John McDermott dan Kontroversi Kekalahan Pengubah Nasib Tyson Fury
A
A
A
’’Saya mengalahkan Tyson Fury.’’ Kalimat itu disuarakan John McDermott seusai kekalahan angka kontroversial yang mengubah sejarah karir dan nasib Tyson Fury yang saat ini menjadi Raja Kelas Berat WBC.
Kini, nasib McDermott dan Fury bak bumi dan langit. McDermott kini tidak lagi menjadi petinju tapi sebagai pegawai kereta api di Inggris dengan rutinitas pekerjaan mengatur kabel. Sementara Fury hidup berlimpah harta sebagai Raja Kelas Berat WBC setelah merampas sabuk juara Deontay Wilder.
Andai saja saat itu, McDermott menang angka, maka nasib Fury tidak akan seperti saat ini yang hidup mewah. Tapi, roda nasib Fury selalu dinanungi keberuntungan yang membuatnya bisa seperti saat ini. Mari kita menoleh ke belakang, saat titik awal nasib Fury berubah.
11 September 2009. Hari itu akan tercatat dalam sejarah karir Fury ketika menang angka kontroversial saat melawan McDermott dalam pertarungan perebutan sabuk Kelas Berat Inggris. Dalam pertarungan di Brentwood Centre, McDermott, 30 tahun, menyulitkan Fury yang saat itu berusia 21 tahun.
Kala itu, McDermott yang mengakhiri karirnya dengan rekor (28-8, 18 KO) --bertarung terakhir kalinya pada 2013 dengan kemenangan atas Matt Skelton-- kalah angka kontroversial 10 ronde dari Fury ketika wasit Terry O'Connor memberikan skor 98-92. Padahal, banyak pengamat tinju yang menilai McDermott lebih layak menang.
Saat itu, Fury baru berusia 21 tahun dengan tujuh kemenangan beruntun. McDermott sudah mencapai 30 pertarungan dalam catatannya, dan kalah dari perkelahian kembali. ’’Mereka pikir saya akan menjalani pertarungan yang mudah. Mereka tidak berpikir saya bisa," kata McDermott.
Maklum, saat itu, Fury seperti raksasa dengan tinggi badan 206 cm melawan McDermott yang berpostur 191 cm. ’’Ini adalah seberapa tinggi Tyson Fury. Bagaimana saya akan memukul pria itu?,’’kenang McDermott.
’’Saya pikir hakim juri yang menilai itu. Tetapi penonton mencemooh dan saya melihat wasit memegang tangan Fury. Itu sebuah kegilaan, saya tidak tahu apa yang terjadi. Bagaimana dia bisa menang skor 8-2?,’’tanya dia keheranan.
Pelatih McDermott CJ Hussein mengatakan kepada Sky Sports bahwa ayah Fury, John Fury, merasa putranya telah kalah. ’’Ayah Fury berkata kepadaku di tempat parkir: 'Anakku tidak pantas mendapatkannya, dia sangat beruntung,’’kata Hussein.
"Orang-orang tidak tahu ini - Fury datang ke gym saya bertahun-tahun kemudian dengan pamannya Peter. Dia menyatukan tangannya seperti sedang berdoa dan mengatakan kepada saya: ’’Terima kasih Tuhan, McDermott mau menjalani pertarungan ulang.’’
Fury mengakhiri kontroversi duel pertama, ketika ia menghentikan McDermott di ronde kesembilan saat pertarungan ulang mereka pada 25 Juni 2010.
Setelah 10 tahun berlalu, McDermott hanya bisa menonton Fury dari jauh dengan antusias, tetapi jarang memberi tahu teman-temannya tentang hari ketika dia mengacaukan sang juara dunia Kelas Berat. Seperti yang dia katakan sekarang: "Apa gunanya?"
Apa pun itu, McDermott akan selamanya menjadi catatan kaki kecil dalam sejarah karir Fury saat kalah angka kontroversial pada 2009. Momen itu menjadi sedikit hiburan bagi McDermott dalam pekerjaannya sekarang sebagai pegawai yang bertugas memeprbaiki kabel overhead di perusahaan kereta api.
"Tentu saja itu masih mengganggu saya," kata McDermott kepada Sky Sports. "Saya tidak mengatakan bahwa saya akan bertarung untuk memperebutkan gelar dunia tetapi itu akan membantu saya, pada saat itu. Sedikit lebih banyak uang ketika tidak ada banyak uang dalam tinju. Dia seorang jutawan sekarang dan saya sedang berjuang."
Kini, nasib McDermott dan Fury bak bumi dan langit. McDermott kini tidak lagi menjadi petinju tapi sebagai pegawai kereta api di Inggris dengan rutinitas pekerjaan mengatur kabel. Sementara Fury hidup berlimpah harta sebagai Raja Kelas Berat WBC setelah merampas sabuk juara Deontay Wilder.
Andai saja saat itu, McDermott menang angka, maka nasib Fury tidak akan seperti saat ini yang hidup mewah. Tapi, roda nasib Fury selalu dinanungi keberuntungan yang membuatnya bisa seperti saat ini. Mari kita menoleh ke belakang, saat titik awal nasib Fury berubah.
11 September 2009. Hari itu akan tercatat dalam sejarah karir Fury ketika menang angka kontroversial saat melawan McDermott dalam pertarungan perebutan sabuk Kelas Berat Inggris. Dalam pertarungan di Brentwood Centre, McDermott, 30 tahun, menyulitkan Fury yang saat itu berusia 21 tahun.
Kala itu, McDermott yang mengakhiri karirnya dengan rekor (28-8, 18 KO) --bertarung terakhir kalinya pada 2013 dengan kemenangan atas Matt Skelton-- kalah angka kontroversial 10 ronde dari Fury ketika wasit Terry O'Connor memberikan skor 98-92. Padahal, banyak pengamat tinju yang menilai McDermott lebih layak menang.
Saat itu, Fury baru berusia 21 tahun dengan tujuh kemenangan beruntun. McDermott sudah mencapai 30 pertarungan dalam catatannya, dan kalah dari perkelahian kembali. ’’Mereka pikir saya akan menjalani pertarungan yang mudah. Mereka tidak berpikir saya bisa," kata McDermott.
Maklum, saat itu, Fury seperti raksasa dengan tinggi badan 206 cm melawan McDermott yang berpostur 191 cm. ’’Ini adalah seberapa tinggi Tyson Fury. Bagaimana saya akan memukul pria itu?,’’kenang McDermott.
’’Saya pikir hakim juri yang menilai itu. Tetapi penonton mencemooh dan saya melihat wasit memegang tangan Fury. Itu sebuah kegilaan, saya tidak tahu apa yang terjadi. Bagaimana dia bisa menang skor 8-2?,’’tanya dia keheranan.
Pelatih McDermott CJ Hussein mengatakan kepada Sky Sports bahwa ayah Fury, John Fury, merasa putranya telah kalah. ’’Ayah Fury berkata kepadaku di tempat parkir: 'Anakku tidak pantas mendapatkannya, dia sangat beruntung,’’kata Hussein.
"Orang-orang tidak tahu ini - Fury datang ke gym saya bertahun-tahun kemudian dengan pamannya Peter. Dia menyatukan tangannya seperti sedang berdoa dan mengatakan kepada saya: ’’Terima kasih Tuhan, McDermott mau menjalani pertarungan ulang.’’
Fury mengakhiri kontroversi duel pertama, ketika ia menghentikan McDermott di ronde kesembilan saat pertarungan ulang mereka pada 25 Juni 2010.
Setelah 10 tahun berlalu, McDermott hanya bisa menonton Fury dari jauh dengan antusias, tetapi jarang memberi tahu teman-temannya tentang hari ketika dia mengacaukan sang juara dunia Kelas Berat. Seperti yang dia katakan sekarang: "Apa gunanya?"
Apa pun itu, McDermott akan selamanya menjadi catatan kaki kecil dalam sejarah karir Fury saat kalah angka kontroversial pada 2009. Momen itu menjadi sedikit hiburan bagi McDermott dalam pekerjaannya sekarang sebagai pegawai yang bertugas memeprbaiki kabel overhead di perusahaan kereta api.
"Tentu saja itu masih mengganggu saya," kata McDermott kepada Sky Sports. "Saya tidak mengatakan bahwa saya akan bertarung untuk memperebutkan gelar dunia tetapi itu akan membantu saya, pada saat itu. Sedikit lebih banyak uang ketika tidak ada banyak uang dalam tinju. Dia seorang jutawan sekarang dan saya sedang berjuang."
(aww)