Liverpool Nyaman di Puncak Klasemen, Semua karena VAR
A
A
A
LIVERPOOL - Liverpool sejauh ini berhasil menyapu bersih delapan pertandingan pertamanya di Liga Primer. Alhasil, The Reds terus memuncaki klasemen sementara dengan 24 poin. Tapi, dipercaya semua itu berkat bantuan VAR.
Saat turnamen Liga Primer dilanjutkan lagi setelah jeda Internasional, Liverpool masih duduk nyaman di urutan pertama dan unggul hingga delapan poin dari Manchester City. Banyak yang mengira semua itu merupakan murni hasil kerja keras tim asuhan Juergen Klopp tersebut sepanjang musim ini.
Tapi, itu tidak sepenuhnya tepat. Walau dianggap sah, banyak hasil positif yang diraih Liverpool karena bantuan VAR. Seandainya saja teknologi Video Assistant Referee itu tidak digunakan di Liga Primer, keunggulan Mohamed Salah dkk atas Manchester City bisa saja berkurang separuhnya.
Ketika berita ini diturunkan, Liverpool mengoleksi 24 poin, dan Manchester City baru mendulang 16 poin dari delapan laga. Itu berarti keduanya terpaut hingga delapan poin. Tapi, jika VAR tidak digunakan, Si Merah hanya meraup 22 poin, dan The Citizens mengumpulkan 18 poin.
Contohnya saja ketika Manchester City ditahan Tottenham Hotspur 2-2. Kala itu, armada Pep Guardiola harusnya memetik poin penuh setelah Gabriel Jesus membobol gawang tim tamu saat injury time. Tapi, dianulir karena menurut VAR, bola terlebih dahulu menyentuh tangan Aymeric Laporte.
Sekiranya VAR tidak digunakan, maka Manchester City meraih tiga poin bukan hanya satu. Sedangkan Liverpool tertolong VAR waktu mengalahkan Chelsea 2-1 di Stamford Bridge pada 22 September lalu. Saat itu, laga seharusnya berakhir imbang 2-2 lantaran Cesar Azpilicueta bisa menyamakan kedudukan.
Tapi, gol Azpilicueta dianulir VAR lantaran menurut tayangan ulang Mason Mount berada dalam keadaan offside. Seandainya saja, VAR tidak digunakan, Liverpool dipastikan hanya mendapat satu poin, bukannya tiga poin.
Yang jelas, walau saja VAR tidak digunakan, Liverpool masih tetap mememang tampuk kekuasaan. Ini menunjukkan, kalau klub asal Meryseyside tersebut layak menjadi salah satu kandidat juara Liga Primer musim ini.
Saat turnamen Liga Primer dilanjutkan lagi setelah jeda Internasional, Liverpool masih duduk nyaman di urutan pertama dan unggul hingga delapan poin dari Manchester City. Banyak yang mengira semua itu merupakan murni hasil kerja keras tim asuhan Juergen Klopp tersebut sepanjang musim ini.
Tapi, itu tidak sepenuhnya tepat. Walau dianggap sah, banyak hasil positif yang diraih Liverpool karena bantuan VAR. Seandainya saja teknologi Video Assistant Referee itu tidak digunakan di Liga Primer, keunggulan Mohamed Salah dkk atas Manchester City bisa saja berkurang separuhnya.
Ketika berita ini diturunkan, Liverpool mengoleksi 24 poin, dan Manchester City baru mendulang 16 poin dari delapan laga. Itu berarti keduanya terpaut hingga delapan poin. Tapi, jika VAR tidak digunakan, Si Merah hanya meraup 22 poin, dan The Citizens mengumpulkan 18 poin.
Contohnya saja ketika Manchester City ditahan Tottenham Hotspur 2-2. Kala itu, armada Pep Guardiola harusnya memetik poin penuh setelah Gabriel Jesus membobol gawang tim tamu saat injury time. Tapi, dianulir karena menurut VAR, bola terlebih dahulu menyentuh tangan Aymeric Laporte.
Sekiranya VAR tidak digunakan, maka Manchester City meraih tiga poin bukan hanya satu. Sedangkan Liverpool tertolong VAR waktu mengalahkan Chelsea 2-1 di Stamford Bridge pada 22 September lalu. Saat itu, laga seharusnya berakhir imbang 2-2 lantaran Cesar Azpilicueta bisa menyamakan kedudukan.
Tapi, gol Azpilicueta dianulir VAR lantaran menurut tayangan ulang Mason Mount berada dalam keadaan offside. Seandainya saja, VAR tidak digunakan, Liverpool dipastikan hanya mendapat satu poin, bukannya tiga poin.
Yang jelas, walau saja VAR tidak digunakan, Liverpool masih tetap mememang tampuk kekuasaan. Ini menunjukkan, kalau klub asal Meryseyside tersebut layak menjadi salah satu kandidat juara Liga Primer musim ini.
(mir)