Inilah akibat Persebaya bergantung Dutra

Senin, 16 April 2012 - 08:55 WIB
Inilah akibat Persebaya bergantung Dutra
Inilah akibat Persebaya bergantung Dutra
A A A
Sindonews.com - Ketergantungan lini belakang Persebaya terhadap Otavio Dutra semakin tidak bisa dielakan. Kekalahan 1-2 dari tuan rumah Semen Padang dalam lanjutan Indonesia Primer League (IPL) di Stadion Agus Salim, Sabtu (14/4), menjadi salah satu buktinya.

Ya, dalam laga bertensi tinggi itu terlihat jelas jika ketidakhadiran Dutra, lini belakang Persebaya sangat keropos. Berulang kali umpan-umpang crossing dari sisi kanan maupun kiri membuat gawang Persebaya terancam. Maklum dua pemain belakang, Rivellino dan Khomad Suharto dalam duel bola atas kemampuannya memang juag dengan Otavio Dutra.

Bukan hanya, tanpa Dutra koordinasi di barisan belakang juga rapuh. Baik Khomad maupun Rivellino kerap salah pengertian dalam mengatisipasi pergerakan bola maupun lawan. Kedua pemain ini ikut andil dalam proses terciptanya dua gol Seman Padang ke gawang Persebaya.

Gol pertama Semen Padang yang dicetak Edward Wilson Junior ketika pertandingan baru berjalan 48 detik, menjadi bukti jika lini belakang kehilangan konsetrasi. Saat itu Khomad Suharto yang mengantikan posisi Dutra gagal mengantispasi bola umpan jauh dari lini tengah. Dengan hanya gerakan tipuan Edrwad membuat Khomad terjatuh dan langsung berhadapan dengan kiper Endra Pras.

Ceritanya akan lain seandainya Dutra ada di lapangan. Sebab, pemain asal Brasil itu bisa membawa ketenangan kepada pemain belakang lain. "Harus diakui sosok Dutra memang berpengaruh di lini belakang. Kemampuanya menghalau bola maupun membaca serangan bisa membawa ketenangan bagi pemain lain, " ujar Ibnu Grahan, Asisten Pelatih Persebaya.

Selain faktor Dutra, kehilangan Erol Iba yang sama-sama terkena akumulasi kartu juga membuat pertahanan mudah ditembus pemain Semen Padang. Apalagi di barisan sayap, tim berjuluk Kabau Sirah itu memiliki pemain sarat pengalaman Elie Eboy. Meski sudah tidak mudah lagi, berulangkali mantan pemain Timnas Indonesia dengan mudah melewati dua pemain sayap Persebaya Edy Gunawan maupun Yusuf Hamzah.

Sejak awal, Persebaya sudah terlihat ketakutan dengan absennya Dutra dan Erol. Sebab, sebenarnya kedua pemain ini tidak perlu absen jika laga melawan PSMS Medan jadi digelar. Manajamen Persebaya juga berharap agar hukuman akumulasi kartu bagi keduanya tetap berlaku saat menghadapi PSMS, namun PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS) memutuskan hukuman akumulasi kartu Erol dan Dutra harus tetap dijalani ketika melawan Semen Padang.

Celakanya, Pelatih Persebaya Divaldo Aleves juga terlalu berani mengambil resiko dengan memainkan Mat Halil lebih ke depan. Startegi memasang Halil di depan memang sempat berjalan baik ketika Persebaya mengalahkan Arema. Namun saat itu bisa berjalan baik karena pemain sayap Arema tidak secepat Semen Padang. Selain itu di lini depan Persebaya sebenarnya sudah memiliki dua striker Andik Vermansyah dan Fernando Soler.

Tapi sayang, usai pertandingan kubu Persebaya lebih banyak mengomentari buruknya kepemimpinan wasit Sulistyoko daripada strategi di lapangan. "Ada situasi di mana tuan rumah juga dirugikan. Namun, kerugiannya lebih banyak di tim kami. Sudah tiga kali dipimpin wasit Sulistyoko dan kami selalu dirugikan,” ungkap Divaldo.

Bukan hanya Divaldo, Manajer Persebaya Saleh Hanifah juga menjadikan wasit sebagai biang kekalahan. Bahkan menyebut Sulistyoko tidak layak memimpin pertandingan Indonesian Premier League (IPL). "Komisi wasit harus melakukan evaluasi terhadap dia. Sebab, kepemimpinannya selalu merugikan kami,” protesnya.

Dicontohkan Saleh, wasit tidak memberikan peringatan apapun saat gelandang Semen Padang Esteban Viscara menyikut bek kanan Persebaya Yusuf Hamzah. Akibat sikutan itu Yusuf tidak bisa melanjutkan pertandingan, namun wasit tidak memberikan kartu untuk Esteban.

Selain itu, striker Fernando Soler juga dihajar kiper Jandia Eka Putra di kotak penalti pada menit 79. Tapi wasit justru menganggap Soler yang melakukan pelanggaran. Saat itu Eka memang sudah mengusai bola, namun terlihat dengan sengaja mengarahkan kaki ke perut Soler.

Yang pasti akibat kekalahan ini, posisi Persebaya teracam keluar dari zona lima besar. Meski saat ini masih berada di peringkat ketiga, namun PSM Makasar dan Persiba Bantul berpotensi mengusur posisi Persebaya. Apalagi dalam dua pertandingan berikutnya, tim berjuluk Bledhuk Ijo harus menjalani dua laga tandang berat, derby melawa Persema Malang, Minggu (22/4) dan meladeni tuan rumah PSM Makasar, Sabtu (28/4) mendatang.
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6677 seconds (0.1#10.140)