UEFA Buka Investigasi Selebrasi Pemain Turki
A
A
A
PARIS - Peringatan keras yang disampaikan Asosiasi Sepak Bola Eropa (UEFA) untuk tidak merayakan selebrasi berbau politis tampaknya tidak digubris pemain Turki. Kejadian itu terulang saat Turki menahan imbang Prancis dengan skor 1-1 pada laga kualifikasi penyisihan Grup H Piala Eropa 2020 di Stade de France, Selasa (15/10/2019) dini hari WIB.
UEFA sebelumnya menyatakan bakal melakukan investigasi terkait ulah pemain Turki selama merayakan gol melawan Albania, Jumat lalu. UEFA belum membeberkan hasil investigasinya, anak asuh Senol Gunes lagi-lagi membuat selebrasi yang sama saat melawan Prancis.
Peristiwa itu terjadi di menit 82 saat Kaan Ayhan mencetak gol penyeimbang. Saat itu, para pemain Turki merayakan gol ala militer. Namun demikian, UEFA secara tegas menolak setiap gerakan selebrasi yang mengundang provokasi selama berada di lapangan.
Itu sebagaimana tercantum dalam Pasal 16, 2 (e) manual prosedur disiplin UEFA menyatakan, "Penggunaan gerakan, kata-kata, benda atau cara lain untuk mengirimkan pesan provokatif yang tidak cocok untuk acara olahraga, terutama pesan provokatif yang bersifat politis, sifat ideologis, agama atau ofensif."
Sekadar informasi, selebrasi gol ini sebagai bentuk dukungan untuk militer Turki yang sedang bentrok dengan pejuang Kurdi di Suriah Utara. Prancis masuk di antara sejumlah negara untuk menjatuhkan sanksi pada Turki dan mengutuk tindakan Presiden Recep Tayyip Erdogan.
Namun demikian, belum diketahui sanksi apa yang akan diterima tim nasional Turki terkait ulah pemainnya di dua laga terpisah melawan Albania dan Prancis.
UEFA sebelumnya menyatakan bakal melakukan investigasi terkait ulah pemain Turki selama merayakan gol melawan Albania, Jumat lalu. UEFA belum membeberkan hasil investigasinya, anak asuh Senol Gunes lagi-lagi membuat selebrasi yang sama saat melawan Prancis.
Peristiwa itu terjadi di menit 82 saat Kaan Ayhan mencetak gol penyeimbang. Saat itu, para pemain Turki merayakan gol ala militer. Namun demikian, UEFA secara tegas menolak setiap gerakan selebrasi yang mengundang provokasi selama berada di lapangan.
Itu sebagaimana tercantum dalam Pasal 16, 2 (e) manual prosedur disiplin UEFA menyatakan, "Penggunaan gerakan, kata-kata, benda atau cara lain untuk mengirimkan pesan provokatif yang tidak cocok untuk acara olahraga, terutama pesan provokatif yang bersifat politis, sifat ideologis, agama atau ofensif."
Sekadar informasi, selebrasi gol ini sebagai bentuk dukungan untuk militer Turki yang sedang bentrok dengan pejuang Kurdi di Suriah Utara. Prancis masuk di antara sejumlah negara untuk menjatuhkan sanksi pada Turki dan mengutuk tindakan Presiden Recep Tayyip Erdogan.
Namun demikian, belum diketahui sanksi apa yang akan diterima tim nasional Turki terkait ulah pemainnya di dua laga terpisah melawan Albania dan Prancis.
(bbk)