Misi Conte Kembalikan Reputasi Inter Milan

Senin, 26 Agustus 2019 - 13:48 WIB
Misi Conte Kembalikan Reputasi Inter Milan
Misi Conte Kembalikan Reputasi Inter Milan
A A A
MILAN - Harapan besar pendukung Inter Milan kini dibebankan kepada Antonio Conte. Musim ini juru taktik berusia 50 tahun tersebut mengemban misi penting, yakni mengembalikan reputasi I Nerazzurri sebagai tim elite di Seri A dan Eropa.

Sesuatu yang wajar, mengingat Inter telah lama terpuruk dalam situasi sulit. Pada Mei 2015, Inter mendapat sanksi dari UEFA karena tidak mematuhi peraturan financial fair play. Empat musim terakhir sulit bagi tim dan klub perlu melakukan beberapa perubahan. Selama rentang waktu sejak 2010, Inter mengalami masa-masa kelam. Di Liga Champions, pasukan Inter bahkan dikurangi dari 25 pemain menjadi 21 pemain sebagai bagian dari sanksi.
Rival sekota AC Milan itu beradaptasi dengan mengeluarkan biaya minim, mendapatkan talenta muda, dan berkembang melalui skuad primavera mereka. Pemain berkategori bintang tidak lagi menjadi pilihan. Kalaupun ada, biayanya harus sesuai dengan anggaran tim dan peraturan kompetisi.

Dari sisi manajemen, klub juga mengalami perubahan dalam kepemilikan pada 2016, mayoritas saham Erick Thohir dibeli Zhang Jindong yang merupakan cofounderdan ketua Suning Commence Group. Jindong membeli Inter ketika tidak ada stabilitas dan mengambil kerugian di tahun pertamanya dengan klub.

Ambisi utamanya adalah mengembalikan Inter berjaya seperti saat meraih treble winner 2009/2010. Stabilitas itu perlahan didapat Inter di bawah Luciano Spalletti. Dalam dua musim terakhir, Spalletti mem bawa tim finis di urutan keempat Seri A. Namun, pencapaian tersebut tidak membuat Jindong puas. Upaya memperkuat klub terus dilakukan. Pada Oktober 2018, Jindong mengangkat putranya Steven Zhang sebagai ketua baru klub. Keputusan itu terbukti jitu.

Dalam empat tahun sejak melanggar peraturan FFP, keuangan Inter sekarang seimbang dan klub bisa mulai menang lagi. I Nerazzurrijuga memilih memecat Spalletti pada Mei lalu. Mereka memutuskan membawa pelatih terkenal dan mapan dalam diri Conte yang dikontrak tiga tahun. Pengalamannya bersama Juventus dan Chelsea diharapkan akan membawa filosofi baru ke tim yang gagal dalam sepuluh tahun terakhir. Sepanjang karier kepelatihannya, Conte identik dengan kemenangan. Bepergian telah memenangkan tiga Scudetto (2011–12, 2012–13, 2013–14) dan dua Supercoppa Italiana (2012,2013) dengan Juventus serta memenangkan satu Liga Primer (2016/17) dan Piala FA (201/18) dengan Chelsea.

Dia juga pernah menangani Italia (2014–2016). Berbagai catatan tersebut jelas membuat rekam jejak Conte kemenangan begitu kental. Tim-tim Conte bermain dengan penguasaan bola, bekerja dari lini belakang, dan menyerang. Dia juga cenderung mengubah formasi selama pertandingan, tergantung keperluan, tapi semua butuh proses. Setidaknya itu disampaikan Conte sejak awal.

"Semua pemain masih perlu masuk ke mekanisme yang saya minta saat menyerang," katanya.

Inter juga mulai dengan baik di bursa transfer musim panas ini dengan membeli pemain, seperti Romelu Lukaku, Diego Godin, dan Nicolo Barellah, yang akan membantu formasinya 3-5- 2. Inter telah mendapatkan bek dan gelandang bertahan yang sangat baik karena membantu membawa bola sekaligus bertahan dengan baik dan mengendalikan lini tengah.

"Jelas, Lukaku juga perlu melakukan banyak pekerjaan dalam pelatihan, baik secara fisik maupun taktik. Dia adalah pembelian sangat baik dan kami sangat senang. Dia ingin bekerja sangat keras untuk siap sesegera mungkin," sambung Conte.

Racikan Conte diharapkan mampu memberikan awal positif bagi Inter saat menjamu Lecce di Giuseppe Meazza pada dini hari nanti. Kekuatan baru Inter bersama Conte rupanya disambut antusias pelatih Lecce, Fabio Liverani. "Mereka ingin menjadi yang teratas, tetapi mereka juga berada di awal perjalanan mereka dan telah membuat banyak perubahan selama musim panas. Kami akan melihat apakah mereka siap untuk menjadi penantang gelar," kata Liverani dilansir football-italia.

I Nerazzurri tentu harus memaksimalkan laga di kandang, mengingat dua rival utamanya, Juventus yang ditangani Maurizio Sarri dan SSC Napoli bersama Carlo Ancelotti berhasil meraih kemenangan. Juve mengalahkan Parma 1-0 (24/8) dan Napoli taklukkan Fiorentina 4-3 (25/8). Tanpa pelatih Maurizio Sarri yang menjalani pemulihan penyakit paru-paru, pencetak gol kemenangan kapten Giorgio Chiellini menuturkan Sarri telah memberikan perubahan dalam permainan Juve.
(sha)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.2560 seconds (0.1#10.140)