Tak Peduli Pandemi Virus Corona, FIGC Ngotot Serie A Digelar Juli atau Agustus
A
A
A
ROMA - Presiden Federasi Sepak Bola Italia (FIGC) Gabriele Gravina ngotot agar kompetisi Serie A bisa digelar Juli atau Agustus. Sementara itu pandemi corona di Italia sendiri sampai saat ini sudah membunuh ribuan orang.
Seperti kompetisi di Eropa lainnya, Serie A untuk sementara waktu ditangguhkan sampai waktu yang belum ditentukan. Dibanding negara Benua Biru lainnya, Italia jadi negara kedua setelah China yang terdampak akibat virus corona.
Beberapa pemilik klub di Italia sampai saat ini terus mendebatkan apakah musim 2019-2020 ini tetap dilanjutkan atau dibatalkan. Namun Gravina menegaskan kalau dirinya tak akan menyerah kondisi yang ada meski sejumlah event besar lainnya, seperti Piala Eropa 2020, Copa America dan Olimpiade 2020 telah dibatalkan.
"Selama saya mampu, saya tidak akan kehilangan harapan untuk melanjutkan kembali kompetisi. Saya akan melakukan apa saja untuk mewujudkannya. Sangat sulit untuk saya untuk menyerah dengan kondisi yang ada," kata Gravina kepada Radio Marte, Kamis (26/3).
"Saya sadar bahwa masih terlalu dini untuk memikirkan soal waktu. Namun kami harus berpikir positif. Kami akan berusaha sebaik mungkin untuk bermain dengan meminta dukungan dari UEFA dan FIFA untuk melampaui 30 Juni," paparnya.
"Saat ini, tidak ada ruang untuk kepentingan individu. Saya memohon akal sehat karena, pada akhirnya, FIGC yang harus memutuskan. Saya menganggap (jika membatalkan kompetisi) itu adalah kekalahan saya dan mengurangi nilai kompetisi. Ini akan mengarah pada skenario yang tidak menyenangkan."
"Saya dengan keras kepala menolak setiap refleksi yang mengarah pada kesimpulan seperti itu. Selama mungkin, saya akan terus menolak hipotesis ini," pungkas Gravina.
Sebelum penundaan, juara bertahan Juventus unggul satu poin dari Lazio setelah melakoni 26 pertandingan.
Pertandingan liga terakhir dimainkan pada 9 Maret dimana Sassuolo menang atas Brescia 3-0.
Seperti kompetisi di Eropa lainnya, Serie A untuk sementara waktu ditangguhkan sampai waktu yang belum ditentukan. Dibanding negara Benua Biru lainnya, Italia jadi negara kedua setelah China yang terdampak akibat virus corona.
Beberapa pemilik klub di Italia sampai saat ini terus mendebatkan apakah musim 2019-2020 ini tetap dilanjutkan atau dibatalkan. Namun Gravina menegaskan kalau dirinya tak akan menyerah kondisi yang ada meski sejumlah event besar lainnya, seperti Piala Eropa 2020, Copa America dan Olimpiade 2020 telah dibatalkan.
"Selama saya mampu, saya tidak akan kehilangan harapan untuk melanjutkan kembali kompetisi. Saya akan melakukan apa saja untuk mewujudkannya. Sangat sulit untuk saya untuk menyerah dengan kondisi yang ada," kata Gravina kepada Radio Marte, Kamis (26/3).
"Saya sadar bahwa masih terlalu dini untuk memikirkan soal waktu. Namun kami harus berpikir positif. Kami akan berusaha sebaik mungkin untuk bermain dengan meminta dukungan dari UEFA dan FIFA untuk melampaui 30 Juni," paparnya.
"Saat ini, tidak ada ruang untuk kepentingan individu. Saya memohon akal sehat karena, pada akhirnya, FIGC yang harus memutuskan. Saya menganggap (jika membatalkan kompetisi) itu adalah kekalahan saya dan mengurangi nilai kompetisi. Ini akan mengarah pada skenario yang tidak menyenangkan."
"Saya dengan keras kepala menolak setiap refleksi yang mengarah pada kesimpulan seperti itu. Selama mungkin, saya akan terus menolak hipotesis ini," pungkas Gravina.
Sebelum penundaan, juara bertahan Juventus unggul satu poin dari Lazio setelah melakoni 26 pertandingan.
Pertandingan liga terakhir dimainkan pada 9 Maret dimana Sassuolo menang atas Brescia 3-0.
(bbk)