Meski Kalah Telak, Solskjaer Tegaskan MU Tidak Akan Menyerah
A
A
A
MANCHESTER - Ole Gunnar Solskjaer menyadari Manchester United (MU) harus melewati jalur sulit agar bisa menembus final Piala Liga (Carabao Cup). Tapi, pelatih asal Norwegia itu menegaskan pasukannya tidak akan mengibarkan bendera putih.
MU harus menerima malu lantaran dikalahkan Manchester City (Man City) 1-3 di Old Trafford, Rabu (8/1). Hasil itu membuat Setan Merah terancam tersingkir. Pasalnya, mereka harus bisa mengatasi defisit gol cukup besar.
Kabar baiknya, sejak edisi 2018/2019, regulasi gol tandang dan extra time tidak lagi berlaku di semifinal Piala Liga. Artinya, agar peluang menuju partai puncak tetap terjaga, MU harus menang minimal 2-0 atau dengan selisih dua gol pada leg kedua di Etihad Stadium, 30 Januari mendatang.
Bila syarat itu terpenuhi, maka aggregatnya akan imbang. Dengan demikian, pemenangnya akan ditentukan lewat adu penalti. Tapi, jika ingin langsung melaju ke partai puncak, MU harus bisa meraih kemenangan tiga gol tanpa balas.
“Tentu saja itu tugas sulit yang harus kami selesaikan. Tapi, gol balasan (Marcus Rashford di menit ke-70) pada babak kedua, memberi kami sesuatu itu untuk berpijak. Harus diakui kami bermain sangat buruk selama babak pertama,” ujar Solskjaer, dilansir skysport.
Mengacu 10 Derby Manchester terakhir disemua kompetisi, termasuk duel semalam, rekor keduanya tergolong imbang. Armada Pep Guardiola sudah memetik lima kemenangan. Sedangkan MU empat kali meraih hasil positif, dan sisanya berujung imbang.
Tetap saja untuk menang 2-0 atau dengan selisih dua gol bukan hal mudah. Terakhir kali MU unggul dua gol, terjadi pada 12 April 2015 di Liga Primer, dengan skor 4-2. Itu juga di Old Trafford. Lalu, kali terakhir menang 2-0 di kandang Man City, terjadi pada 13 Februari 2005 juga di Liga Primer.
Sementara syarat harus menang 3-0 jauh lebih sulit. Bila itu dapat terpenuhi, Anthony Martial dkk memang akan langsung lolos ke laga pamungkas lantaran unggul aggregat 4-3. Masalahnya, terakhir kali MU bisa menang 3-0 di markas Man City terjadi pada 11 Februari 1995 di Liga Primer.
Kans MU untuk bertahan makin menipis bila mengacu statistik. Menurut penelitian Opta, diketahui 15 tim terakhir yang memenangi leg pertama di kandang lawan saat semifinal, khususnya di Piala Liga selalu berhasil ke final.
Pengecualian terjadi pada 1986/1987. Saat itu Tottenham Hotspur disingkirkan Arsenal meski sempat menang pada leg pertama ketika tandang ke Highbury. Intinya, butuh keajaiban bagi MU untuk membalik keadaan.
Meski demikian, Solskjaer tetap optimistis dengan peluang MU. Minimal dia yakin pasukannya bisa mengalahkan Man City 2-0 pada leg kedua. Acuannya adalah sukses menyingkirkan Paris Saint Germain (PSG) di fase 16 besar Liga Champions musim lalu, meski sempat kalah 0-2 saat leg pertama di kandang.
"Meski itu gunung yang curam, kami masih bisa mendakinya. Kami hanya perlu melihat ke depan. Sebelumnya kami telah menunjukkan bahwa setelah kalah di laga kandang, kami masih mampu membalikkan keadaan seperti saat menghadapi PSG," tandas Solskjaer.
MU harus menerima malu lantaran dikalahkan Manchester City (Man City) 1-3 di Old Trafford, Rabu (8/1). Hasil itu membuat Setan Merah terancam tersingkir. Pasalnya, mereka harus bisa mengatasi defisit gol cukup besar.
Kabar baiknya, sejak edisi 2018/2019, regulasi gol tandang dan extra time tidak lagi berlaku di semifinal Piala Liga. Artinya, agar peluang menuju partai puncak tetap terjaga, MU harus menang minimal 2-0 atau dengan selisih dua gol pada leg kedua di Etihad Stadium, 30 Januari mendatang.
Bila syarat itu terpenuhi, maka aggregatnya akan imbang. Dengan demikian, pemenangnya akan ditentukan lewat adu penalti. Tapi, jika ingin langsung melaju ke partai puncak, MU harus bisa meraih kemenangan tiga gol tanpa balas.
“Tentu saja itu tugas sulit yang harus kami selesaikan. Tapi, gol balasan (Marcus Rashford di menit ke-70) pada babak kedua, memberi kami sesuatu itu untuk berpijak. Harus diakui kami bermain sangat buruk selama babak pertama,” ujar Solskjaer, dilansir skysport.
Mengacu 10 Derby Manchester terakhir disemua kompetisi, termasuk duel semalam, rekor keduanya tergolong imbang. Armada Pep Guardiola sudah memetik lima kemenangan. Sedangkan MU empat kali meraih hasil positif, dan sisanya berujung imbang.
Tetap saja untuk menang 2-0 atau dengan selisih dua gol bukan hal mudah. Terakhir kali MU unggul dua gol, terjadi pada 12 April 2015 di Liga Primer, dengan skor 4-2. Itu juga di Old Trafford. Lalu, kali terakhir menang 2-0 di kandang Man City, terjadi pada 13 Februari 2005 juga di Liga Primer.
Sementara syarat harus menang 3-0 jauh lebih sulit. Bila itu dapat terpenuhi, Anthony Martial dkk memang akan langsung lolos ke laga pamungkas lantaran unggul aggregat 4-3. Masalahnya, terakhir kali MU bisa menang 3-0 di markas Man City terjadi pada 11 Februari 1995 di Liga Primer.
Kans MU untuk bertahan makin menipis bila mengacu statistik. Menurut penelitian Opta, diketahui 15 tim terakhir yang memenangi leg pertama di kandang lawan saat semifinal, khususnya di Piala Liga selalu berhasil ke final.
Pengecualian terjadi pada 1986/1987. Saat itu Tottenham Hotspur disingkirkan Arsenal meski sempat menang pada leg pertama ketika tandang ke Highbury. Intinya, butuh keajaiban bagi MU untuk membalik keadaan.
Meski demikian, Solskjaer tetap optimistis dengan peluang MU. Minimal dia yakin pasukannya bisa mengalahkan Man City 2-0 pada leg kedua. Acuannya adalah sukses menyingkirkan Paris Saint Germain (PSG) di fase 16 besar Liga Champions musim lalu, meski sempat kalah 0-2 saat leg pertama di kandang.
"Meski itu gunung yang curam, kami masih bisa mendakinya. Kami hanya perlu melihat ke depan. Sebelumnya kami telah menunjukkan bahwa setelah kalah di laga kandang, kami masih mampu membalikkan keadaan seperti saat menghadapi PSG," tandas Solskjaer.
(mir)