Habibie Saksi Ketangguhan Tim Piala Thomas Indonesia
A
A
A
JAKARTA - Wafatnya presiden ke-3 Republik Indonesia, Bacharuddin Jusuf Habibie (BJ Habibie) meninggalkan duka mendalam. Terutama bagi dunia olahraga Tanah Air khususnya bulu tangkis.
Pada tahun 1998, ketika Indonesia dilanda pergolakan politik, tim bulu tangkis Indonesia berangkat ke Piala Thomas dilepas Presiden Soeharto. Hendrawan dkk kemudian berjuang di Hong Kong untuk mempertahankan gelar Piala Thomas.
Ketika tim Indonesia berjuang di Hong Kong, pada periode yang sama, di dalam negeri, Presiden Soeharto lengser menyusul aksi demonstrasi besar-besaran yang digelar mahasiswa. Posisi Presiden Republik Indonesia pun dilimpahkan kepada Habibie.
Dinamika politik di dalam negeri -yang diwarnai kerusuhan, sempat membuat Hendrawan dkk galau ketika berjuang di Piala Thomas. Namun, pada akhirnya tim Indonesia sukses meraih gelar usai mengalahkan Malaysia dengan skor 3-2, 24 Mei 1998.
Hendrawan dkk pulang ke Tanah Air membawa trofi Piala Thomas disambut presiden Habibie. Moment tersebut kembali hangat menyusul wafatnya Habibie di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD), Rabu (11/9/2019) pukul 18.05WIB.
Kenangan Hendrawan
Salah satu anggota tim Indonesia di Piala Thomas 1998, Hendrawan, mengenang sosok Habibie usai timnya pulang ke Tanah Air. Dikutip Antara, kata Hendrawan, Habibie menyebut trofi itu sebagai obat luka bagi bangsa Indonesia.
"Pak Habibie cuma bilang kepada Tim Piala Thomas yang juara pada situasi sulit. Sedikitnya bisa mengobati luka bangsa akibat kerusuhan," kata Hendrawan.
Sekadar informasi, Indonesia merupakan negara tersukses di Piala Thomas dengan 13 gelar. Namun, gelar terakhir didapat di Guanzhou, China, pada tahun 2002.
Pada tahun 1998, ketika Indonesia dilanda pergolakan politik, tim bulu tangkis Indonesia berangkat ke Piala Thomas dilepas Presiden Soeharto. Hendrawan dkk kemudian berjuang di Hong Kong untuk mempertahankan gelar Piala Thomas.
Ketika tim Indonesia berjuang di Hong Kong, pada periode yang sama, di dalam negeri, Presiden Soeharto lengser menyusul aksi demonstrasi besar-besaran yang digelar mahasiswa. Posisi Presiden Republik Indonesia pun dilimpahkan kepada Habibie.
Dinamika politik di dalam negeri -yang diwarnai kerusuhan, sempat membuat Hendrawan dkk galau ketika berjuang di Piala Thomas. Namun, pada akhirnya tim Indonesia sukses meraih gelar usai mengalahkan Malaysia dengan skor 3-2, 24 Mei 1998.
Hendrawan dkk pulang ke Tanah Air membawa trofi Piala Thomas disambut presiden Habibie. Moment tersebut kembali hangat menyusul wafatnya Habibie di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD), Rabu (11/9/2019) pukul 18.05WIB.
Kenangan Hendrawan
Salah satu anggota tim Indonesia di Piala Thomas 1998, Hendrawan, mengenang sosok Habibie usai timnya pulang ke Tanah Air. Dikutip Antara, kata Hendrawan, Habibie menyebut trofi itu sebagai obat luka bagi bangsa Indonesia.
"Pak Habibie cuma bilang kepada Tim Piala Thomas yang juara pada situasi sulit. Sedikitnya bisa mengobati luka bangsa akibat kerusuhan," kata Hendrawan.
Sekadar informasi, Indonesia merupakan negara tersukses di Piala Thomas dengan 13 gelar. Namun, gelar terakhir didapat di Guanzhou, China, pada tahun 2002.
Tahun | Lokasi | Juara | Runner Up | Skor |
1958 | Singapura | Indonesia | Malaysia | 6-3 |
1961 | Jakarta, Indonesia | Indonesia | Thailand | 6-3 |
1964 | Tokyo, Jepang | Indonesia | Denmark | 6-3 |
1970 | Kuala Lumpur, Malaysia | Indonesia | Malaysia | 7-2 |
1973 | Jakarta, Indonesia | Indonesia | Denmark | 8-1 |
1976 | Bangkok, Thailand | Indonesia | Malaysia | 9-0 |
1979 | Jakarta, Indonesia | Indonesia | Denmark | 9-0 |
1984 | Kuala Lumpur, Malaysia | Indonesia | China | 3-2 |
1994 | Jakarta, Indonesia | Indonesia | Malaysia | 3-0 |
1996 | Hong Kong | Indonesia | Denmark | 5-0 |
1998 | Hong Kong | Indonesia | Malaysia | 3-2 |
2000 | Kuala Lumpur, Malaysia | Indonesia | China | 3-0 |
2002 | Guangzhou, China | Indonesia | Malaysia | 3-2 |
(bbk)