Belanda Siap Kembalikan Kejayaan di Benua Biru
A
A
A
HAMBURG - Belanda menjadikan Kualifikasi Piala Eropa 2020 sebagai momentum unjuk kekuatan. Didukung amunisi mumpuni, De Oranje diyakini mampu mengembalikan supremasi mereka sebagai tim kuat Benua Biru.
Beberapa nama juara tergabung dalam 24 pemain yang disertakan pelatih Ronald Koeman pada dua laga kualifikasi Grup C melawan Jerman pada dini hari nanti dan Estonia, Selasa (10/9). Di sisi pertahanan, terdapat pemain terbaik Eropa 2019, Virgil Van Dijk.
Menorehkan sejarah lantaran dia merupakan pemain sekaligus bek pertama Belanda yang meraih gelar tersebut. Musim lalu, Van Dijk membantu Liverpool menjuarai Liga Champions. Kesempurnaan skuad Belanda semakin lengkap dengan kehadiran Frankie De Jong (gelandang terbaik Eropa 2019) dan Matthijs De Ligt. Keduanya merupakan bagian penting keberhasilan Ajax Amsterdam meraih gelar Eredivisie dan lolos ke semifinal Liga Champions.
Keberadaan Van Dijk, De Jong, dan De Ligt jelas membuat Belanda pantas diperhitungkan. Maklum, sejak menjadi juara Eropa 1988, Belanda seolah kesulitan berprestasi. Di Piala Dunia mereka tiga kali runner up (1974, 1978, 2010), tiga kali semifinal (1992, 2000, 2004), dan satu kali peringkat ketiga Piala Eropa (1976).
Komposisi para pemain berkualitas membuat Koeman begitu percaya diri dalam mengarungi Kualifikasi Piala Eropa 2020. Padahal dari dua laga sebelumnya, Belanda baru meraih satu kemenangan dan satu kali kalah. Saat ini De Oranje menempati posisi ketiga klasemen sementara Grup C dengan tiga poin, tertinggal enam poin dari Jerman dan sembilan poin dari penghuni teratas Irlandia Utara.
Koeman bahkan menolak jika laga kontra Jerman pada dini hari nanti menjadi penentu. Juru taktik berusia 56 tahun tersebut menegaskan Belanda harus memaksimalkan semua laga Grup C guna lolos ke Piala Eropa 2020.
"Duel dengan Jerman bukan laga kunci. Paling penting seluruh laga tersisa Grup C. Kami harus mendapatkan dua belas poin pada laga melawan Estonia dan Belarus. Kami juga wajib menjadi yang terbaik dalam laga kontra Irlandia Utara," kata Koeman dilansir footballoranje.
Kepercayaan diri Koeman diharapkan turut membangkitkan motivasi pasukannya. Di final Nations League pada Juni lalu, Belanda harus puas menjadi runner up setelah kalah 0-1 dari Portugal. Berbeda dengan Belanda, Jerman terus menanjak pasca hancur lebur di Nations League.
Tim berjuluk Die Mannschaft itu belum terkalahkan dalam enam laga terakhir (empat menang dan dua imbang). Produktivitas Jerman turut meningkat. Tercatat dari tiga laga Grup C, mereka telah menggelontorkan 13 gol, berjarak dua gol dari Rusia sebagai tim tersubur di kualifikasi sejauh ini.
Kemenangan atas Belanda bakal memberikan tekanan terhadap Irlandia Utara. Agresivitas Jerman sejauh ini rupanya merupakan bagian dari strategi pelatih Joachim Loew. Dia mengungkapkan permainan sepak bola modern saat ini memang mengandalkan permainan menyerang yang berujung terciptanya gol.
"Berbagai hal telah berubah. Ini tidak seperti dulu ketika Anda mau tidak mau memenangkan gelar dengan mengandalkan pertahanan yang kuat. Sepak bola masa depan adalah soal mencetak gol," katanya.
Pada babak kualifikasi kali ini Loew bukan hanya memanggil para pemain senior, seperti Toni Kroos (Real Madrid), Manuel Neuer (Bayern Munich), Marco Reus (Borussia Dortmund), dan Ilkay Gundogan (Manchester City). Juru taktik berusia 59 tahun itu turut menyertakan beberapa pemain muda.
Loew berharap sinergi dan kombinasi membuat permainan Jerman lebih segar sehingga sulit dibaca pihak lawan. "Saya merasakan semangat tim baru dan suasana gembira peluncuran kembali dengan anak-anak muda yang menarik, seperti Timo Werner (RB Leipzig), Serge Gnabry (Bayern), Kai Havertz (Bayer Leverkusen), dan Julian Brandt (Borussia Dortmund) yang masuk ke dalam tim," imbuhnya.
Beberapa nama juara tergabung dalam 24 pemain yang disertakan pelatih Ronald Koeman pada dua laga kualifikasi Grup C melawan Jerman pada dini hari nanti dan Estonia, Selasa (10/9). Di sisi pertahanan, terdapat pemain terbaik Eropa 2019, Virgil Van Dijk.
Menorehkan sejarah lantaran dia merupakan pemain sekaligus bek pertama Belanda yang meraih gelar tersebut. Musim lalu, Van Dijk membantu Liverpool menjuarai Liga Champions. Kesempurnaan skuad Belanda semakin lengkap dengan kehadiran Frankie De Jong (gelandang terbaik Eropa 2019) dan Matthijs De Ligt. Keduanya merupakan bagian penting keberhasilan Ajax Amsterdam meraih gelar Eredivisie dan lolos ke semifinal Liga Champions.
Keberadaan Van Dijk, De Jong, dan De Ligt jelas membuat Belanda pantas diperhitungkan. Maklum, sejak menjadi juara Eropa 1988, Belanda seolah kesulitan berprestasi. Di Piala Dunia mereka tiga kali runner up (1974, 1978, 2010), tiga kali semifinal (1992, 2000, 2004), dan satu kali peringkat ketiga Piala Eropa (1976).
Komposisi para pemain berkualitas membuat Koeman begitu percaya diri dalam mengarungi Kualifikasi Piala Eropa 2020. Padahal dari dua laga sebelumnya, Belanda baru meraih satu kemenangan dan satu kali kalah. Saat ini De Oranje menempati posisi ketiga klasemen sementara Grup C dengan tiga poin, tertinggal enam poin dari Jerman dan sembilan poin dari penghuni teratas Irlandia Utara.
Koeman bahkan menolak jika laga kontra Jerman pada dini hari nanti menjadi penentu. Juru taktik berusia 56 tahun tersebut menegaskan Belanda harus memaksimalkan semua laga Grup C guna lolos ke Piala Eropa 2020.
"Duel dengan Jerman bukan laga kunci. Paling penting seluruh laga tersisa Grup C. Kami harus mendapatkan dua belas poin pada laga melawan Estonia dan Belarus. Kami juga wajib menjadi yang terbaik dalam laga kontra Irlandia Utara," kata Koeman dilansir footballoranje.
Kepercayaan diri Koeman diharapkan turut membangkitkan motivasi pasukannya. Di final Nations League pada Juni lalu, Belanda harus puas menjadi runner up setelah kalah 0-1 dari Portugal. Berbeda dengan Belanda, Jerman terus menanjak pasca hancur lebur di Nations League.
Tim berjuluk Die Mannschaft itu belum terkalahkan dalam enam laga terakhir (empat menang dan dua imbang). Produktivitas Jerman turut meningkat. Tercatat dari tiga laga Grup C, mereka telah menggelontorkan 13 gol, berjarak dua gol dari Rusia sebagai tim tersubur di kualifikasi sejauh ini.
Kemenangan atas Belanda bakal memberikan tekanan terhadap Irlandia Utara. Agresivitas Jerman sejauh ini rupanya merupakan bagian dari strategi pelatih Joachim Loew. Dia mengungkapkan permainan sepak bola modern saat ini memang mengandalkan permainan menyerang yang berujung terciptanya gol.
"Berbagai hal telah berubah. Ini tidak seperti dulu ketika Anda mau tidak mau memenangkan gelar dengan mengandalkan pertahanan yang kuat. Sepak bola masa depan adalah soal mencetak gol," katanya.
Pada babak kualifikasi kali ini Loew bukan hanya memanggil para pemain senior, seperti Toni Kroos (Real Madrid), Manuel Neuer (Bayern Munich), Marco Reus (Borussia Dortmund), dan Ilkay Gundogan (Manchester City). Juru taktik berusia 59 tahun itu turut menyertakan beberapa pemain muda.
Loew berharap sinergi dan kombinasi membuat permainan Jerman lebih segar sehingga sulit dibaca pihak lawan. "Saya merasakan semangat tim baru dan suasana gembira peluncuran kembali dengan anak-anak muda yang menarik, seperti Timo Werner (RB Leipzig), Serge Gnabry (Bayern), Kai Havertz (Bayer Leverkusen), dan Julian Brandt (Borussia Dortmund) yang masuk ke dalam tim," imbuhnya.
(sha)