Eko Yulianto Ingin Berburu Emas di Olimpiade 2020
A
A
A
JAKARTA - Lifter Eko Yulianto ingin berburu medali emas di Olimpiade 2020. Dari tiga Olimpiade terakhir, Eko selalu menyumbangkan medali, yakni dua perunggu diraih di Beijing 2008 dan London 2012 serta perak didapatkannya di Rio de Janeiro 2016.
Tak bisa disangkal, angkat besi Indonesia selalu mempersembahkan medali pada lima Olimpiade terakhir. Sayangnya tak ada medali emas bisa diboyong ke tanah air. Karenanya, Pengurus Besar Persatuan Angkat Berat, Binaraga, Angkat Besi Seluruh Indonesia (PB PABBSI) ingin mengubah tradisi medali tersebut.
Sejak Olimpiade 2000, angkat besi sudah mengumpulkan 11 medali, 5 perak, dan 6 perunggu. Tapi, cabang olahraga terbaik kedua Indonesia ini, setelah bulu tangkis di kancah Olimpiade, belum mendapatkan emas.
Kondisi itu yang mem buat PB PABBSI gencar-gencaran mempersiapkan atlet nya menuju Olimpiade Tokyo 2020. Ada 20 atlet 10 putra, dan 10 putri yang tengah menjalani latihan di Pelatnas PB PABBSI di Mes Marinir Kwini, Jakarta Pusat.
Dari jumlah atlet tersebut, Eko Yuli Irawan tampaknya bakal kembali menjadi andalan mendulang emas di Olimpiade nanti. Apalagi, dia mengaku masih penasaran belum bisa mewujudkan ambisinya tersebut.
Dari tiga Olimpiade terakhir, Eko selalu menyumbangkan medali, yakni dua perunggu diraih di Beijing 2008 dan London 2012 serta perak didapatkannya di Rio de Janeiro 2016. Catatan ini ternyata dinilai belum lengkap.
Dengan begitu, lifter berusia 30 tahun ini berharap bisa menyempurnakan medalinya di Olimpiade 2020. Apalagi, Olimpiade 2020 bisa dinilai menjadi kesempatan terakhir Eko mendulang emas.
Eko bakal berkonsentrasi penuh dalam mengaman kan tiket ke Tokyo. Langkah awal menambah bebannya 6 kg dari total angkatan yang telah dicapainya pada Kejuaraan Dunia Angkat Besi di Thailand, 18–27 September mendatang.
“Saya lagi konsentrasi mengamankan tiket ke Olimpiade Tokyo 2020. Saya akan berusaha mengamankan tiket ke Olimpiade dengan menambah total angkatan 6 kg pada kejuaraan dunia nanti,” ucap Eko.
Eko butuh menembus ke peringkat 4 dunia jika ingin lolos ke Olimpiade. Saat ini, dia berada di peringkat 5 dengan 2,114 poin. Eko masih di bawah lifter China Li Fabin dengan 3,108 poin yang berada di puncak dan Fulin Qin di peringkat 2 dengan 3,015 poin yang sudah tampil pada empat event.
Disusul lifter Uzbekistan Adkhamjon Ergashev (peringkat 3 dengan 2,758 poin) dan Yoichi Itokazu (Jepang 2,553 poin). Dengan semangatnya untuk bisa mendulang emas Olimpiade, Eko menjalani program latihan bersama Pelatnas PB PABBSI.
Bahkan, hasil test progress latihan telah menunjukkan peningkatan dengan membukukan total angkatan 314 kg, meski catatan berat badannya melampaui 5%. Kondisi ini tentu menjadi modal bagus sebelum tampil di Kejuaraan Dunia Angkat Besi di Thailand nanti.
Kepala Pelatih Angkat Besi Indonesia Dirja Wihardja mengatakan PB PABBSI juga membutuhkan regenerasi, khususnya di sektor putra. Lifter senior masih menjadi andalan Indonesia di berbagai ajang dunia. Apalagi, ada target besar yang ingin mereka gapai selain Olimpiade Tokyo 2020.
Tak bisa disangkal, angkat besi Indonesia selalu mempersembahkan medali pada lima Olimpiade terakhir. Sayangnya tak ada medali emas bisa diboyong ke tanah air. Karenanya, Pengurus Besar Persatuan Angkat Berat, Binaraga, Angkat Besi Seluruh Indonesia (PB PABBSI) ingin mengubah tradisi medali tersebut.
Sejak Olimpiade 2000, angkat besi sudah mengumpulkan 11 medali, 5 perak, dan 6 perunggu. Tapi, cabang olahraga terbaik kedua Indonesia ini, setelah bulu tangkis di kancah Olimpiade, belum mendapatkan emas.
Kondisi itu yang mem buat PB PABBSI gencar-gencaran mempersiapkan atlet nya menuju Olimpiade Tokyo 2020. Ada 20 atlet 10 putra, dan 10 putri yang tengah menjalani latihan di Pelatnas PB PABBSI di Mes Marinir Kwini, Jakarta Pusat.
Dari jumlah atlet tersebut, Eko Yuli Irawan tampaknya bakal kembali menjadi andalan mendulang emas di Olimpiade nanti. Apalagi, dia mengaku masih penasaran belum bisa mewujudkan ambisinya tersebut.
Dari tiga Olimpiade terakhir, Eko selalu menyumbangkan medali, yakni dua perunggu diraih di Beijing 2008 dan London 2012 serta perak didapatkannya di Rio de Janeiro 2016. Catatan ini ternyata dinilai belum lengkap.
Dengan begitu, lifter berusia 30 tahun ini berharap bisa menyempurnakan medalinya di Olimpiade 2020. Apalagi, Olimpiade 2020 bisa dinilai menjadi kesempatan terakhir Eko mendulang emas.
Eko bakal berkonsentrasi penuh dalam mengaman kan tiket ke Tokyo. Langkah awal menambah bebannya 6 kg dari total angkatan yang telah dicapainya pada Kejuaraan Dunia Angkat Besi di Thailand, 18–27 September mendatang.
“Saya lagi konsentrasi mengamankan tiket ke Olimpiade Tokyo 2020. Saya akan berusaha mengamankan tiket ke Olimpiade dengan menambah total angkatan 6 kg pada kejuaraan dunia nanti,” ucap Eko.
Eko butuh menembus ke peringkat 4 dunia jika ingin lolos ke Olimpiade. Saat ini, dia berada di peringkat 5 dengan 2,114 poin. Eko masih di bawah lifter China Li Fabin dengan 3,108 poin yang berada di puncak dan Fulin Qin di peringkat 2 dengan 3,015 poin yang sudah tampil pada empat event.
Disusul lifter Uzbekistan Adkhamjon Ergashev (peringkat 3 dengan 2,758 poin) dan Yoichi Itokazu (Jepang 2,553 poin). Dengan semangatnya untuk bisa mendulang emas Olimpiade, Eko menjalani program latihan bersama Pelatnas PB PABBSI.
Bahkan, hasil test progress latihan telah menunjukkan peningkatan dengan membukukan total angkatan 314 kg, meski catatan berat badannya melampaui 5%. Kondisi ini tentu menjadi modal bagus sebelum tampil di Kejuaraan Dunia Angkat Besi di Thailand nanti.
Kepala Pelatih Angkat Besi Indonesia Dirja Wihardja mengatakan PB PABBSI juga membutuhkan regenerasi, khususnya di sektor putra. Lifter senior masih menjadi andalan Indonesia di berbagai ajang dunia. Apalagi, ada target besar yang ingin mereka gapai selain Olimpiade Tokyo 2020.
(bbk)