Usai Juara Dunia, Ahsan/Hendra Bidik Olimpiade 2020
A
A
A
JAKARTA - Usai menjadi juara dunia bulu tangkis 2019, pasangan ganda putra Indonesia Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan kini membidik gelar di Olimpiade 2020. Karenanya, Ahsan/Hendra tak mau terlena dengan capaian yang direngkuh di Basel, Swiss.
Namun untuk bisa tampil pesta olahraga empat tahunan terbesar di dunia itu, The Daddies, harus fokus mendulang poin demi poin untuk memastikan berlaga. Medali emas Olimpiade memang masih membuat pemain profesional ini penasaran sejak dipasangkan pada 2012 lalu.
Di Olimpiade Rio 2016 lalu, Ahsan/Hendra gagal melewati babak penyisihan Grup D. Di partai terakhir, keduanya dikalahkan wakil China Chai Biao/Hong Wei sekaligus memupus asa mem persembahkan emas. Sebelumnya Hendra maupun Ahsan sudah tampil di Olimpiade namun dengan pasangan berbeda.
Ahsan yang berpasangan dengan Bona Septano gagal pada babak perempat final Olimpiade 2012 London setelah takluk dari wakil Korea Selatan Lee Yong-dae/Jung Jae-sung. Sementara Hendra yang berpasangan dengan Markis Kido sudah merasakan kepingan emas pada Olimpiade 2008 Beijing.
Namun, sejak dipasangkan pada 2012 lalu, Ahsan/Hendra belum pernah meraih medali emas kendati sudah meraih sejumlah gelar seperti Kejuaraan Dunia maupun turnamen level super 1000. Hendra berharap masih bisa berjuang ke Olimpiade bersama Ahsan.
Dia mengaku untuk saat ini masih fokus memperjuangkan tiket lolos dan belum memikirkan target di Tokyo nanti. “Perjuangan untuk lolos ke Tokyo masih panjang. Kami ingin fokus dulu karena persiapannya masih lama,” katanya.
Jika menilik performa keduanya yang baru saja meraih gelar juara dunia, di atas kertas keduanya bisa lolos otomatis ke Tokyo. Saat ini, Ahsan/Hendra menduduki peringkat kedua dunia di bawah pasangan pelatnas Marcus Fernaldi Gideon/ Kevin Sanjaya Sukamuljo.
Dengan 14 turnamen yang tersisa sepanjang tahun ini, peluang untuk menambah perolehan poin sangat besar mengingat keduanya tampil konsisten tahun ini. “Perjalanan saya rasa masih panjang. Sekarang, persaingan ganda putra dunia semakin ketat. Banyak pemain muda yang tidak gampang dikalahkan. Kami harus bersiap,” kata Ahsan.
Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) menggadang-gadang setidaknya ada tiga pasangan ganda putra bisa lolos ke Olimpiade. Selain pasangan Minions dan The Daddies, duet Fajar Alfian/ Muhammad Rian Ardianto juga diharapkan bisa tampil di Tokyo tahun depan.
Saat ini, pasangan Fajar/Rian bertengger di peringkat enam dunia. Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI Susy Susanti menyatakan, federasi memberikan kesempatan kepada seluruh pemain untuk memperebutkan tiket ke olimpiade.
Caranya, dengan mengumpulkan poin sebanyak-banyaknya dari berbagai turnamen dan mempertahankan peringkat dunia. “Kami berharap sampai penutupan pendaftaran olimpiade, mereka ada di delapan besar sehingga akan lebih memudahkan tim Indonesia untuk tidak hanya meloloskan mereka, tapi juga menguntungkan di proses seeding. Jangan sampai tersalip. Kami akan memberikan kesempatan sebanyak-banyaknya untuk mengamankan posisi mereka,” kata Susy.
Sementara itu, Menteri Pemuda dan Olahraga RI Imam Nahrawi memberikan apresiasinya kepada para peraih medali di Kejuaraan Dunia 2019. Bonus itu diharapkan bisa menjadi motivasi kepada pebulu tangkis Indonesia meraih prestasi yang lebih besar, yaitu Olimpiade Tokyo 2020. Pasangan peraih medali emas Ahsan/Hendra dikucuri bonus masing-masing Rp240 juta.
Peraih medali perunggu ganda putra Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto mendapatkan uang tunai Rp48 juta, begitu juga peraih perunggu ganda putri Greysia Polii/Apriyani Rahayu. Kerja keras para pelatih pun diapresiasi Menpora.
Kepala Pelatih Ganda Putra Herry Iman Pierngadi dan Asisten Pelatih Ganda Putra Aryono Miranat mendapat bonus Rp120 juta untuk raihan medali emas ditambah Rp24 juta untuk medali perunggu. Sementara Kepala Pelatih Ganda Putri Eng Hian mendapat bonus sebesar Rp24 juta.
“Gelar juara dunia menjadi kado terindah bagi Indonesia. Semua ini berkat perjuangan atlet, pelatih, dan dukungan dari media. Ini menjadi kesempatan bagi para atlet untuk mengumpulkan poin ke olimpiade. Kami selalu mendorong atlet untuk juara tidak hanya di tingkat Asia Tenggara, tapi minimal Asia dan maksimal tingkat dunia,” sebutnya.
Menpora yang juga memberikan bonus kepada tim para-badminton Indonesia atas raihan gelar di Kejuaraan Dunia mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada cabang bulu tangkis yang terus menerus membuahkan prestasi bagi Indonesia.
Dia berharap atlet bisa mempertahankan konsistensi penampilan mereka dan merebut tiket Olimpiade tahun depan di Tokyo, Jepang. “Setelah ini para pemain akan mengikuti beberapa pertandingan untuk lolos Olimpiade dan ini harus didukung,” ungkap Imam.
(Abriandi/Raikhul Amar)
Namun untuk bisa tampil pesta olahraga empat tahunan terbesar di dunia itu, The Daddies, harus fokus mendulang poin demi poin untuk memastikan berlaga. Medali emas Olimpiade memang masih membuat pemain profesional ini penasaran sejak dipasangkan pada 2012 lalu.
Di Olimpiade Rio 2016 lalu, Ahsan/Hendra gagal melewati babak penyisihan Grup D. Di partai terakhir, keduanya dikalahkan wakil China Chai Biao/Hong Wei sekaligus memupus asa mem persembahkan emas. Sebelumnya Hendra maupun Ahsan sudah tampil di Olimpiade namun dengan pasangan berbeda.
Ahsan yang berpasangan dengan Bona Septano gagal pada babak perempat final Olimpiade 2012 London setelah takluk dari wakil Korea Selatan Lee Yong-dae/Jung Jae-sung. Sementara Hendra yang berpasangan dengan Markis Kido sudah merasakan kepingan emas pada Olimpiade 2008 Beijing.
Namun, sejak dipasangkan pada 2012 lalu, Ahsan/Hendra belum pernah meraih medali emas kendati sudah meraih sejumlah gelar seperti Kejuaraan Dunia maupun turnamen level super 1000. Hendra berharap masih bisa berjuang ke Olimpiade bersama Ahsan.
Dia mengaku untuk saat ini masih fokus memperjuangkan tiket lolos dan belum memikirkan target di Tokyo nanti. “Perjuangan untuk lolos ke Tokyo masih panjang. Kami ingin fokus dulu karena persiapannya masih lama,” katanya.
Jika menilik performa keduanya yang baru saja meraih gelar juara dunia, di atas kertas keduanya bisa lolos otomatis ke Tokyo. Saat ini, Ahsan/Hendra menduduki peringkat kedua dunia di bawah pasangan pelatnas Marcus Fernaldi Gideon/ Kevin Sanjaya Sukamuljo.
Dengan 14 turnamen yang tersisa sepanjang tahun ini, peluang untuk menambah perolehan poin sangat besar mengingat keduanya tampil konsisten tahun ini. “Perjalanan saya rasa masih panjang. Sekarang, persaingan ganda putra dunia semakin ketat. Banyak pemain muda yang tidak gampang dikalahkan. Kami harus bersiap,” kata Ahsan.
Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) menggadang-gadang setidaknya ada tiga pasangan ganda putra bisa lolos ke Olimpiade. Selain pasangan Minions dan The Daddies, duet Fajar Alfian/ Muhammad Rian Ardianto juga diharapkan bisa tampil di Tokyo tahun depan.
Saat ini, pasangan Fajar/Rian bertengger di peringkat enam dunia. Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI Susy Susanti menyatakan, federasi memberikan kesempatan kepada seluruh pemain untuk memperebutkan tiket ke olimpiade.
Caranya, dengan mengumpulkan poin sebanyak-banyaknya dari berbagai turnamen dan mempertahankan peringkat dunia. “Kami berharap sampai penutupan pendaftaran olimpiade, mereka ada di delapan besar sehingga akan lebih memudahkan tim Indonesia untuk tidak hanya meloloskan mereka, tapi juga menguntungkan di proses seeding. Jangan sampai tersalip. Kami akan memberikan kesempatan sebanyak-banyaknya untuk mengamankan posisi mereka,” kata Susy.
Sementara itu, Menteri Pemuda dan Olahraga RI Imam Nahrawi memberikan apresiasinya kepada para peraih medali di Kejuaraan Dunia 2019. Bonus itu diharapkan bisa menjadi motivasi kepada pebulu tangkis Indonesia meraih prestasi yang lebih besar, yaitu Olimpiade Tokyo 2020. Pasangan peraih medali emas Ahsan/Hendra dikucuri bonus masing-masing Rp240 juta.
Peraih medali perunggu ganda putra Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto mendapatkan uang tunai Rp48 juta, begitu juga peraih perunggu ganda putri Greysia Polii/Apriyani Rahayu. Kerja keras para pelatih pun diapresiasi Menpora.
Kepala Pelatih Ganda Putra Herry Iman Pierngadi dan Asisten Pelatih Ganda Putra Aryono Miranat mendapat bonus Rp120 juta untuk raihan medali emas ditambah Rp24 juta untuk medali perunggu. Sementara Kepala Pelatih Ganda Putri Eng Hian mendapat bonus sebesar Rp24 juta.
“Gelar juara dunia menjadi kado terindah bagi Indonesia. Semua ini berkat perjuangan atlet, pelatih, dan dukungan dari media. Ini menjadi kesempatan bagi para atlet untuk mengumpulkan poin ke olimpiade. Kami selalu mendorong atlet untuk juara tidak hanya di tingkat Asia Tenggara, tapi minimal Asia dan maksimal tingkat dunia,” sebutnya.
Menpora yang juga memberikan bonus kepada tim para-badminton Indonesia atas raihan gelar di Kejuaraan Dunia mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada cabang bulu tangkis yang terus menerus membuahkan prestasi bagi Indonesia.
Dia berharap atlet bisa mempertahankan konsistensi penampilan mereka dan merebut tiket Olimpiade tahun depan di Tokyo, Jepang. “Setelah ini para pemain akan mengikuti beberapa pertandingan untuk lolos Olimpiade dan ini harus didukung,” ungkap Imam.
(Abriandi/Raikhul Amar)
(bbk)