Preview Arsenal vs Brighton: Saatnya The Gunners Menang
A
A
A
LONDON - Kunjungan Brighton & Hoves Albion ke Emirates Stadium, dini hari nanti seharusnya menjadi kesempatan bagi Freddie Ljungberg untuk mengakhiri keterpurukan Arsenal. Pasalnya, tim tamu juga datang dengan kondisi kurang meyakinkan.
Arsenal berada dalam situasi memprihatinkan lantaran belum meraih kemenangan dalam delapan pertandingan terakhir disemua kompetisi. Tujuh laga sebelumnya terjadi saat Unai Emery masih bertugas.
Pada periode itu, The Gunners menelan empat imbang dan tiga kalah. Hasil yang membuat dewan direksi memecat Emery dan menunjuk Ljungberg sebagai interim. Namun, hadirnya mantan winger berusia 42 tahun itu belum bisa mengembalikan peruntungan Arsenal.
Pada laga debutnya sebagai pelatih Meriam London, Ljungberg hanya bisa meraih hasil imbang 2-2 kontra Norwich City di Carrow Road, 1 Desember lalu. Bahkan tim tamu hampir saja kalah jika bukan karena bantuan Pierre-Emerick Aubameyang.
Akibatnya, klub London Utara itu turun ke posisi sembilan klasemen sementara Liga Primer dengan 19 poin. Artinya, bila terpeleset lagi, bukan tidak mungkin David Luiz dkk bakal terlempar dari 10 besar lantaran hanya unggul satu poin dari Manchester United (MU) dan Burnley.
Itu sebabnya laga kandang kontra Brighton menjadi kesempatan bagi Arsenal untuk merebut lagi kepercayaan publik. “Saya melihat banyak hal yang kami kerjakan saat latihan. Tapi, kami perlu mencetak gol dan mengungguli lawan,” ungkap Ljungberg dilansir skysport.
Kans Arsenal meraih poin penuh cukup terbuka. Soalnya, tim tamu sedang terluka lantaran telah menelan tiga kekalahan beruntun di Liga Primer, dimana diantaranya saat bertemu tim papan atas, yakni MU (1-3) dan Liverpool (1-2).
Hanya saja, Arsenal tidak boleh lengah. Sebab, Brighton bisa saja membuat kejutan. Nyatanya, selama tiga pertemuan terbaru disemua ajang, tim asuhan Graham Potter itu belum terkalahkan, yakni mencatat satu menang dan dua imbang.
Karena itulah Ljungberg akan melakukan beberapa perubahan dalam komposisi pemain. Mesut Oezil, Granit Xhaka dan Shkodran Mustafi yang kerap ditepikan di era Emery justru kembali mendapat kesempatan bermain.
Ini sesuai kebijakan Ljungberg yang hanya memilih skuad berdasarkan kinerja pemain dalam sesi latihan ketimbang reputasi atau nama besar.
Arsenal berada dalam situasi memprihatinkan lantaran belum meraih kemenangan dalam delapan pertandingan terakhir disemua kompetisi. Tujuh laga sebelumnya terjadi saat Unai Emery masih bertugas.
Pada periode itu, The Gunners menelan empat imbang dan tiga kalah. Hasil yang membuat dewan direksi memecat Emery dan menunjuk Ljungberg sebagai interim. Namun, hadirnya mantan winger berusia 42 tahun itu belum bisa mengembalikan peruntungan Arsenal.
Pada laga debutnya sebagai pelatih Meriam London, Ljungberg hanya bisa meraih hasil imbang 2-2 kontra Norwich City di Carrow Road, 1 Desember lalu. Bahkan tim tamu hampir saja kalah jika bukan karena bantuan Pierre-Emerick Aubameyang.
Akibatnya, klub London Utara itu turun ke posisi sembilan klasemen sementara Liga Primer dengan 19 poin. Artinya, bila terpeleset lagi, bukan tidak mungkin David Luiz dkk bakal terlempar dari 10 besar lantaran hanya unggul satu poin dari Manchester United (MU) dan Burnley.
Itu sebabnya laga kandang kontra Brighton menjadi kesempatan bagi Arsenal untuk merebut lagi kepercayaan publik. “Saya melihat banyak hal yang kami kerjakan saat latihan. Tapi, kami perlu mencetak gol dan mengungguli lawan,” ungkap Ljungberg dilansir skysport.
Kans Arsenal meraih poin penuh cukup terbuka. Soalnya, tim tamu sedang terluka lantaran telah menelan tiga kekalahan beruntun di Liga Primer, dimana diantaranya saat bertemu tim papan atas, yakni MU (1-3) dan Liverpool (1-2).
Hanya saja, Arsenal tidak boleh lengah. Sebab, Brighton bisa saja membuat kejutan. Nyatanya, selama tiga pertemuan terbaru disemua ajang, tim asuhan Graham Potter itu belum terkalahkan, yakni mencatat satu menang dan dua imbang.
Karena itulah Ljungberg akan melakukan beberapa perubahan dalam komposisi pemain. Mesut Oezil, Granit Xhaka dan Shkodran Mustafi yang kerap ditepikan di era Emery justru kembali mendapat kesempatan bermain.
Ini sesuai kebijakan Ljungberg yang hanya memilih skuad berdasarkan kinerja pemain dalam sesi latihan ketimbang reputasi atau nama besar.
(mir)