Senam 'SKJ Djadoel' Kemenpora di Wonosobo Pecahkan Rekor MURI
A
A
A
WONOSOBO - Wonosobo kembali sukses mencatatkan diri di Museum Rekor Indonesia (MURI), melalui catatan spektakuler pemecahan rekor kegiatan olahraga bertajuk "Senam Kebugaran Jasmani (SKJ) Djadoel", dengan jumlah peserta senam terbanyak, hingga mencapai sekitar 12.576 peserta.
Kegiatan yang berlangsung di alun-alun Kota Wonosobo pada Sabtu (29/6/2019) itu, awalnya ditargetkan hanya diikuti oleh 10.000 peserta, namun pada pelaksanaannya justru bertambah diangka 2.500 orang lebih yang diikuti dari beragam latar belakang, mulai dari staf pemerintahan, aparat keamanan, warga umum, pelajar, hingga organisasi daerah.
"Saya berterima kasih pada warga Wonosobo yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan pemecahan rekor MURI ini serta Kementerian Pemuda dan Olahraga. Semoga menjadi penyemangat agar kita selalu hidup sehat, selalu bergerak melatih kesehatan, kebugaran jasmani dan rohani," tutur Bupati Wonosobo Eko Purnomo di Wonosobo, Jawa Tengah, pasca menggenggam sertifikat rekor MURI.
"Ini menjadi momentum bagi kami untuk terus mendorong masyarakat agar sadar betapa pentingnya olahraga untuk kesehatan bagi semuanya, bukan hanya karena mengumpulkan puluhan ribu masyarakat untuk melakukan senam SKJ Djadoel ini, tapi bagaimana agar masyarakat semuanya sadar tentang kesehatan. Tentunya, kita harus berolahraga sesuai dengan kemampuan masing-masing individu, tidak hanya senam SKJ saja, tapi juga bisa melalui jalan sehat, berepeda dan lainnya," tambah Bupati Eko Purnomo yang diampingi oleh wakilnya Agus Subagiyo.
Perolehan rekor MURI tersebut bukan yang pertama kali ditorehkan oleh Kabupaten Wonosobo.Tercatat sejumlah perolehan rekor lain yang pernah diterima, antara lain pelaksanaan khitanan massal terbanyak, penanaman pohon terbanyak, pembuatan Tempe Kemul terbanyak, peserta mengonsumsi buah carica terbanyak, hingga lomba mendongeng guru PAUD terbanyak dan lainnya.
Rekor ini pun tak lepas dari campur tangan Kementerian Pemuda dan Olahraga RI dalam hal ini Kedeputian Pembudayaan Olahraga, dibawah keasdepan Olahraga Rekreasi sehingga terciptanya rekor MURI, terlebih kegiatan senam masal ini memiliki keunikan tersendiri yang mampu memancing animo warga untuk berolahraga secara menyenangkan.
"Alhamdulillah, Kabupaten Wonosobo kembali mencatatkan diri di MURI yang kali ini melalui sektor olahraga dari sekian banyaknya rekor yang diciptakan. Ini bukan sekadar gaya-gayaan mencatat, tapi menunjukkan bahwa jumlah besar itu adalah target memasyarakatkan olahraga, kalau jumlahnya sedikit itu tidak memasalkan olahraga," ucap Deputi Pembudayaan Olahraga Kemenpora RI Raden Isnanta di sela pemecahan rekor MURI tersebut.
"Itu hanya salah satu cara mengajak orang untuk bergerak di mana senam itu macam-macam, tapi kalau hanya itu-itu terus perlu adanya variasi gerak. Kita tawarkan jadul karena ada masa lalu yang keren jaman dulu dan itu sangat mengenang karena itu begitu populer di masa lalu,"
"Senam yang lain juga ada kita ciptakan, seperti untuk lansia, senam buat pelajar, senam santri dan macam-macam pilihan, bahkan senam kreasi setiap daerah berkembang," sambungnya.
Disisi lain, Raden Isnanta juga mengatakan jika upayanya ini bersama pemerintah daerah, semata-mata hanya untuk mengajak masyarakat untuk bergerak berolahraga, apapun olahraganya. "Jangan ada alasan lagi tidak punya waktu untuk tidak bergerak berolahraga meski hanya beberapa menit, di kantor bisa, sambil rapat diselingi sebentar untuk bergerak berolahraga, bahkan di sidang PBB, rapat diberhentikan sejenak untuk bergerak berolahraga, sehingga kebugaran kita terjaga," ucap pria asli Kulon Progo itu.
Kegiatan yang berlangsung di alun-alun Kota Wonosobo pada Sabtu (29/6/2019) itu, awalnya ditargetkan hanya diikuti oleh 10.000 peserta, namun pada pelaksanaannya justru bertambah diangka 2.500 orang lebih yang diikuti dari beragam latar belakang, mulai dari staf pemerintahan, aparat keamanan, warga umum, pelajar, hingga organisasi daerah.
"Saya berterima kasih pada warga Wonosobo yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan pemecahan rekor MURI ini serta Kementerian Pemuda dan Olahraga. Semoga menjadi penyemangat agar kita selalu hidup sehat, selalu bergerak melatih kesehatan, kebugaran jasmani dan rohani," tutur Bupati Wonosobo Eko Purnomo di Wonosobo, Jawa Tengah, pasca menggenggam sertifikat rekor MURI.
"Ini menjadi momentum bagi kami untuk terus mendorong masyarakat agar sadar betapa pentingnya olahraga untuk kesehatan bagi semuanya, bukan hanya karena mengumpulkan puluhan ribu masyarakat untuk melakukan senam SKJ Djadoel ini, tapi bagaimana agar masyarakat semuanya sadar tentang kesehatan. Tentunya, kita harus berolahraga sesuai dengan kemampuan masing-masing individu, tidak hanya senam SKJ saja, tapi juga bisa melalui jalan sehat, berepeda dan lainnya," tambah Bupati Eko Purnomo yang diampingi oleh wakilnya Agus Subagiyo.
Perolehan rekor MURI tersebut bukan yang pertama kali ditorehkan oleh Kabupaten Wonosobo.Tercatat sejumlah perolehan rekor lain yang pernah diterima, antara lain pelaksanaan khitanan massal terbanyak, penanaman pohon terbanyak, pembuatan Tempe Kemul terbanyak, peserta mengonsumsi buah carica terbanyak, hingga lomba mendongeng guru PAUD terbanyak dan lainnya.
Rekor ini pun tak lepas dari campur tangan Kementerian Pemuda dan Olahraga RI dalam hal ini Kedeputian Pembudayaan Olahraga, dibawah keasdepan Olahraga Rekreasi sehingga terciptanya rekor MURI, terlebih kegiatan senam masal ini memiliki keunikan tersendiri yang mampu memancing animo warga untuk berolahraga secara menyenangkan.
"Alhamdulillah, Kabupaten Wonosobo kembali mencatatkan diri di MURI yang kali ini melalui sektor olahraga dari sekian banyaknya rekor yang diciptakan. Ini bukan sekadar gaya-gayaan mencatat, tapi menunjukkan bahwa jumlah besar itu adalah target memasyarakatkan olahraga, kalau jumlahnya sedikit itu tidak memasalkan olahraga," ucap Deputi Pembudayaan Olahraga Kemenpora RI Raden Isnanta di sela pemecahan rekor MURI tersebut.
"Itu hanya salah satu cara mengajak orang untuk bergerak di mana senam itu macam-macam, tapi kalau hanya itu-itu terus perlu adanya variasi gerak. Kita tawarkan jadul karena ada masa lalu yang keren jaman dulu dan itu sangat mengenang karena itu begitu populer di masa lalu,"
"Senam yang lain juga ada kita ciptakan, seperti untuk lansia, senam buat pelajar, senam santri dan macam-macam pilihan, bahkan senam kreasi setiap daerah berkembang," sambungnya.
Disisi lain, Raden Isnanta juga mengatakan jika upayanya ini bersama pemerintah daerah, semata-mata hanya untuk mengajak masyarakat untuk bergerak berolahraga, apapun olahraganya. "Jangan ada alasan lagi tidak punya waktu untuk tidak bergerak berolahraga meski hanya beberapa menit, di kantor bisa, sambil rapat diselingi sebentar untuk bergerak berolahraga, bahkan di sidang PBB, rapat diberhentikan sejenak untuk bergerak berolahraga, sehingga kebugaran kita terjaga," ucap pria asli Kulon Progo itu.
(bbk)