keleluasaan penuh, pelatih berusia 41 tahun tersebut bisa saja menjelma menjadi nakhoda juara seperti era Pep Guardiola, Zinedine Zidane, ataupun Luis Enrique. Keberhasilan Guardiola dan Zidane turut menginspirasi Vincent Kompany yang kembali ke klub pertamanya periode 2003–2006, yakni Anderlecht.
Merangkap sebagai pemain dan pelatih, Kompany berambisi menjadi pelatih hebat. Dia menilai pengalamannya bersama Guardiola di Manchester City (Man City) membuatnya yakin dapat mengangkat Anderlecht kembali ke level tertinggi sepak bola Belgia.
“Saya akan termotivasi untuk menjadi seperti Guardiola. Saya tahu dia pelatih terbaik di dunia. Apakah saya akan sebaik itu? Kita lihat nanti. Saya telah menjadi player manager untuk sebagian besar karier saya,” ungkap Kompany, dilansir Fourfourtwo.
(don)